![]() |
Kampus Unair Banyuwangi (sumber : Tempo.co) |
Unair kelas Banyuwangi segera membuka program studi baru untuk jenjang S-1 dan S-2 (pasca sarjana), bahkan untuk S-2 sudah menerima mahasiswa baru pada tahun 2016. Ini sesuai dengan kesepakatan kerjasama antara Pemkab Banyuwangi dan Unair yang dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) dalam memajukan pendidikan dan pembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Banyuwangi, Rabu (16/3/2016) di Surabaya.
"Kami sudah dua tahun membuka
Unair Kelas Banyuwangi untuk prodi S-1 dan lancar, maka sekarang akan kami buka
untuk prodi S-2," kata Rektor Unair Prof Dr Moh Nasih SE MT.Ak CMA di
Surabaya, Rabu (16/3/2016).
Universitas Negeri Banyuwangi mungkin, namun itu bukan tujuan.
Didampingi Bupati Banyuwangi
Abdulah Azwar Anas setelah menandatangani MoU kerjasama itu,
Nasih menyatakan, kerjasama dengan Pemkab Banyuwangi tersebut dimaksudkan untuk
memperluas kemanfaatan Unair.
"Meski berdiri di Surabaya,
tapi kemanfaatan Unair kini dapat dirasakan pula di Banyuwangi. Kami juga
menerapkan standar kualitas yang sama dan ketat untuk Unair di Surabaya maupun
Banyuwangi," katanya.
Sejak tahun ajaran 2014/2015,
Unair telah membuka empat prodi di Banyuwangi yakni Budi Daya Perairan,
Kedokteran Hewan, Kesehatan Masyarakat, dan Akuntansi. Kuota setiap prodi
mencapai 50 mahasiswa lewat SBMPTN.
"Untuk S-2, sesuai
kesepakatan dengan Pak Bupati, kami akan membuka tiga prodi yang masing-masing
menampung 20 mahasiswa, sehingga birokrat di Banyuwangi tidak perlu ambil S-2
di luar Banyuwangi," katanya.
Rencananya, prodi S-2 yang akan
dibuka mulai tahun ajaran 2016/2017 adalah Kebijakan Publik, Hukum, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jadwal pendaftaran diperkirakan mulai
September 2016.
Selain prodi S-2, Unair Banyuwangi juga akan menambah
program studi untuk S-1, namun penerimaan mahasiswanya baru dilakukan pada
tahun 2017. Program studi S-1 tersebut rencananya meliputi Prodi Kimia, Prodi Matematika dan Prodi Psikologi.
Dalam kesempatan itu, Bupati
Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku pihaknya serius menjalin kerjasama
dengan Unair, karena sumber daya manusia itu merupakan kunci dalam meningkatkan
daya saing.
"Ekonomi itu penting, tapi
sumber daya manusia itu juga penting, karena itu siapa pun Bupati Banyuwangi,
maka kebijakan ekonomi boleh berganti, tapi pengembangan sumber daya manusia
harus konsisten," katanya.
Apalagi, kawasan yang maju itu
terbukti memiliki universitas yang unggul, seperti di Bandung ada Institut
Teknologi Bandung (ITB) dan di Malang ada Universitas Brawijaya (UB). Di
Banyuwangi sudah ada tiga lembaga yakni universitas, politeknik, dan sekolah pilot.
"Unair di Banyuwangi sekarang
sudah memiliki 30 dosen dan akan kami kembangkan terus. Tidak menutup
kemungkinan akan kami kembangkan dalam kawasan mandiri seluas 300-500
hektare," katanya.
Selain itu, pihaknya juga meminta
pendampingan Unair untuk merencanakan Fakultas Kedokteran. "Kami serius
membuka FK, karena itu kami menyekolahkan anak-anak Banyuwangi hingga lulus
spesialis untuk menjadi dosen," katanya.
Ditanya kemungkinan mengembangkan
Unair Kelas Banyuwangi menjadi Universitas Negeri Banyuwangi, ia mengatakan hal
itu sangat mungkin, namun hal itu bukan tujuan, karena yang penting adalah
Banyuwangi memiliki sumber daya manusia yang cerdas.
"Saat ini, kami sudah
memiliki program Banyuwangi Cerdas untuk menyekolahkan anak-anak miskin yang
berprestasi, tapi nantinya akan kami teruskan hingga S-1, S-2, dan S-3. Kami
juga membuka kursus gratis untuk tiga bahasa asing, yakni Arab, Inggris, dan
Mandarin," katanya. (Okezone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar