![]() |
Desain Kapal Katopo (via Its.ac.id) |
Kapal nelayan berbahan bakar minyak (BBM) sudah lumrah. Pada umumnya nelayan Indonesia menggunakan kapal bermesin dengan BBM. Tentunya, bahan bakar itu tidak ramah lingkungan.
Tapi bagaimana kalau ada kapal nelayan yang non BBM, karena menggunakan ombak sebagai energi penggantinya? Inilah keistimewaan kapal Katopo yang berenergi ombak hasil karya inovatif mahasiswa ITS Surabaya. Tak hanya hemat tapi sekaligus ramah lingkungan.
Dua orang mahasiswa dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS, Ayunda Iga Indraswari dan Muhammad Arif Billah, berhasil menggagas sebuah kapal jukung ramah lingkungan. Disebut ramah lingkungan, karena mereka berdua berinovasi dengan memanfaatkan energi ombak laut sebagai pengganti BBM.
Inovasi kapal tenaga ombak itu diberi nama Katopo. Nama ini memiliki kepanjangan kapal dengan sumber energy PLTO-Naga Air dan Sel Photovoltaic. Kapal ini sudah diterapkan pada nelayan Muncar, Banyuwangi, dengan hasil yang memuaskan.
Manfaatkan ombak laut
![]() |
M. Arif Billah dan Ayunda, dua mahasiswa ITS Surabaya perancang kapal Katopo (via Its.ac.id) |
Kapal Katopo dikembangkan dengan memanfaatkan energi ombak laut sebagai energi penggerak kapal yang sistemnya diintegrasikan pada cadik
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO) ini menggunakan sistem terapung yang ditambat dan terdiri dari beberapa struktur yang saling bersambungan berbentuk silinder terapung (ponton) dengan penyambung fleksibel (batang hidrolik).
Mereka berinovasi karena melihat peningkatan perkembangan hasil tangkapan ikan laut di Banyuwangi. Tentu saja hal ini tak terlepas dari peran para nelayan daerah yang berlayar mencari ikan.
"Khususnya di Kecamatan Muncar itu sendiri sudah
tercatat ada 9.846 nelayan aktif," jelas Ayunda.
Dari laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, sebagian besar kapal nelayan di Muncar masih menggunakan mesin motor berbahan bakar BBM.
Namun para nelayan juga menyiasatinya dengan memodifikasi mesin kapal agar dapat menggunakan campuran bahan bakar dengan perbandingan tertentu.
Temuan di lapangan bahwa ada perilaku nelayan yang sering membuang sisa-sisa bahan bakar tentu sangat berpotensi menyebabkan pencemaran, sehingga menurunkan kualitas perairan di pelabuhan.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Ayunda dan rekannya yakni Muhammad Arif Billah berpikir untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari pembuangan minyak ke laut.
"Yakni dengan mengganti kapal berbahan bakar BBM dengan kapal berenergi ombak laut, karena tidak berdampak buruk bagi lingkungan," terang Ayunda.
Dikombinasi energi surya
Katopo sendiri memanfaatkan energi ombak laut sebagai penggerak kapal memiliki tinggi dan periode gelombang tidak tetap. Sehingga mereka mengkombinasikannya dengan energi surya.
Diawali dengan energi dari ombak diubah menjadi energi listrik dan disimpan di dalam baterai atau aki. Kemudian, sel surya pada bagian atap kapal juga akan menghasilkan energi tambahan pada mesin, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penggerak motor kapal nelayan.
Melalui inovasi yang dinilai ramah lingkungan dan tidak memakan banyak biaya ini, Ayunda berharap Katopo dapat memperbaiki kualitas perairan di Indonesia.
"Katopo juga mampu menambah kualitas hidup nelayan dan menumbuhkan kesejahteraan kehidupan nelayan di Indonesia khususnya Banyuwangi," harapnya. (Kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar