Laju inflasi Banyuwangi terus terjaga kurun waktu terakhir
ini. Bahkan inflasi Banyuwangi merupakan terendah di Jawa Timur sebesar 0,66
persen pada Januari 2017.
Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Banyuwangi terus
meningkat. Bahkan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi, telah menyalip Kabupaten
Jember.
Wilayah Kerja Bank Indonesia Jember meliputi lima kabupaten,
Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Lumajang, Dari lima wilayah
tersebut, selama ini Jember selalu lebih unggul.
Namun kini telah dilampaui oleh Banyuwangi.
”Dari lima kabupaten, sekarang Banyuwangi telah melampaui
Jember,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember, Achmad Bunyamin,
Minggu (18/2/2017).
Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, dan Pemkab Banyuwangi
telah menggelar High Level Meeting, tim pengendalian inflasi daerah, Sabtu
(17/2).
Inflasi Jawa Timur berada di kisaran 1,52 persen, dan
Banyuwangi menjadi daerah dengan inflasi terendah dengan 0,66 persen. Sedangkan
inflasi Jember mencapai 1,46 persen.
Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi pun meningkat. Produk
Domestik Regional Bruto Banyuwangi Rp 60 trilyun, sedangkan Jember berada dalam
kisaran Rp 54 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember, Achmad
Bunyamin mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun
yang paling utama ada leadersip.
”Banyak faktor yang menentukan, terutama leadersip. Saya
melihat di Banyuawangi, SKPD sangat aktif untuk berbuat sesuatu. Juga terdapat
sinergitas di sini,” kata Bunyamin.
Kebijakan Banyuwangi yang menjadikan pariwisata sebagai
leading sector saat ini telah on the track. Meskipun pariwisata tidak terlalu
banyak menyumbang PDRD.
Namun dari pariwisata, turut menggerek sektor lainnya. ”Dengan pariwisata mendorong banyak sektor perekonomian
tumbuh. Beda dengan daerah lain yang kontemporer,” kata Bunyamin.
Ditambah lagi, event-event Banyuwangi melalui Banyuwangi
Festival yang telah terjadwal dan tertata membuat aktifitas ekonomi, terutama
UMKM turut bergeliat.
Bunyamin mengatakan, sektor penggerek ekonomi terbesar di
Banyuwangi tetap pertanian. Karena itu, Bank Indonesia meminta Banyuwangi untuk
tetap menjaga sektor ini, terutama distribusi. Bunyamin mengatakan, Banyuwangi
harus tetap menjaga distribusi ekspor.
”Distribusi harus dijaga. Jangan mudah tergoda dengan harga
di luar, seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya, yang membuat
barang-barang keluar Banyuwangi. Sehingga harga terus terjaga,” kata Bunyamin.
Selain distribusi, Bank Indonesia juga merekomendasikan agar
Banyuwangi, bisa memaksimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang bergerak
di dua bidang, perdagangan dan pariwisata. Di perdagangan BUMDes bisa
bekerjasama dengan bulog untuk pengendalian inflasi daerah.
Sedangkan pariwisata menggerakkan program unggulan utamanya
UMKM. Ini bisa menjadi sumber investasi baru di Banyuwangi.
”Sektor Ini bisa menjadi people power untuk membangun desa,”
kata Bunyamin. (Tribunnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar