Dalam beberapa hari terakhir ini warga Banyuwangi digegerkan dengan berita pencuri spesalis celana dalam wanita. Awalnya
pencurian barang pribadi milik kaum hawa ini terjadi di Kecamatan Kabat, namun
berikutnya merambah juga di lingkungan Lerek, Gombengsari. Anehnya, ada pola
yang berbeda diantara keduanya.
![]() |
Ilustrasi. |
Bermula dengan aksi krimininalitas tak lazim yang menimpa warga Desa Kalirejo,
Kecamatan Kabat, Banyuwangi dalam sebulan ini. Yakni pencuri yang mengincar
pakaian dalam wanita, mulai dari celana dalam hingga tank top.
Seperti dilansir oleh Times Indonesia, hampir seluruh wanita
di Desa Kalirejo, pernah mengalami nasib serupa, yakni kehilangan
'jerohan'-nya. Salah satunya istri Ridwan sendiri, Khusnun Nadiroh dan para
perempuan penghuni rumah kos setempat.
"Mungkin istri saya salah satu korban kehilangan paling
banyak, sudah 40 celana dalam dan tank top yang dicuri," jelas Ridwan.
Anehnya, lanjut Ridwan, semua pakaian dalam istrinya hilang
saat dijemur di pekarangan rumah. Ia mengaku beberapa kali pernah menyanggong
jemuran istrinya. Tapi belum juga membuahkan hasil, karena saat diawasi si
pencuri 'misterius' tidak beraksi. Biasanya pencurian itu terjadi menjelang
maghrib, saat jemuran tidak dimasukkan ke dalam rumah.
Korban lain, Nur Indayani (42), seperti dilaporkan laman Detik.com
mengaku kehilangan lebih 12 celana dalam.
"Sering sekali kehilangan celana dalam yang dijemur.
Ada kalau 12 lebih," kata Nur Indayani (42), warga Desa Kalirejo di warung
kelontong miliknya, Kamis (27/10/2016).
Bukan hanya celana dalam, pencurian juga mengincar benda
lain. "Kadang (yang dicuri) juga celana pendek," tambah Iin, sapaan
akrab Nur Indayani.
Iin menambahkan, tak hanya dia saja korbannya. Rumah kos milik Iin yang bersebelaham dengan toko dan rumahnya juga sempat dibikin heboh dengan pencurian celana dalam. Belasan gadis indekos yang rata-rata berusia 20 tahunan kecolongan celana dalam.
Iin menambahkan, tak hanya dia saja korbannya. Rumah kos milik Iin yang bersebelaham dengan toko dan rumahnya juga sempat dibikin heboh dengan pencurian celana dalam. Belasan gadis indekos yang rata-rata berusia 20 tahunan kecolongan celana dalam.
Belum terungkap pencurian celana dalam di Kalirejo, muncul
lagi kejadian yang sama di Lingkungan Lerek, Desa Gombengsari, Kecamatan
Kalipuro. Modus masih sama, yaitu pencurian celana dalam wanita oleh pencurian
misterius. Padahal jarak antara kedua kecamatan tersebut cukup jauh, sekitar 35
km.
Semisal yang dialami Asimah (32). Ibu 3 anak ini mengalami apes lantaran dalam kurun waktu 2 bulan terakhir ia kehilangan ratusan celana dalam miliknya ketika dijemur di halaman depan rumahnya.
"Kalau dihitung itu mungkin ada kalo satu sak (satu karung beras). Ada kalau seratusan jumlahnya, banyak. Setiap hari hilang slewar (celana dalam)," ungkap Asima di rumah kakaknya di RT 04 RW 1 Lingkungan Lerek, Kecamatan Kalipuro, Sabtu (29/10/2016).
Sebagai korban, Asimah tak menaruh kecurigaan pada siapapun terkait raibnya ratusan CD miliknya. Namun Asimah sempat menangis dan geram, sebab tak lama tiap kali ia membeli celana dalam baru, semua barang pribadinya itu raib disikat maling.
Meski begitu, peristiwa aneh ini tak membuatnya lapor polisi, ia hanya bercerita kepada sanak saudaranya sambil menangis. Tak hanya risau dan malu, tapi ia juga sempat kehabisan uang dan meminta tolong supaya dibantu dibelikan celana dalam baru.
"Tiap beli pasti ilang pas dijemur. Sampai nangis-nangis karena gak punya uang, ya gimana uangnya buat beli celana dalam terus. Sampai saya bilang sama kakak untuk bantu belikan celana dalam," ungkapnya dengan nada aksen madura yang kental.
Kejadian serupa juga terjadi pada Liswati. Ibu muda ini juga kehilangan lusinan celana dalam nya ketika dijemur di halaman belakang rumahnya. Ia merasa aneh, lantaran tetangga lainnya juga punya kebiasaan menjemur baju di halaman depan dan belakang rumahnya. Cucian baju itu biasanya dijemur di halaman bersama kopi, hasil kebun rakyat. Tapi entah mengapa, hanya beberapa rumah tertentu yang kemalingan barang pribadi milik perempuan tersebut.
"Kebiasaan menjemur baju di luar rumah sama njemur kopi gitu atau di belakang rumah, ya sama. Tapi nggak tau kenapa yang diambil cuma dia (Asimah) sama saya aja," jelas Liswati.
Namun ada peritiswa aneh dibalik misteri raibnya celana
dalam di Desa Gombengsari yang tidak terjadi di Kabat. Sang pencuri malah
mengembalikan barang curiannya tersebut.
Asimah (32) warga Lingkungan Lerek, Desa Gombengsari,
Kecamatan Kalipuro, salah satu korban yang mengaku telah kehilangan ratusan
celana dalam yang ia jemur di halaman depan rumahnya.
Namun tak lama selepas maling usil itu mengembalikan lagi
koleksi celana dalam tersebut kepada Asimah. Anehnya, celana dalam itu selalu
disobek di bagian tertentu dan dibubuhi darah. Tak hanya itu, celana dalam yang
dikembalikan juga dikencingi dan digantungi cabe merah.
"Abis dicuri, tiga hari sesudahnya itu dikembalikan. Tapi kalau dikembalikan disobek di bagian kemaluan, dikencingi, ada juga yang dikasih cabe. Kadang juga dikasih darah itu celana dalamnya," cerita Asimah, Sabtu (29/10/2016).
"Abis dicuri, tiga hari sesudahnya itu dikembalikan. Tapi kalau dikembalikan disobek di bagian kemaluan, dikencingi, ada juga yang dikasih cabe. Kadang juga dikasih darah itu celana dalamnya," cerita Asimah, Sabtu (29/10/2016).
![]() |
Celana dalam yang dikembalikan (sumber : Detik.com) |
Berbagai kejadian tersebut wajar bila membuat kesal,
terutama ibu-ibu dan para gadis. Bagi kaum hawa, urusan pakaian dalam hilang
tentu bukan masalah sepele, justru persoalan besar. Namun, sampai saat ini para
korban tersebut memilih tidak melaporkan kejadian pencurian tersebut pada
polisi. Mereka memilih lebih bersikap hati-hati menjaga jemuran pakaiannya, khususnya untuk
celana dalam dijemur di dalam rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar