Hari Pendidikan Nasional merupakan momentum tepat untuk merefleksikan pemerataan pendidikan bagi setiap anak bangsa. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun menjadikan momen ini untuk melaunching Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).
"Garda Ampuh ini akan jadi program gerakan satu tahun ini. Ditargetkan sedikitnya 3.101 anak putus sekolah akan diajak agar menempuh pendidikan yang ditetapkan pemerintah baik formal atau informal. Kalau informal tetep tidak bisa kita program keterampilan. Sehingga dengan begitu kita potret habis anak-anak yang putus sekolah sehingga mereka masuk dalam lama sekolah yang ditetapkan oleh standar nasional," ujar Anas usai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Taman Blambangan, Banyuwangi, Senin (2/5/2016).
Data 3.101 ini didapatkan dari hasil tim pemburu anak putus sekolah. Tim pemburu ini berasal dari para guru, civitas akademika dari setiap sekolah dan relawan. Jumlah ini pun diakuinya masih bisa bertambah seiring temuan data di lapangan.
"Tim pemburu putus sekolah ini akan bergerak terus. Sangat mungkin akan membengkak, kita akan masuk ke desa-desa, kita jemput, anak-anak supaya mau menyelesaikan sekolah. Ini model cara yang dikerjakan Banyuwangi untuk membagi habis masalah pendidikan," katanya.
Anas menjelaskan program Garda Ampuh merupakan salah satu bagian dari UGD Kemiskinan. Dia ingin supaya di daerahnya tidak ada lagi anak usia sekolah yang tidak mengenyam pendidikan.
Pendidikan diakuinya sebagai modal agar Banyuwangi mampu bersaing di tengah MEA (Masyarakat Ekonomi Asia). Dia pun menginstruksikan jajarannya agar anak-anak yang putus sekolah bisa belajar di sekolah terdekat supaya mudah dijangkau.
"Tetap (kejar) paket ABC yang kita prioritaskan. Akan kita kejar semaksimal mungkin, target kita kan formal di sekolah. Pendekatannya yang terdekat basisnya sekolah. Kalau basisnya sekolah tidak ada alasan mereka untuk meninggalkan pekerjaan. Kalau alasan terlalu jauh pak Bupati, transportasinya susah, harus meninggalkan pekerjaan ini kan tidak ada alasan," katanya.
Inovasi di bidang pendidikan ini rupanya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Hal ini dilakukan Anas untuk mengurangi pengajuan sistem lelang atau permintaan tambahan anggaran.
Kita nggak perlu dana, kita berpikir selalu APBD, ini non APBD. Ini inovasi yang dikerjakan daerah dan karena ini pengalamannya kemarin memberantas buta aksara tahun lalu ada 40 ribu. Kita tuntaskan tanpa APBD ibu-ibu atau anak-anak yang datang kita beri hadiah sabun cuci, mie instan, mienya dari mana kemarin disumbang oleh perusahaan di sekitar itu," katanya.
Berbekal target dan semangat untuk memotivasi anak-anak di daerahnya untuk mengenyam pendidikan, Bupati Anas, optimis cara ini akan sukses memberantas anak putus sekolah di daerahnya. Dia pun menargetkan tahun ajaran baru mendatang separuh dari jumlah tersebut tuntas.
"Ini cara Banyuwangi mengentaskan masalah tanpa APBD. Ini juga sama tinggal kita target instrumen yang ada dan memotivasi. Ini kita rumuskan sampai malam, Garda Ampuh, supaya anak-anak kita ampuh melamar pekerjaan. Minimal target lulus SMA," katanya. (Detik.com)
"Garda Ampuh ini akan jadi program gerakan satu tahun ini. Ditargetkan sedikitnya 3.101 anak putus sekolah akan diajak agar menempuh pendidikan yang ditetapkan pemerintah baik formal atau informal. Kalau informal tetep tidak bisa kita program keterampilan. Sehingga dengan begitu kita potret habis anak-anak yang putus sekolah sehingga mereka masuk dalam lama sekolah yang ditetapkan oleh standar nasional," ujar Anas usai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Taman Blambangan, Banyuwangi, Senin (2/5/2016).
Data 3.101 ini didapatkan dari hasil tim pemburu anak putus sekolah. Tim pemburu ini berasal dari para guru, civitas akademika dari setiap sekolah dan relawan. Jumlah ini pun diakuinya masih bisa bertambah seiring temuan data di lapangan.
"Tim pemburu putus sekolah ini akan bergerak terus. Sangat mungkin akan membengkak, kita akan masuk ke desa-desa, kita jemput, anak-anak supaya mau menyelesaikan sekolah. Ini model cara yang dikerjakan Banyuwangi untuk membagi habis masalah pendidikan," katanya.
Anas menjelaskan program Garda Ampuh merupakan salah satu bagian dari UGD Kemiskinan. Dia ingin supaya di daerahnya tidak ada lagi anak usia sekolah yang tidak mengenyam pendidikan.
Pendidikan diakuinya sebagai modal agar Banyuwangi mampu bersaing di tengah MEA (Masyarakat Ekonomi Asia). Dia pun menginstruksikan jajarannya agar anak-anak yang putus sekolah bisa belajar di sekolah terdekat supaya mudah dijangkau.
"Tetap (kejar) paket ABC yang kita prioritaskan. Akan kita kejar semaksimal mungkin, target kita kan formal di sekolah. Pendekatannya yang terdekat basisnya sekolah. Kalau basisnya sekolah tidak ada alasan mereka untuk meninggalkan pekerjaan. Kalau alasan terlalu jauh pak Bupati, transportasinya susah, harus meninggalkan pekerjaan ini kan tidak ada alasan," katanya.
Inovasi di bidang pendidikan ini rupanya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Hal ini dilakukan Anas untuk mengurangi pengajuan sistem lelang atau permintaan tambahan anggaran.
Kita nggak perlu dana, kita berpikir selalu APBD, ini non APBD. Ini inovasi yang dikerjakan daerah dan karena ini pengalamannya kemarin memberantas buta aksara tahun lalu ada 40 ribu. Kita tuntaskan tanpa APBD ibu-ibu atau anak-anak yang datang kita beri hadiah sabun cuci, mie instan, mienya dari mana kemarin disumbang oleh perusahaan di sekitar itu," katanya.
Berbekal target dan semangat untuk memotivasi anak-anak di daerahnya untuk mengenyam pendidikan, Bupati Anas, optimis cara ini akan sukses memberantas anak putus sekolah di daerahnya. Dia pun menargetkan tahun ajaran baru mendatang separuh dari jumlah tersebut tuntas.
"Ini cara Banyuwangi mengentaskan masalah tanpa APBD. Ini juga sama tinggal kita target instrumen yang ada dan memotivasi. Ini kita rumuskan sampai malam, Garda Ampuh, supaya anak-anak kita ampuh melamar pekerjaan. Minimal target lulus SMA," katanya. (Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar