Pengembangan Pantai Selatan (Pansela) atau Jalur Lintas
Selatan (JLS) akan segera dimulai. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pekerjaan
Umum, Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Banyuwangi, Mujiono, Sabtu
(9/12/2017).
Pada tahap awal, nantinya akan digarap sepanjang 3
kilometer, dimulai dari batas akhir bangunan di Dusun Kakao, Kecamatan
Glenmore, Banyuwangi.
"Dari sisi Banyuwangi, tinggal sekitar 21 kilometer yang belum terbangun dari total 106 kilometer. Tahun depan, dibangun tiga kilometer lagi dengan lebar jalan 20 meter," jelas Mujiono saat meninjau JLS di Kawasan Perkebunan Kendeng Lembu, Kecamatan Glenmore.
Saat ini, kata Mujiono, pemerintah telah menganggarkan pengembangan jalan itu. "Anggaran dari APBN senilai Rp 50 Milyar, nantinya jalan yang akan dibangun itu dua kali lipat dari jalan yang ini (sudah dibangun) sekitar 20 -30 meter," ungkapnya seperti dilansir dari portal Beritajatim.com.
Semua lahan yang dilalui JLS ini, kata Mujiono, merupakan tanah milik Perkebunan PTPN XII. "Dari sisi Banyuwangi ini lahannya milik perkebunan, semua sudah selesai pembebasan. Harapannya 2018 dapat segera dimulai," jelasnya.
Diharapkan, pembangunan JLS bakal mempercepat pergerakan ekonomi wilayah selatan. Kantong-kantong kemiskinan yang cukup banyak di kawasan selatan bisa segera diatasi, antara lain dengan pengembangan pariwisata di sepanjang jalur tersebut.
"Dari sisi Banyuwangi, tinggal sekitar 21 kilometer yang belum terbangun dari total 106 kilometer. Tahun depan, dibangun tiga kilometer lagi dengan lebar jalan 20 meter," jelas Mujiono saat meninjau JLS di Kawasan Perkebunan Kendeng Lembu, Kecamatan Glenmore.
Saat ini, kata Mujiono, pemerintah telah menganggarkan pengembangan jalan itu. "Anggaran dari APBN senilai Rp 50 Milyar, nantinya jalan yang akan dibangun itu dua kali lipat dari jalan yang ini (sudah dibangun) sekitar 20 -30 meter," ungkapnya seperti dilansir dari portal Beritajatim.com.
Semua lahan yang dilalui JLS ini, kata Mujiono, merupakan tanah milik Perkebunan PTPN XII. "Dari sisi Banyuwangi ini lahannya milik perkebunan, semua sudah selesai pembebasan. Harapannya 2018 dapat segera dimulai," jelasnya.
Diharapkan, pembangunan JLS bakal mempercepat pergerakan ekonomi wilayah selatan. Kantong-kantong kemiskinan yang cukup banyak di kawasan selatan bisa segera diatasi, antara lain dengan pengembangan pariwisata di sepanjang jalur tersebut.
Konsep Pengembangan
JLS Menurut Azwar Anas
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menilai,
pengembangan JLS Jatim yang membentang dari Kabupaten Banyuwangi sampai Pacitan
perlu menjadi prioritas ke depan. Jalan tersebut bakal mendorong pengembangan
ekonomi wilayah selatan.
“Serta mengurangi disparitas antara wilayah selatan dan
utara. Selama ini kesejahteraan warga di wilayah selatan Jatim selalu lebih
rendah dibanding kawasan utara. Pendapatan per kapita dua kawasan itu timpang.
Pusat ekonomi dengan infrastruktur oke dan SDM unggul memusat di utara dengan
Surabaya sebagai episentrumnya. JLS menjadi salah satu jalan mengoreksi
disparitas spasial tersebut,” ujar Anas seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Lebih lanjut menurut Anas, pembangunan JLS bisa diakselerasi
dengan sinergi pusat, provinsi, dan kabupaten. Pemanfaatan jalur tersebut bisa
menjadikan banyak kawasan sepanjang JLS sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
“Tentu juga harus dibarengi dengan pengembangan SDM dan
introduksi inovasi teknologi baru untuk mengangkat potensi pertanian dan
perikanan sepanjang jalur tersebut,” paparnya.
Untuk diketahui, pembangunan JLS membentang dari Pacitan,
Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, hingga Banyuwangi.
Jaraknya sekitar 670 km. Sementara itu, dari sisi Banyuwangi,
tinggal sekitar 21 km yang belum terbangun dari total 106 km. Tahun depan,
dibangun tiga kilometer lagi dengan lebar jalan 20 meter, sehingga kurang 18 km
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar