Era transaksi nontunai dimulai di Banyuwangi. Di tingkat nasional pembayaran berbasis e-money umumnya diterapkan untuk transportasi, di Banyuwangi dimulai untuk membayar retribusi pasar. Sistem pembayaran retribusi pedagang pasar berbasis elektronik (e-retribusi pasar atau disingkar erpas) ini diluncurkan oleh Bupati Abdullah Azwar Anas di Pasar Blambangan Banyuwangi, Minggu (17/9).
Bupati Anas mengatakan, ini merupakan bagian dari komitmen
pemerintah untuk meningkatkan transparansi dalam pendapatan daerah melalui
retribusi. "Masyarakat pedagang juga dimudahkan dalam membayar retribusi.
Tinggal gesek saja," kata Anas.
"Dan ini menumbuhkan saling percaya. Masyarakat lebih
percaya ke pemerintah karena uangnya langsung masuk sistem, kalau sebelumnya
kan uangnya dititipkan ke petugas yang keliling. Jadi pedagang tidak khawatir
dana yang dibayarkan bocor," imbuh Anas.
Anas menambahkan, retribusi pasar menyumbang pendapatan
daerah sebesar Rp5 miliar pada 2016, dan diharapkan meningkat menjadi Rp5,8
miliar pada 2017. "Dengan sistem ini, transaksi bisa dikontrol real
time," jelas bupati berusia 44 tahun ini.
Sistem ini dijalankan dengan cara setiap pedagang dibekali
kartu ATM. Pedagang tinggal mengisi saldonya, lalu menggesek setiap hari di
mesin EDC yang telah disiapkan petugas.
"Alhamdulillah, ternyata transformasi perilaku bisa
bertahap kita lakukan, dari transaksi uang tunai menjadi nontunai, ini sesuai
target besar Presiden Jokowi mewujudkan cashless society dalam Gerakan Nasional
Non Tunai," ujarnya.
Usai melakukan peluncuran, Anas langsung ikut berbelanja
beberapa sayuran, seperti cabai rawit, tomat, dan sayur sawi. "Ini
sekalian belanja di pasar, mumpung hari libur. Sekaligus melihat kondisi pasar,
ayo terus dijaga ya biar bersih dan saluran airnya bisa lancar," pesan
Anas ke para pedagang.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ketut Kencana
mengatakan, Pasar Blambangan merupakan pilot project pelaksanaan e-retribusi
pasar. Sembari terus disempurnakan berdasarkan masukan pedagang, sistem ini
secara bertahap akan diterapkan di semua pasar milik daerah.
"Sekarang yang menggunakan sistem ini ada 209 pedagang.
Ini terus kita tingkatkan, terus kami sosialisasikan," ujar Kencana.
Salah seorang pedagang, Abdullah, mengaku senang dengan
sistem pembayaran elektronik ini karena lebih efisien. "Para pedagang juga
tidak khawatir uangnya bocor karena langsung masuk ke sistem," ujarnya.
(Beritasatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar