Program 10 Ribu Kolam Ikan Di Banyuwangi, Keuntungannya Mencengangkan

Pada tahun 2012 lalu Pemkab Banyuwangi mencetuskan gerakan 10.000 kolam ikan untuk menaikkan pendapatan dan gizi masyarakatnya. Kini program tersebut menuai hasil. Banyak masyarakat yang kini menjadikan budidaya ikan sebagai sumber ekonomi.
Program 10 ribu kolam ikan di Banyuwangi.
Bupati Anas sedang memanen ikan di kolam pekarangan warga. (sumber : Tribunnews.com)
Bahkan, salah satu pembudidaya ikan lele di Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, bisa mengasilkan Rp 30 juta perbulan.

Program 10.000 kolam ikan, memanfaatkan sisa lahan pekarangan dan sisa makanan sebagai pakan ikan.

Dengan program tersebut, diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan ikan sebagai menjadi makanan tambahan keluarga, dan tambahan ekonomi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, program ini bisa meningkatkan taraf hidup ekonomi warga.

"Kalau dulu pekarangannya kosong, kini bisa menghasilkan uang tambahan. Kalaupun belum banyak menghasilkan, bisa jadi sumber gizi keluarga," kata Anas, saat mengunjungi panen ikan tawar di Jambewangi, Senin (19/9).

Kini program yang digagas Anas menuai hasil. Saat ini telah terdapat 13.215 kolam ikan di Banyuwangi.

Dari 13.215 kolam ikan tersebut bisa menghasilkan 3.700 ton ikan dengan potensi Rp 50 miliar.
"Saat ini telah ada 5000 pembudidaya ikan di Banyuwangi. Dengan demikian perekonomian rakyat bisa meningkat," kata Anas.

Anas meminta agar pembudidaya ikan di Banyuwangi, bisa berinovasi dengan tidak hanya menjual ikan segar saja.

"Tapi bisa diolah sehingga memiliki nilai jual yang lebih," kata Anas.

Mantan anggota DPR RI tersebut mengatakan, apabila dikelola dengan serius budidaya ikan bisa menjadi sumber pendapatan.

Seperti Agus Riyanto, warga Jambewangi. Baru 2014 memulai budidaya ikan lele, saat ini Agus sudah mampu menghasilkan omset Rp 30 juta perbulan. Kini pria berusia 32 tahun tersebut, memiliki 28 petak kolam lele.

Dengan 28 petak, tiap empat petak Agus mampu menghasilkan 28 ton ikan lele tiap kali panen.
Sekali panen, ‎Agus mendapat keuntungan Rp 300.000 perkuintal. Dengan demikian tiap empat petak tiap kali panen, Agus bisa mengantongi Rp 12 juta.

Sedangkan Agus memiliki 28 petak, dengan demikian tiap kali panen Agus bisa mengantongi Rp 84 juta.

Masa panen ikan lele, minimal tiga kali setahun. Dengan demikian apabila dibagi rata-rata tiap bulan, Agus mengantongi kentungan Rp 21 juta bersih.

Itu bisa lebih karena bisa satu tahun panen empat kali. Apabila empat kali panen, Agus bisa mendapat Rp 30 juta perbulan.

Itulah yang membuat Agus tidak menyesal meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan finance di Surabaya yang bergaji Rp 10 juta perbulan.

Agus kini menggerakkan pemuda-pemuda di desanya, untuk membudidaya ikan lele di pekarangan-pekarangan rumahnya.

Saat ini ada 12 orang yang telah ikut, dan sama-sama membudidayakan lele," kata Agus.
Lele yang dihasilkan Agus berbeda dengan lainnya. Ini karena, sistem pembudidayaanya menggunakan air bersih.

Tiap hari Agus mengganti air di kolamnya, agar air tetap bersih dan kualitas ikan lelenya terjaga.
Di Banyuwangi, setelah gerakan 10.000 kolam ikan, banyak desa-desa di Kecamatan Genteng, Glenmore, Muncar, Sempu, dan Kalibaru yang membuat kolam ikan.

Dengan produksi pada 2015 sebesar 3700 ton, dengan komoditi ikan tombro, nila, gurame, dan lele.

GERAKAN 10 RIBU KOLAM IKAN MELEBIHI TARGET

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi Pudjo Hartanto menjelaskan, Gerakan Sepuluh Ribu Kolam Ikan sudah melebih target.

Pada tahun 2016, total kolam ikan yang telah dibangun sebanyak 13.025 dan terbanyak ada di Kecamatan Sempu karena memiliki air yang berlimpah.

Dari tahun 2012 hingga 2016, kolam ikan tawar pekarangan menghasilkan 3.700 ton. Jika estimasi satu kilo dihargai 15.000, maka dalam waktu satu tahun saja bisa mendapatkan Rp 55 miliar dengan melibatkan 5.000 pembudidaya.

"Jika setahun 55 miliar maka paling sedikit dalam waktu setahun mereka mendapatkan 11 juta rupiah. Program gerakan Sepuluh Ribu Kolam Ikan akan diteruskan sampai maksimal," jelas Pudjo.

Dengan jumlah masyarakat Banyuwangi saat ini yang mencapai 1,6 juta dan konsumsi ikan 30 kilogram per kapita, maka dalam setahun membutuhkan 48.000 ton ikan.

"Dengan potensi ikan tawar dan potensi di Selat Bali serta Samudra Indonesia, sebenarnya kita surplus ikan mencapai 38.000 ton yang dikirim keluar Banyuwangi," jelasnya.

Saat ini, Pemkab Banyuwangi sudah tidak mengucurkan bantuan untuk kelompok warga yang sudah berhasil berkembang. Fasilitas seperti pemberian bibit, pakan, terpal, dan beberapa peralatan lain difokuskan ke warga yang skala bisnis kolam ikannya masih terbatas.

"Tapi untuk pelatihan dan pendampingan semua kita fasilitasi tanpa memandang kelompok warga ini sudah besar atau belum," pungkas Pudjo. (Tribunnews.com, Kompas.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard