![]() |
Ikan Cupang yang cantik (via Scitechdaily.com) |
Mahasiswa asal Banyuwangi Ervando Suryanata sukses menekuni
bisnis ikan cupang. Berangkat dengan modal Rp 1,2 juta, dia berhasil meraup
omzet hingga Rp 30 juta per bulan pada masa pandemi ini.
Ervando bercerita jika dirinya memulai usahanya itu berawal
dari kecelakaan yang menyebabkannya patah tulang.
Ervando adalah pemilik usaha Surya Bettafish yang berada di
Jl. Kemuning, Kecamatan Glagah Banyuwangi. Saat kecelakaan pada pertengahan
tahun 2017, mahasiswa masih menempuh studi di Malang ini sempat berpikir untuk
tidak mungkin bekerja kantoran.
"Lalu datang adik kelas menjenguk dan bercerita kalau
berhasil jual ikan cupang senilai Rp 800 ribu. Saya kaget. Ditambah penasaran
karena dulu kalau piara ikan cupang empat hari saja mati, ini kok malah ada
yang jual dengan harga tinggi. Saya lalu berpikir ikut jualan juga,"
ceritanya kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mengunjungi tokonya pada
Sabtu (6/3/2021).
Ervando lalu mencoba memelihara dua ekor cupang dan ternyata berhasil hidup hingga satu bulan. Berbekal ini, dia lalu beli ikan mungil ini secara partai di Medan senilai Rp 1,2 juta. Ikan tersebut dipelihara di tempat kosnya, dan dijual secara online.
Tanpa sepengetahuan orang tua, usahanya terus berkembang.
Kamar kosnya berubah menjadi tempat display ikan hingga penuh sesak. Uang hasil
penjualan dia putar terus untuk mengembangkan usahanya.
"Sambil berjualan itu saya belajar 'beternak' cupang.
Awalnya breeding sering gagal. Sempat bertelur banyak, lalu banyak yang mati,
tinggal dua yang bertahan. Tapi karena sudah nekat, saya terus belajar,"
kata Ervando.
Saat pandemi tiba dan mengharuskan kuliah daring, Ervando
memboyong "dagangan"nya ke Banyuwangi. Di rumah orang tuanya,
usahanya justru berkembang.
"Awalnya dulu orang tua sempat pesan kalau pelihara
ikan cupang jangan sampai lebih dari 10. Ternyata saya malah jualan cupang.
Akhirnya, orang tua justru memberi ruang untuk membuka toko di rumah,"
ujarnya.
Di Banyuwangi, budidaya cupang yang dilakukan Ervando
berkembang. Tidak hanya melakukan pembesaran dan perkawinan ikan, namun juga
mulai menjual pakan juga perlengkapan memelihara ikan yang memiliki nama latin
betta splendes ini.
"Mereka yang beli ikan cupang di sini juga saya ajarkan
bagaimana memelihara ikan cupang yang benar. Misalnya mediumnya disarankan
menggunakan medium air sumur, lebih baik lagi rendaman air daun ketapang. Kalau
paka air PAM, warnanya cepat pudar," terang ervando kepada Ipuk.
Pesanan datang dari Jakarta, Bandung, Riau, Samarinda,
Pontianak, dan kota besar lain di Pulau Jawa. Ervando mengaku sebagai spesialis
menjual cupang koi. Di tokonya kita bisa menemui jenis nemo, juga jenis
halfmoon double tale.
"Namun tetap yang paling banyak pembeli dari Banyuwangi
sendiri. Banyak penjual ikan yang beli partai. Profesinya juga macam-macam,
mulai anak hingga kolektor cupang," ujarnya.
Berkembangnya usaha Ervando ini diiringi dengan peningkatan
omset. Pada pertengahan tahun lalu, dia bahkan menerima pesanan hingga senilai
Rp 30-40 juta per bulannya. Kini, sebulan rata-rata Rp 10-15 juta.
"Mungkin karena pandemi orang banyak di rumah, ditambah
cupang sedang booming, saya bisa menikmati hasil yang tidak pernah saya pikir sebesar ini," ucapnya.
Pendapatan besar yang dia dapatkan digunakan untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari dia. Ervando kini bisa membayar sendiri biaya kos dan
kuliah. Uang yang dia dapatkan digunakan juga untuk mengembangkan usahanya.
"Dan yang paling menyenangkan, saya bisa bersedekah lebih banyak,"
ucapnya.
Ipuk mengaku bangga dengan apa yang dilakukan ervando. Bagi
dia, sosok ervando adalah contoh anak muda yang gigih dan mampu menjadikan
masalah tidak sebagai penghalang, namun justru jeli melihat peluang lain.
"Kita bisa lihat bagaimana kecelakaan justru menjadi
titik balik dia untuk memulai usaha," ujarnya.
Ipuk pun menjelaskan bahwa salah satu program pemkab ke
depan adalah mendorong anak-anak muda untuk berani membuka peluang bisnis lewat
program inkubator bagi pengusaha muda.
"Tidak menutup kemungkinan, Ervando akan kami libatkan
di program tersebut sebagai motivator bagi yang lain. Ervando bisa jadi
inspirasi bagi anak muda untuk berani memulai usaha," ucapnya.
Ervando lalu mencoba memelihara dua ekor cupang dan ternyata berhasil hidup hingga satu bulan. Berbekal ini, dia lalu beli ikan mungil ini secara partai di Medan senilai Rp 1,2 juta. Ikan tersebut dipelihara di tempat kosnya, dan dijual secara online.
Selengkapnya baca SuaraIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar