Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki
Hadimuljono mengemukakan pembangunan jalan pantai selatan Jawa atau yang
biasa dikenal dengan Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang menghubungkan antara
Kabupaten Banyuwangi hingga Kabupaten Pacitan akan kembali dilanjutkan untuk
sisi Banyuwangi mulai 2017.
![]() |
Menteri PU PR Basuki Hadimuljono bersama dengan Ketua DPR
Ade Komarudin dan
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi. (Antarajatim.com)
|
"Tahun 2017 kami pastikan pembangunan mulai jalan lagi. Dari total 106
kilometer yang ada di Banyuwangi, yang belum tembus ada 24 kilometer. Ini juga
akan kita garap. Ketua DPR Pak Ade Komarudin juga sudah turun langsung melihat
JLS di Banyuwangi dan memberi semangat kepada kami untuk melanjutkan
pembangunan JLS," ujarnya saat kunjungan kerja ke Banyuwangi, Minggu
(9/10) malam.
JLS di Jawa Timur melintas sejumlah daerah dari Banyuwangi hingga Pacitan sepanjang lebih dari 670 kilometer. Di Banyuwangi, JLS terbentang sepanjang lebih dari 106,1 kilometer melintasi Perkebunan Malangsari (Kalibaru), Kendeng Lembu Glenmore, Genteng, Rogojampi, Srono, Singojuruh, Kabat, Banyuwangi, Giri, dan Kalipuro.
Dari JLS sisi Banyuwangi sepanjang 106 kilometer tersebut, kata Basuki, masih ada sekitar 24 kilometer yang belum terhubungkan. "Rinciannya, 17 kilometer sudah dibebaskan, namun belum dibangun. Sisanya 7,5 kilometer belum dibebaskan. Ini juga segera dituntaskan karena kita ada program pendanaan dari Islamic Development Bank (IDB)," kata dia.
Basuki menuturkan, selain lahan sepanjang 7,5 km yang belum dibebaskan, di wilayah Banyuwangi juga terdapat ruas jalan yang lebarnya belum memenuhi standar jalan nasional. Contohnya di ruas jalan antara Rogojampi dan Genteng sepajang 3,5 kilomter.
"Jalan tersebut akan kita lebarkan pada 2017 . Lahannya sudah klir, pemkab sudah membebaskan lahan selebar 23 meter. Jalan lingkar Rogojampi tembus Kabat sepanjang 3,5 km juga akan kita bangun di tahun 2017," ujar dia.
Dengan dikebutnya pembangunan JLS di Banyuwangi ini, pihaknya berharap seluruh ruas JLS akan terhubung pada 2019. "Jawa Barat sudah tembus semua, Jawa Tengah dan Yogyakarta tinggal sedikit. Untuk Jawa Timur target saya 2018 sudah selesai semua," kata dia.
Selain JLS, Kementrian PU PR segera membangun jalan tol Probolinggo - Banyuwangi yang panjangnya mencapai 170 kilometer. "Ini sedang proses tender. Tahun depan pekerjaan fisik bisa segera dimulai. Mungkin butuh 2 - 3 tahun pekerjaannya," kata Basuki.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik penyelesaian pembangunan JLS ini. Dia mengatakan, apabila JLS bisa selesai, maka pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat. Selama ini, jalan yang menghubungkan antara Banyuwangi - Jember masih mengandalkan jalan berbukit dari kawasan Kalibaru Banyuwangi menuju Gumitir, Jember.
"Selama ini jalannya masih satu melalui Gumitir. Sehingga akan kesulitan apabila di Gumitir yang menanjak ada problem. Misalnya, begitu ada truk mogok atau ada kecelakaan, macetnya bisa berjam-jam," kata Anas.
Menurut Anas, JLS akan membawa dampak yang besar bagi perekonomian di Banyuwangi. Apalagi di kawasan sekitar JLS nantinya, akan dibangun sebuah Kampung Coklat Banyuwangi, yang akan menjadi destinasi wisata baru. Bahkan Kampung Coklat dijadwalkan selesai Desember mendatang atau maksimal awal 2017.
"Apabila JLS selesai dibangun, perekonomian di selatan Banyuwangi semakin menggeliat," kata Anas.
Anas menambahkan, meski jalur ini dibangun oleh APBN, Pemkab Banyuwangi nantinya tetap akan mengawasi tata ruangnya. "Nantinya tetap akan kami awasi tata ruangnya. Jangan sampai nanti banyak bangunan-bangunan yang justru merusak pemandangan," kata Anas.
Terkait tol Probolinggo - Banyuwangi, menurut Anas juga signifikan karena akan memperpendek waktu tempuh Surabaya-Banyuwangi. Selama ini, Surabaya-Banyuwangi membutuhkan waktu 7 hingga 8 jam. Dengan tol Probolinggo-Banyuwangi, maka jalur darat bisa ditempuh 3 hingga 4 jam.
"Sehingga terbayang nantinya seperti apa lima tahun mendatang perkembangan ekonomi di Banyuwangi. Jadi siapapun nantinya yang menjadi bupati setelah saya purnatugas, tinggal melanjutkan saja," kata Anas. (Antarajatim.com)
JLS di Jawa Timur melintas sejumlah daerah dari Banyuwangi hingga Pacitan sepanjang lebih dari 670 kilometer. Di Banyuwangi, JLS terbentang sepanjang lebih dari 106,1 kilometer melintasi Perkebunan Malangsari (Kalibaru), Kendeng Lembu Glenmore, Genteng, Rogojampi, Srono, Singojuruh, Kabat, Banyuwangi, Giri, dan Kalipuro.
Dari JLS sisi Banyuwangi sepanjang 106 kilometer tersebut, kata Basuki, masih ada sekitar 24 kilometer yang belum terhubungkan. "Rinciannya, 17 kilometer sudah dibebaskan, namun belum dibangun. Sisanya 7,5 kilometer belum dibebaskan. Ini juga segera dituntaskan karena kita ada program pendanaan dari Islamic Development Bank (IDB)," kata dia.
Basuki menuturkan, selain lahan sepanjang 7,5 km yang belum dibebaskan, di wilayah Banyuwangi juga terdapat ruas jalan yang lebarnya belum memenuhi standar jalan nasional. Contohnya di ruas jalan antara Rogojampi dan Genteng sepajang 3,5 kilomter.
"Jalan tersebut akan kita lebarkan pada 2017 . Lahannya sudah klir, pemkab sudah membebaskan lahan selebar 23 meter. Jalan lingkar Rogojampi tembus Kabat sepanjang 3,5 km juga akan kita bangun di tahun 2017," ujar dia.
Dengan dikebutnya pembangunan JLS di Banyuwangi ini, pihaknya berharap seluruh ruas JLS akan terhubung pada 2019. "Jawa Barat sudah tembus semua, Jawa Tengah dan Yogyakarta tinggal sedikit. Untuk Jawa Timur target saya 2018 sudah selesai semua," kata dia.
Selain JLS, Kementrian PU PR segera membangun jalan tol Probolinggo - Banyuwangi yang panjangnya mencapai 170 kilometer. "Ini sedang proses tender. Tahun depan pekerjaan fisik bisa segera dimulai. Mungkin butuh 2 - 3 tahun pekerjaannya," kata Basuki.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik penyelesaian pembangunan JLS ini. Dia mengatakan, apabila JLS bisa selesai, maka pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat. Selama ini, jalan yang menghubungkan antara Banyuwangi - Jember masih mengandalkan jalan berbukit dari kawasan Kalibaru Banyuwangi menuju Gumitir, Jember.
"Selama ini jalannya masih satu melalui Gumitir. Sehingga akan kesulitan apabila di Gumitir yang menanjak ada problem. Misalnya, begitu ada truk mogok atau ada kecelakaan, macetnya bisa berjam-jam," kata Anas.
Menurut Anas, JLS akan membawa dampak yang besar bagi perekonomian di Banyuwangi. Apalagi di kawasan sekitar JLS nantinya, akan dibangun sebuah Kampung Coklat Banyuwangi, yang akan menjadi destinasi wisata baru. Bahkan Kampung Coklat dijadwalkan selesai Desember mendatang atau maksimal awal 2017.
"Apabila JLS selesai dibangun, perekonomian di selatan Banyuwangi semakin menggeliat," kata Anas.
Anas menambahkan, meski jalur ini dibangun oleh APBN, Pemkab Banyuwangi nantinya tetap akan mengawasi tata ruangnya. "Nantinya tetap akan kami awasi tata ruangnya. Jangan sampai nanti banyak bangunan-bangunan yang justru merusak pemandangan," kata Anas.
Terkait tol Probolinggo - Banyuwangi, menurut Anas juga signifikan karena akan memperpendek waktu tempuh Surabaya-Banyuwangi. Selama ini, Surabaya-Banyuwangi membutuhkan waktu 7 hingga 8 jam. Dengan tol Probolinggo-Banyuwangi, maka jalur darat bisa ditempuh 3 hingga 4 jam.
"Sehingga terbayang nantinya seperti apa lima tahun mendatang perkembangan ekonomi di Banyuwangi. Jadi siapapun nantinya yang menjadi bupati setelah saya purnatugas, tinggal melanjutkan saja," kata Anas. (Antarajatim.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar