Untuk pertama kalinya, kapal pesiar berlabuh di Pelabuhan
Tanjungwangi, Banyuwangi, Kamis (20/10) pagi. Kapal yang membawa rombongan
wisatawan dari berbagai negara ini akan mengeksplorasi berbagai destinasi
wisata di Banyuwangi, mulai Perkebunan Kopi, Desa Adat Using, hingga Gunung
Ijen.
Begitu berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi, rombongan wisatawan langsung disambut oleh tabuhan hadrah yang rancak. Satu persatu, para turis yang turun dari kapal mendapatkan kalungan rangkaian bunga dari para penari gandrung dan kuntulan.
![]() |
Kapal pesiar Silver Discover bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi (foto : Nety Dewi) |
Begitu berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi, rombongan wisatawan langsung disambut oleh tabuhan hadrah yang rancak. Satu persatu, para turis yang turun dari kapal mendapatkan kalungan rangkaian bunga dari para penari gandrung dan kuntulan.
Sambutan yang hangat tersebut membuat para wisatawan yang
berlayar dengan kapal pesiar tersebut terkesan. Salah satunya adalah wisatawan
asal Australia, Borgy Leakey (60). Wanita asal Sidney, Australia itu terlihat
sumringah mendapatkan sambuatan spesial. "What a beautiful
welcome. Sambutan yang sangat ramah," ujar Borgy.
Borgy menuturkan, dia sudah tidak sabar untuk mengeksplorasi
keindahan alam Banyuwangi. Apalagi ini adalah pertama kalinya dia berkunjung ke
kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini, meskipun sudah
beberapa kali ke Indonesia sebelumnya.
"Saya semakin tidak sabar untuk segera mendaki Gunung
Ijen yang sangat terkenal itu," kata Borgy.
Account Executive Cruise Asia, Mudzi, mengatakan, kapal
pesiar Silver Discoverer ini 81 wisatawan dan 150 kru kapal. Para wisatawan
tersebut berasal dari Eropa, Australia, Kanada dan Amerika Serikat.
"Setelah satu tahun kita proses negosiasi dengan
agen-agen kapal pesiar, ini pertama kalinya kita bawa trip ke Banyuwangi.
Banyuwangi kami pilih sebagai salah satu daerah Indonesia yang memiliki beragam
destinasi wisata unik untuk dikunjungi," papar Mudzi.
Mudzi melanjutkan, selama di Banyuwangi para wisatawan akan
diajak mengunjungi beberapa destinasi wisata seperti Gunung Ijen, Perkebunan
Kopi Kaliklatak dan Desa Adat Using Kemiren.
"Di Kemiren para wisatawan
kami ajak untuk menyusuri sawah, berbaur dengan penduduk desa, melihat secara
langsung aktivitas keseharian warga, dan mengenal budaya Suku Using dari
dekat," ujar Mudzi. Suku Using adalah masyarakat asli Banyuwangi.
General Manager Pelindo III Tanjungwangi, Bangun Swastanto Baharudin,
menambahkan, kedatangan kapal pesiar itu telah melalui persiapan matang yang
panjang sejak setahun lalu. Baik terkait perizinannya maupun survei kelayakan
pelabuhan dan destinasi wisata. Untuk destinasi wisata, Banyuwangi dinilai
memiliki destinasi yang beragam dan menarik.
"Masuknya cruise ke Banyuwangi ini
telah kami nantikan sejak 2 tahun lalu. Ini juga menjadi jawaban jika
Banyuwangi sangat potensial untuk disinggahi kapal pesiar internasional.
Apalagi jika dermaga kapal pesiar Marina Boom nanti selesai dibangun, tentu
semakin banyak kapal pesiar masuk ke Banyuwangi,” kata Bangun.
Saat ini, di Banyuwangi memang sedang dirintis pembangunan
dermaga kapal pesiar atau marina dengan investasi lebih dari Rp 500 miliar yang
dikembangkan oleh PT Pelabuhan Indonesia III. Marina itu diproyeksikan
terintegrasi dengan berbagai fasilitas wisata, dan diharapkan rampung tahun
2018 atau 2019.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, MY. Bramuda
mengatakan, wisata ke Banyuwangi terus meningkat dengan signifikan setiap
tahunnya. Di tahun 2014, kunjungan domestik tercatat 1,6 juta dan melesat di
tahun 2015 menjadi 2,3 juta pengunjung.
Sementara kunjungan wisatawan asing tercatat 30.000 pada
2014 dan naik menjadi 40.000 pada 2015. Di tahun 2016, Banyuwangi menargetkan
ada 50.000 turis masuk ke Banyuwangi untuk berwisata.
"Dijadwalkan pada tahun 2017 mendatang, Cruise Asia
juga akan membawa beberapa kapal pesiar besar untuk kembali singgah di
Banyuwangi. Diharapkan ini menjadi pemicu bagi kunjungan kapal-kapal pesiar lainnya
ke Banyuwangi. Sebab destinasi wisata di Banyuwangi beragam, ada pantai,
gunung, perkebunan kopi dan kesenian tradisi yang masih kental," pungkas
Bramuda. (Beritasatu.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar