Tak lama lagi Kafe Starbucks akan masuk ke Banyuwangi.
Nantinya Starbucks akan diadu dengan kopi lokal Banyuwangi. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengakui jika tidak
bisa menghalau investasi di daerah yang dipimpinnya.
Apalagi saat ini Banyuwangi mulai dilirik investor, seiring
perkembangan potensi wisatanya.
Namun, agar bisa saling bersinergi, menurut Anas, investor
harus tetap mengikuti aturan main yang ada di Banyuwangi.
"Kami tidak bisa menolak berdirinya Starbucks, yang
menjadi ciri khas kota besar," kata Anas, Selasa (27/4/2016).
Ciri khas Starbucks, selalu berdiri di kota-kota besar. Dalam waktu dekat Starbucks akan menyewa
lahan di sekitar Taman Blambangan.
Anas mengatakan, tidak boleh mendirikan bangunan,
namun dengan sistem sewa.
“Mereka tidak boleh membangun, kami yang bangun dan mereka
(Starbucks) tinggal menempatinya," kata Anas.
Namun menurut Anas, di samping Starbucks, akan dibangun kafe
lokal yang menyuguhkan kopi khas Banyuwangi, seperti Kopai Osing yang menjadi
ciri khas Banyuwangi.
“Nanti, bagi yang senang gaya-gayaan silahkan ngopi di
Starbucks. Tapi bagi yang mementingkan rasa, silahkan ngopi di
sebelahnya," kata Anas.
Untuk
investasi, Pemkab Banyuwangi memang membatasi agar tidak mematikan perekonomian
rakyatnya. Seperti pendirian hotel, di Banyuwangi juga dibatasi. Ini agar hotel satu dengan yang lainnya tidak saling
mematikan.
Demikian juga dengan pengembangan pariwisata. Bupati yang
telah memasuki periode kedua tersebut, mencanangkan konsep pariwisata ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
Sehingga tidak hanya untuk kepentingan ekonomi semata, namun
juga harus melestarikan budaya dan alam.
Seperti Bangsring Underwater, lokasi pantai wisata yang
berada di Bangsring, Wongsorejo ini, selain untuk tujuan wisata juga merupakan
tempat konservasi terumbu karang.
"Kami menyiapkan peraturan daerah (Perda) tentang
rancangan tata ruang wilayah dan zonasi untuk mengatur
pengembangan sektor pariwisata dan lainnya," kata mantan anggota DPR RI
tersebut.
Perda tersebut akan menzonasi mana daerah
yang dipergunakan untuk pembangunan pariwisata, industri, pertanian dan
lain sebagainya.
"Ini untuk mengerem pertumbuhan yang dapat mengancam
kelestarian lingkungan," tambahnya. (Tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar