Program Sekolah Asuh Sekolah, Strategi Banyuwangi Capai Pemerataan Kualitas Pendidikan

Sekolah Asuh Sekolah di Banyuwangi


Lembaga-lembaga pendidikan di Banyuwangi kini bisa bahu-membahu melalui program Sekolah Asuh Sekolah (SAS).

Program tersebut merupakan versi yang ditingkatkan dari program Siswa Asuh Sebaya. 

Siswa Asuh Sebaya yang dahulu merupakan program mengumpulkan dana sukarela dari siswa mampu setiap pekannya, lalu diberikan kepada rekannya yang kurang mampu di sekolah.

Data Dinas Pendidikan setempat menyebutkan total uang yang dikumpulkan siswa dari menyisihkan uang jajannya sejak 2011 mencapai Rp 21,297 miliar dan berhasil membantu 20.000 siswa kurang mampu. 

Berbeda dengan Siswa Asuh Sebaya, SAS kali ini sasarannya tidak hanya sebatas teman sebaya di sekolah yang sama, namun juga menyasar siswa di sekolah lain. 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pun mengharapkan melalui program itu dapat meningkatkan solidaritas antarsekolah.

Dia menerangkan sekolah yang memiliki kelebihan, baik dari sisi anggaran, fasilitas, maupun kapasitas, diharapkan nantinya bisa mengasuh sekolah lain yang membutuhkan pendampingan. 

"Misalnya, jika ada sekolah memiliki kelebihan komputer, bisa diberikan ke sekolah lain yang masih kekurangan komputer," kata Bupati Ipuk, Sabtu (8/5).

Guru pun bisa mengajak diskusi guru lain di sekitarnya untuk menerapkan pembelajaran yang lebih efektif.

"Sehingga SAS tidak hanya mendorong empati para pelajar, namun juga guru dan kepala sekolah," papar Ipuk. 

Menurut Ipuk, upaya tersebut menjadi salah satu strategi menjawab masalah pemerataan kualitas pendidikan di Banyuwangi. 


 Selengkapnya baca Jpnn 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard