Dinas Pemuda dan Olahraga (Diaspora) Kabupaten Banyuwangi, kembali menggelar pelatihan internet marketing untuk 1500 pemuda di Gedung Wanita Banyuwangi. (29/9/16). Pada tahun 2015, Pemkab Banyuwangi juga pernah mengadakan pelatihan internet marketing.
Kegiatan pelatihan marketing internet bertujuan untuk meningkatkan marketing produk yang ada di Banyuwangi. Baik itu yang berkaitan dengan produk IKM dan UMKM maupun potensi wilayah Banyuwangi.
Menurut kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Wawan Yadmadi, Pelatihan internet marketing sengaja membidik para IKM, UMKM dan SMK.
"Untuk tahun ini kami sengaja membatasi jumlah dan kalangan peserta. Jika tahun lalu kami menjaring setiap sekolah-sekolah, untuk tahun ini sekolah yang menjadi peserta hanya SMK. Selain komunitas dan wirasuaha lainnya." ungkapnya.
Wawan menambahkan, pelatihan internet marketing, setidaknya akan membuka wawasan generasi muda Banyuwangi untuk berani memulai sebuah usaha. Selain teknik internet marketing, materi dasar kewirausahaan (entrepreneurship) juga diberikan oleh para praktisi.
"Para peserta dikenalkan cara apa saja yang bisa dipakai untuk menemukan pasar potensial, cara mendesain, pentingnya pembuatan website, hingga strategi pemasaran online, termasuk mengintegrasikannya dengan media sosial," jelas Wawan.
Dia menambahkan, pelatihan internet marketing juga sebagai salah satu cara meminimalisir ketersediaan lapangan pekerjaan. Apalagi, kata Wawan, saat ini Banyuwangi sedang gencar-gencarnya di lirik banyak pasang mata. Sehingga, peluang tersebut harus ditangkap dengan mengexpose potensi-potensi local lainnya.
"Tidak menutup mata kalau masih banyak SDM yang aktif dan pasif. Nah, kami siap menjadi konseling, diskusi dan pendampingan bagi semua pihak. Dan hal-hal seperti ini akan terus kita dorong," ujar Wawan.
Salah satu pemateri pelatihan internet marketing Cucuk Rustandi mengatakan, para peserta akan diajarkan sejumlah trik dan strategi memasarkan produknya. Terutama tentang potensi wilayah masing-masing peserta. Dan nantinya akan dibuatkan satu grup jejaring sosial untuk lebih mudah memantau perkembangannya.
"Selama ini kebanyakan masih banyak yang belum yakin dengan potensi di daerahnya masing-masing. Sehingga banyak yang enggan. Dan semoga saja, dengan pelatihan kali ini, semua peserta, minimal 80 persen bias terkoneksi dengan potensi lokal, baik itu produk maupun objek wisatanya." kata Cucuk.
Caranya pun, kata Cucuk, tidak ribet karena tanpa harus menggunakan aplikasi khusus. "Yang penting adalah mereka memasarkan online tepat ke sasaran pangsanya. Seperti saya ini, bisnis travel dalam satu bulan bias meraih omzet 60 juta. Kuncinya adalah riset dulu." ungkapnya dihadapan 1.500 peserta pelatihan. (Jatimtimes.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar