Program E-Village Budgeting (EVB) Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi mendapatkan penghargaan Top 40 dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan
Publik (Sinovik) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Menpan-RB) tahun 2017.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, kepada Wakil
Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko di Stadion Manahan Solo, Jum'at (25/8/2017).
Sebelumnya, program EVB telah memperoleh penghargaan Top 99
Inovasi Layanan Publik Nasional. Dari hasil penilaian lanjutan tim Kemenpan RB
ke Banyuwangi, inovasi kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini berhasil masuk
kedalam Top 40 Inovasi Layanan Publik.
"Ini sekaligus menjadi pelecut semangat untuk terus
berinovasi menciptakan pelayanan publik terbaik. Kami berharap, inovasi ini
bisa bermanfaat lebih luas dan ke depan dapat diduplikasi seluruh daerah di
Indonesia,” ujar Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko.
Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan
melalui sistem ini, kontrol atas pemanfaatan dana desa bisa dilakukan setiap
saat tanpa harus datang ke setiap desa. Petugas bisa tahu progress pekerjaan
hingga ke pelosok desa, lengkap dengan foto dan titik lokasinya melalui Google
Map, sehingga tidak bisa ada proyek ganda atau fiktif.
“Jadi sistem ini dapat memangkas mata rantai penyusunan dan
pengawasan anggaran secara manual di level desa," ungkap Anas.
Hal ini, kata Anas, membuat proses pengawasan menjadi lebih
efektif dan efisien, mengingat wilayah Banyuwangi yang sangat luas. Bahkan
jarak tempuh dari satu desa ke desa yang lainnya, bisa mencapai 3 jam
perjalanan.
"Sehingga, pengawasan secara manual dirasa sangat tidak
efektif karena membutuhkan waktu yang lama,” terangnya.
Sejak diterapkan tiga tahun lalu, EVB telah menarik
perhatian banyak pihak. Berbagai daerah di Indonesia telah bertandang ke
Banyuwangi khusus untuk belajar intens tentang sistem pengelolaan keuangan desa
tersebut. Sebut saja, Pemkab Muara Enim, Pemkab Dairi, Pemkab Serdang Bedagai
dan masih banyak lagi.
“Bahkan beberapa diantaranya, juga telah menyatakan
ketertarikannya melakukan MoU untuk mereplikasi sistem ini,” pungkas Anas.
EVB merupakan inovasi penganggaran desa yang
mengintegrasikan mulai perencanaan, tata kelola, pelaporan, hingga evaluasi
dengan memanfaatkan teknologi informasi yang bisa diakses secara luas. Sistem
ini menyinergikan keuangan dan pembangunan di tingkat desa dengan kabupaten,
sehingga tercipta keselarasan dan tidak bisa ada intervensi program di tengah
jalan.
Pengawasan juga dilakukan melalui sistem lengkap dengan
titik koordinat dan gambar perkembangan proyek pembangunan, sehingga menutup
celah adanya proyek ganda atau fiktif. (Beritajatim.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar