Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan sebagai kabupaten
dengan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Terbaik se-Jawa Timur dalam
ajang Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD).
Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Gubernur
Jatim Soemarno kepada Bupati Abdullah Azwar Anas di Surabaya.
Anas berterima kasih atas apresiasi yang diberikan Pemprov
Jawa Timur terhadap capaian pembangunan Banyuwangi.
"Pemprov Jatim, Gubernur Pakde Karwo dan Wagub Gus
Ipul, selalu memberikan dukungan bagi Banyuwangi. Ini adalah sebuah kebanggaan
tersendiri. Kemajuan Banyuwangi selalu menjadi bagian kemajuan Jatim,"
kata Anas, Rabu (18/4/2018).
Anas melanjutkan, Banyuwangi mendapatkan penilaian terbaik
berdasarkan beberapa aspek penilaian. Salah satunya Banyuwangi memiliki inovasi
perencanaan yang terintegrasi melalui sistem informasi manajemen perencanaan,
penganggaran dan pelaporan (SIMRAL).
"Semua perencanaan pembangunan kami kunci tersistem,
jadi apa yang mau dilakukan semua harus masuk ke dalam perencanaan. Tidak ada
proyek yang bisa masuk tiba-tiba di tengah jalan. Sistem ini sudah mendapat
pengakuan dari KPK," kata Anas.
Aspek berikutnya, lanjut Anas, adalah analisis teknokratis
Banyuwangi untuk perencanaan program juga dinilai baik. Banyuwangi setiap tahun
selalu memetakan problem di tiap-tiap wilayah kecamatan secara detail.
"Kami membuat kuadran yang membagi wilayah kecamatan
menurut tingkat pendidikan, kesehatan, hingga perekonomian hingga terlihat
kecamatan mana yang tertinggal atau lebih maju dari lainnya. Misalnya Kecamatan
Wongsorejo yang sebelumnya berada di kuadran empat atau rendah, sekarang sudah
naik ke kuadran yang lebih tinggi karena semua program kami fokuskan kesana.
Mulai pendidikan, kesehatan, hingga sektor pertanian," terang Anas.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Suyanto Waspotondo menambahkan, semua sistem pembangunan itu mampu menghasilkan
sejumlah capaian. Di antaranya kemiskinan yang melorot drastis ke level 8,6
persen dari sebelumnya selalu di atas dua digit. Pendapatan per kapita juga
melonjak menjadi Rp41,46 juta pada 2016.
"Jadi bukan hanya perencanannya yang bagus, tapi juga
dicek capaian pembangunannya, apa dampaknya ke ekonomi masyarakat,"
ujarnya.
Suyanto menambahkan, dalam penilaian penghargaan terbaru
ini, tim penilai terdiri atas ahli independen dari Universitas Brawijaya,
Universitas Trunojoyo, dan BPS Jatim. "Bersama Pemprov Jatim, mereka
melakukan kunjungan lapangan untuk mengklarifikasi dan mengecek apakah sesuai
antara perencanaan dan capaian pembangunan yang sudah dilakukan
Banyuwangi," terangnya. (Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar