![]() |
Biji Segawe alias kacang cinta. |
Nama sebenarnya pohon Saga (Adenanthera pavonina) namun orang
Jawa akrab menyebutnya Segawe, memiliki biji yang sangat gurih untuk dijadikan
cemilan.
Cemilan ini sangat populer di era 90'an. Namun di Kabupaten Banyuwangi, Segawe atau tren disebut Kacang Cinta ini masih lestari hingga lebaran 2021 ini.
Segawe sendiri adalah pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan biji kecilnya yang berwarna merah merekah. Sekilas tentang pohon Segawe, tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan namun sekarang telah tersebar pantropis termasuk di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
Di Banyuwangi, khususnya di era pemerintahan Bupati Purnomo Sidik, pohon ini banyak ditanam di tepian jalan sebagai tanaman peneduh.
Pohon ini mampu tumbuh hingga puluhan meter tingginya. Secara fisik, pohon Segawe memiliki daun menyirip ganda layaknya kebanyakan anggota suku polong-polongan lainnya.
Saat tiba waktu gugur, buah Segawe ini akan mengering dan mengeluarkan isi mirip kacang berwarna merah. Biji tersebut akan menempel pada bungkus buah yang mengering dan berbentuk menggulung. Biasanya, banyak biji yang berguguran di tanah karena tertiup angin atau faktor lainnya.
Paling umum, biji tersebut dapat dinikmati hanya dengan menyangrai dengan pasir atau pecahan atap genteng. Hingga warnanya kecoklatan dan sedikit pecah cangkangnya, maka bini Segawe ini dapat dikatakan sudah matang dan langsung bisa dimakan.
Rasanya pun terbilang cukup unik. Mirip kacang almond namun agak sedikit pahit. Disarankan, cemilan ini hanya untuk mereka yang masih memiliki gigi geraham yang kokoh dan utuh. Ini karena, biji Segawe memiliki tekstur yang lumayan keras dibandingkan kacang tanah.
Saat ini, biji Segawe sudah tidak lagi banyak ditemukan di Banyuwangi. Hanya di beberapa wilayah saja yang masih tumbuh subur. Seperti di Kecamatan Sempu, Kalibaru dan Wongsorejo.
Di pedesaan, biji-biji merah tersebut biasanya masih disajikan oleh pemilik rumah sebagai cemilan lebaran. Untuk usia layak konsumsi, biji Segawe terbilang cukup panjang. Namun perlu diingat, semakin sering terkena udara maka semakin cepat melempem atau tengik.
Untuk diketahui, biji Segawe dahulu kala dipakai sebagai penimbang emas karena beratnya selalu konstan. Daunnya dapat dimakan dan mengandung alkaloid yang berkhasiat bagi penyembuhan reumatik. Bijinya mengandung asam lemak sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif (biodiesel).
Selain bijinya dapat dijadikan cemilan sehari-hari, kayu
pohon Segawe sendiri banyak digunakan untuk bahan bangunan, pembuatan kayu dan
juga arang. Ini karena, kayu pohon Segawe diyakini merupakan kayu paling keras
dari segala jenis pohon lainnya.
Selengkapnya baca TimesIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar