Pemkab Banyuwangi kembali menerima penghargaan dari pemerintah. Kali ini berupa Anugerah Dana Rakca dari
Kementerian Keuangan. Penghargaan diserahkan oleh Presiden Joko Widodo kepada
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Istana Bogor, Rabu (6/12/2017).
Anugerah Dana Rakca diberikan Kemenkeu kepada daerah
berkinerja pengelolaan keuangan terbaik. Selain itu, kinerja peningkatan
pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat menjadi pertimbangan utama. Hanya
tiga kabupaten yang mendapat anugerah itu. Untuk provinsi, tiga yang
mendapatkannya, yaitu Jatim, Sumbar, dan Sumsel.
”Terima kasih Pak Jokowi dan Ibu Menteri Keuangan. Ternyata
yang dilakukan Banyuwangi dipotret dan diapresiasi pemerintah pusat. Ini
kebanggan sekaligus pemicu semangat untuk terus mengembangkan daerah dalam
rangka menyukseskan Nawacita Presiden Jokowi,” kata Anas. “Kami juga berterima
kasih ke Gubernur Jatim Pakde Karwo dan Wagub Jatim Gus Ipul yang selama ini
terus membantu pengembangan Banyuwangi,” imbuh Anas.
Anas mengatakan, Pemkab Banyuwangi berupaya mendorong
pengelolaan keuangan yang akuntabel, mulai perencanaan, penganggaran, tata
kelola, audit hingga evaluasi yang terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi
informasi. “Dengan sistem ini, semua terintegrasi online. Bahkan kami dorong ke
pengelolaan keuangan desa melalui e-village budgeting dan e-monitoring system,”
kata Anas.
Penyusunan laporan keuangan Banyuwangi, imbuh Anas, telah
menggunakan sistem berbasis akrual, bahkan termasuk yang pertama di Indonesia
menerapkan sistem tersebut sejak 2014. Anas menambahkan, pengelolaan keuangan
yang baik tidak semata-mata untuk kepentingan administratif memenuhi hukum
keuangan negara. Tapi harus berdampak ke ekonomi masyarakat.
”Jadi ini bukan hanya aspek administratif, karena pemerintah
pusat mendorong bahwa pengelolaan keuangan yang baik harus tecermin dari
peningkatan layanan dasar publik dan ekonomi warga,” papar Anas.
Dia menambahkan, peningkatan ekonomi terlihat dari peningkatan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi dari Rp 32,46 triliun pada
2010 menjadi Rp 66,34 triliun pada 2016. Pendapatan per kapita warga juga
melonjak dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang
per tahun.
”Dari sisi pelayanan publik, ada program Smart Kampung yang
menjadikan desa sebagai garda terdepan. Ada Mal Pelayanan Publik yang telah
mengintegrasikan 142 jenis dokumen/izin di satu tempat, sehingga warga
dimudahkan,” papar Anas.
Sebelumnya, Kementerian PAN-RB juga memberikan penilaian A
dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) untuk
Banyuwangi, yang menempatkan kabupaten itu sebagai satu-satunya yang
mendapatkan nilai A se-Indonesia. (Tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar