Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menerima anugerah Leadership Award dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Senin malam (18/12/2017). Leadership Award diberikan Kemendagri kepada kepala daerah berprestasi dengan tujuh indikator yang dinilai akademisi dan kalangan organisasi non-pemerintah (NGO).
Bagi Anas yang kini menjadi calon wakil gubernur Jatim, apresiasi dari Kemendagri
itu dianggapnya sebagai pelecut sekaligus 'modal' untuk kampanye.
"Pak Mendagri Tjahjo Kumolo titip pesan untuk terus melakukan inovasi secara berkelanjutan yang berbasis pada gotong royong. Kunci pengembangan daerah memang cuma dua, mau dijlentrehkan dalam teori apapun, intinya cuma dua, yaitu inovasi dan gotong royong atau dalam zaman now disebut kolaborasi," papar Anas.
"Jatim ke depan juga begitu, nafasnya inovasi dan kolaborasi," ujar Anas yang bakal berpasangan dengan Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Sementara itu, tujuh indikator yang dinilai Kemendagri adalah kapabilitas, akseptabilitas, kompatibilitas, kredibilitas, integritas, rekam jejak, dan inovasi. Akademisi yang terlibat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Paramadina, dan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Selain itu, dari Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD).
"Tim penilai independen dalam tiga bulan terakhir melakukan kunjungan ke daerah untuk observasi lapangan. Bupati Anas menduduki peringkat pertama dari sejumlah indikator penilaian yang ditetapkan Kemendagri," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banyuwangi Suyanto Waspo Tondo.
Yang tidak kalah penting, kata Suyanto, adalah hasil kinerja yang ditunjukkan lewat peningkatan kesejahteraan warga di mana Banyuwangi mampu meningkatkan pendapatan per kapita warga dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen.
"Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat menjadi 8,79 persen pada 2016, lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jatim sebesar 11,77 persen," jelas Suyanto. (Detik.com)
Ya kalau diibaratkan, ini jadi modal lah, jadi gizi untuk kampanye. Bukan modal dalam arti duit ya, tapi modal kinerja untuk meyakinkan publik, karena publik kan sudah dewasa, sudah semakin rasional bahwa mereka perlu kinerja yang sudah berjalan, bukan yang baru akan berjalan atau baru konsep saja," ujar Anas, Selasa (19/12/2017).Anas mengatakan, berbagai apresiasi yang didapatkan Banyuwangi dari berbagai institusi kredibel, seperti Kemendagri, Kementerian Keuangan, dan bahkan Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), adalah buah dari inovasi yang berpadu dengan gotong royong.
"Pak Mendagri Tjahjo Kumolo titip pesan untuk terus melakukan inovasi secara berkelanjutan yang berbasis pada gotong royong. Kunci pengembangan daerah memang cuma dua, mau dijlentrehkan dalam teori apapun, intinya cuma dua, yaitu inovasi dan gotong royong atau dalam zaman now disebut kolaborasi," papar Anas.
"Jatim ke depan juga begitu, nafasnya inovasi dan kolaborasi," ujar Anas yang bakal berpasangan dengan Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Sementara itu, tujuh indikator yang dinilai Kemendagri adalah kapabilitas, akseptabilitas, kompatibilitas, kredibilitas, integritas, rekam jejak, dan inovasi. Akademisi yang terlibat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Paramadina, dan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Selain itu, dari Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD).
"Tim penilai independen dalam tiga bulan terakhir melakukan kunjungan ke daerah untuk observasi lapangan. Bupati Anas menduduki peringkat pertama dari sejumlah indikator penilaian yang ditetapkan Kemendagri," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banyuwangi Suyanto Waspo Tondo.
Yang tidak kalah penting, kata Suyanto, adalah hasil kinerja yang ditunjukkan lewat peningkatan kesejahteraan warga di mana Banyuwangi mampu meningkatkan pendapatan per kapita warga dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen.
"Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat menjadi 8,79 persen pada 2016, lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jatim sebesar 11,77 persen," jelas Suyanto. (Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar