![]() |
Tol Probowangi (Moneter.id) |
Proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) masih
menghadapi sejumlah kendala di lapangan. Sedianya, PT Jasamarga Probolinggo
Banyuwangi, anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk, selaku badan usaha jalan
tol (BUJT) dapat memulai pekerjaan konstruksi Tol Probowangi sekitar
Oktober-November 2020.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan, setidaknya ada tiga kendala
utama yang dihadapi BUJT.
Pertama adalah alokasi dana pembebasan lahan yang menjadi
kendala utama terhambatnya konstruksi fisik Tol Probowangi.
"Kendala kedua adalah perubahan forecast trafik atau
arus lalu lintas," ujar Danang, Kamis (08/04/2021).
Sementara kenaikan biaya konstruksi yang dipicu permintaan
untuk penanganan khusus di Taman Nasional Baluran, menjadi kendala ketiga.
Awalnya, biaya konstruksi tol sepanjang 171,56 kilometer ini
diestimasikan Rp 23,3 triliun.
Namun demikian, menurut Danang, saat ini para ahli satwa
sedang melakukan penelitian mengenai pergerakan endangered specied supaya dapat
dilakukan mitigasi risiko yang sesuai.
Jalan Tol Probowangi terbagi menjadi tiga seksi. Seksi 1
Probolinggo-Besuki (29,6 kilometer), Seksi 2 Besuki-Bajulmati (110,875
kilometer), dan Seksi 3 Bajulmati-Ketapang (31,041 kilometer).
Jalan bebas hambatan berbayar ini akan menjadi titik akhir
jaringan Jalan Tol Trans-Jawa. Konsesi untuk pembangunan jalan tol ini adalah
35 tahun.
Sebelumnya diberitakan, PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi
masih menunggu penyerahan sebagian lahan dari BPJT.
Paket 1 akan dikerjakan oleh KSO PT Waskita Karya (Persero)
Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Paket 2 dikerjakan oleh KSO PT Adhi
Karya (Persero) Tbk-PT Nindya Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya
(Persero).
Sedangkan Paket 3 dikerjakan oleh KSO PT PP (Persero) Tbk
dan Gorip Nanda Guna. Konstruksi Jalan Tol Probowangi secara keseluruhan
direncanakan bisa selesai pada 2025 mendatang.
Selengkapnya baca Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar