Survei LSI, 98% Warga Banyuwangi Bangga Punya Bandara

Warga Banyuwangi bangga dengan Bandara Blimbingsari.
LSI (Lingkaran Survei Indonesia) merilis survei terbaru terhadap warga Banyuwangi. Hasilnya, mayoritas responden memiliki kebanggan citra diri positif sebagai orang Banyuwangi dan merasa puas atas program dan kinerja Pemkab Banyuwangi. Salah satunya, 98% responden merasa bangga punya bandara Blimbingsari.
Sejak 2013 lalu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melakukan empat kali survei yang melibatkan ribuan responden tersebar di seluruh wilayah Banyuwangi.

Perwakilan LSI, Rully Akbar menjabarkan, metode random sampling dengan kuestioner berhadapan langsung dipilih untuk mengukur tingkat kebanggan citra diri Banyuwangi.

Hal tersebut dianggap perlu dilakukan lantaran Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini sebelumnya lebih dikenal sebagai kota terpencil dengan cerita ngerinya ilmu mistis dukun santet.
"Selain untuk mengukur citra diri Banyuwangi, survei dilakukan juga untuk merangkum penilaian warga terhadap prestasi, kepuasan sosialisasi program dan kinerja Pemkab Banyuwangi selama 5 tahun terakhir," ungkap Rully, Kamis (14/4/2016).

Dan terbukti, selimut hitam penutup aura Banyuwangi perlahan mulai bergeser. Sudut pandang positif, citra diri dan keindahan Banyuwangi mulai gemerlap dikenalkan. Kondisi ini membuat seluruh warganya tak malu lagi mengakui identitas sebagai "lare using" (orang asli suku Banyuwangi) dan merasa semakin bangga menjadi bagian dari Banyuwangi.

Apa saja ragam pernyataan yang membuat citra dirinya bangga menjadi warga Banyuwangi? Ini penjelasannya.

1. Bangga dengan Banyuwangi yang memiliki ragam kesenian tradisional.
Kabupaten Banyuwangi punya segudang kesenian tradisional yang hingga kini masih kukuh terjaga eksistensinya. Semisal, tarian gandrung, seblang, kebo-keboan, tumpeng sewu dan masih banyak ragam seni lainnya. Sebanyak 64, 7 persen warga Banyuwangi setuju bahkan persentase sisanya tegas menyatakan sangat setuju jika Banyuwangi mempunyai kesenian tradisional yang layak 'dijual' sebagai bekal pengenalan kekayaan budaya daerah ke dunia international.

2. Banyuwangi punya makanan tradisional yang menjadi ciri khas Banyuwangi
Banyuwangi juga kaya akan ragam kuliner. Beberapa sajian khas Banyuwangi seperti rujak soto, sego tempong dan pecel pitik menjadi identitas makanan khas milik warga using. Rujak soto dan sego tempong pernah diangkat menjadi salah satu bagian dari ragam kegiatan Banyuwangi Festival. Even ini sengaja dibuat untuk mengenalkan sajian sederhana nan unik milik Banyuwangi juga miliki cita rasa spesial.

3. Banyuwangi punya objek wisata yang menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Banyuwangi
Selain punya keindahan blue fire Gunung Ijen, Kabupaten Banyuwangi dikenal miliki beberapa pantai cantik yang sering disebut 'surga tersembunyi'. Beberapa pantai yang terletak di pelosok kawasan taman nasional seperti Pantai Plengkung, Teluk Hijau, Pantai Sukamade, Pantai Pulau Merah membuat mata terbelalak seolah menemukan perawan keindahan pantai yang asri. Tak heran jika keindahan alam ini dikenalkan ke khalayak ramai oleh Pemkab Banyuwangi, baik melalui ajang sport tourism, paparan ke agen perjalanan wisata dan media publikasi lainnya.
"Pemkab Banyuwangi menargetkan kunjungan 30.000 wisatawan asing, namun jumlah wisatawan asing yang berlibur ke Banyuwangi sudah melebih target, dan mencapai 97 persen," ungkap Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

4. Mempunyai rasa memiliki terhadap Kabupaten Banyuwangi
Sebanyak 62,6 persen responden setuju dan 33,7 persen sisanya menyatakan sangat setuju dengan sikap memiliki terhadap Banyuwangi. Sikap seperti ini memicu warga untuk terus secara sadar diri menjaga serta melindungi kota tercintanya tetap bersih dan aman untuk dikunjungi.
5. Bangga menjadi warga Banyuwangi

Kemajuan infrastruktur, keindahan alam, ribuan titik wifi, promosi wisata dan ragam budaya menjadi beberapa point acuan pengukur tingkat kebanggan warga Banyuwangi terhadap kotanya. Tingkat kemiskinan yang tercatat turun signifikan, tata kota yang teratur, bersih dan indah juga tak luput menjadi sektor penilaian.

Dibidang infrastruktur misalnya, diakui jika pengoperasionalan Bandara Blimbingsari membuka akses ketermudahan transportasi dan investasi di Banyuwangi. Meski tak banyak warga Banyuwangi yang mampu memakai sarana transportasi udara ini, tapi mayoritas responden menyatakan bangga jika Banyuwangi memiliki fasilitas Bandara Blimbingsari.

"Dari survei kami hanya 12 persen warga Banyuwangi yang mengaku  menggunakan fasilitas atau pernah naik pesawat dari Bandara Blimbingsari tapi 98 persen warga menyatakan bangga jika kotanya punya Bandara. Ini fenomena unik di Banyuwangi," jelas Rully Akbar.

Kebanggaan menjadi warga Banyuwangi juga bisa terpantau dari jutaan unggahan dokumentasi pribadi milik warga dalam bentuk video dan gambar di berbagai media sosial yang menceritakan tentang ragam budaya, lokasi fasilitas umum dan perjalanan "mbolang" ke sejumlah tempat wisata yang dipunyai Banyuwangi. Seolah menjadi agen promosi handal tak segan warga Banyuwangi memberi seruan untuk  berkunjung lagi dan lagi ke Banyuwangi.

6. Puas terhadap kemajuan pembangunan infrastruktur di Banyuwangi
Hasil survei LSI pada tahun 2013 tentang tingkat kepuasan warga pada kondisi infrastruktur semisal gedung, jalan, taman, jembatan, pelabuhan dan telekomunikasi senilai 55,25 persen. Kondisi itu naik signifikan tahun 2014 yang tercatat 64,3 persen.
Pada April 2015 survei kembali di lakukan dan menunjukkan persentasi tingkat kepuasan warga sempat turun menjadi 55,2 persen. Namun pada Oktober hasil survei memperlihatkan kenaikan menjadi 58,6 persen.

7. Merasa beruntung menjadi warga Banyuwangi
Beberapa point yang melandasi rasa beruntung menjadi warga Banyuwangi dicatat oleh LSI. Seperti, tingkat keamanan yang dari tahun ke tahun meningkat, ketersediaan barang kebutuhan pokok yang cukup dan harga terjangkau. Kondisi perkembangan usaha selama tiga tahun terakhir yang direspon warga bertumbuh kembang dengan baik juga ikut menjadi catatan.

"Kondisi iklim perkembangan usaha apakah usahanya berkembang, apakah pemdanya mendorong tumbuh kembang sektor usaha, hasilnya survei 2013 sampai 2015 ada naik turun 5 sampai 10 persen dan respon mereka mengaku usahanya berkembang baik," ungkap Rully.

Selain itu Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tak pernah kahabisan akal untuk promosikan ragam budaya dan wisata. Kondisi tersebut menjadi nyata sebab ditunjang kekayaan sumber daya alam yang tak terbatas.

Akses transportasi umum baik menuju dan ke Banyuwangi sektor darat, laut dan udara tersedia lengkap. Fasilitas kereta api bisa dinikmati sesuai jadwal dan rute yang telah disediakan. Jika ingin nikmati akses angkutan kendaraan laut bisa gunakan fasilitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang. Angkutan udara di Bandara Blimbingsari juga tersedia rutin dengan rute Banyuwangi-Surabaya (PP) dan Banyuwangi-Denpasar (PP).

"Banyuwangi yang juga miliki kekayaan alam beragam dikenal di dunia nasional dan internasional itu juga membuat mereka merasa beruntung menjadi bagian dari Banyuwangi," tandas Rully.

8. Banyuwangi punya segudang ragam festival yang layak dikunjungi dan dipromosikan
Ragam kegiatan Banyuwangi Festival (BFest) semakin semarak. Responden yang dilibatkan dalam survei LSI pada 2014 ada 10 persen yang mengaku tidak suka dan 77 persen suka kegiatan BFest. Sementara pada 2015 81 persen warga menyatakan suka gelaran BFest dan hanya 3,4 persen yang mengaku tidak suka.
"Dan mayoritas warga sebanyak 89 persen menilai program BFest perlu diadakan lagi," ungkap Rully Akbar.
Dari survei LSI tersebut, kata Rully, beberapa kegiatan yang disukai masyarakat dan memiliki tingkat kehadiran serta keterlibatan warga yang tinggi diantaranya, International Tour de Banyuwangi Ijen (ITDBI), BEC, gandrung sewu, kebo-keboan dan seblang olehsari.

9. Tak malu lagi mengakui identitas diri jika berasal dari Banyuwangi
Banyuwangi sempat dikenal menjadi salah satu kota yang sangat kental akan hal berbau klenik dan ilmu mistis santetnya. Hal tersebut tak jarang membuat warga Banyuwangi saat berada di perantauan atau ketika berkenalan malu dan tak mau mengakui jika dirinya berasal dari Banyuwangi. Namun seiring perkembangan pembangunan infrastruktur dan telekomunikasi, perbaikan sektor ekonomi dan promosi wisata Banyuwangi yang membara membuat warga Banyuwangi kini tak lagi malu mengakui diri sebagai lare using.

"Saat ditanyai apakah merasa malu memperkenalkan diri sebagai warga Banyuwangi? Hasil survei 77 persen lebih menyatakan tidak malu mengakui dari Banyuwangi sisanya menjawab obsi yang lain," tandas Rully. (Detik.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard