![]() |
Bandara Blimbingsari (Detik.com) |
Sampai awal 2016 ini pembangunan gedung Bandara Blimbingsari yang berkonsep hijau sudah memasuki tahap fisnishing. Gedung
yang dipersiapkan bisa menampung sekitar 250 ribu penumpang tersebut digerojok
anggaran APBD dan APBN sebesar Rp 35 miliar dan dijadwalkan pada akhir tahun 2016, green design arsitecture Andra Matin ini bakalan
rampung dan siap beroperasi. Sejauh apa perkembangan pembangunannya?
Konsep hijau gedung bandara di areal 1,3 hektar ini digadang bisa lebih hemat, baik untuk pembangunan maupun operasionalnya. Beberapa sudut ruang untuk terminal kedatangan, keberangkatan, ruang VVIP, ruang tiket, anjungan kantor penerbangan, musala, hall, restoran, art shop dikebut pengerjaannya.
Bandara Blimbingsari yang diproyeksikan sebagai bandara penyanggah Ngurah Rai, Denpasar dan Juanda, Surabaya ini merupakan salah satu bentuk etalase awal yang mencerminkan identitas daerah. Tak hanya kenyamanan di terminal bandara, di areal Bandara Blimbingsari ini juga terdapat 3 sekolah pilot skala internasional yang telah aktif beroperasi dan telah mencetak lulusan pilot handal.
"Bandara Blimbingsari itu pintu masuk dan etalase mini Banyuwangi, maka bandara ini dirancang khas. Bandara Blimbingsari yang baru akan mampu menampung 250 ribu penumpang, dilengkapi 10 konter check-in sebagai antisipasi perkembangan sampai 10 tahun ke depan dengan lima maskapai yang beroperasi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (23/2/2016).
Jika dilihat, kisi-kisi bahan bangunan Bandara Blimbingsari
banyak menggunakan bahan daur ulang dengan memanfaatkan kayu ulin bekas kapal
maupun dermaga. Sirkulasi udara diatur dengan komposisi ruang yang lebih banyak
terbuka.
Di sekeliling gedung terminal, seperti di atap gedung banyak tanaman hijau membentang. Semua atap menggunakan roof garden dengan rumput yang kini mulai bertumbuh hijau. Di lantai dua, disediakan ruang anjungan. Ruangan ini ke depan digunakan untuk memfasilitasi kebiasaan masyarakat yang mengantar kerabatnya bepergian. Lalu terminal bandara dan ruang VIP yang kini masih aktif digunakan, secara bertahap akan dibongkar dan dialihfungsikan sebagai taxi way dan penambahan apron.
"Green airport ini tentu bisa menjadi gedung dengan ikon kebanggaan baru bagi Banyuwangi karena punya daya tarik tersendiri," imbuh Anas.
Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR), Mujiono menambahkan, bandara ini mengambil konsep passive design dengan pilihan pembangunan green building yang digarap sejak awal oleh arsitek. Energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan matahari sebagai penerang ruangan di siang hari. Dinding bandara akan berbentuk kisi-kisi yang memungkinkan angin lewat dan meminimalisasi penggunaan AC.
"Efisiensi energi salah satunya, tanpa escalator, sistem penerangan dengan matahari dengan penguraian kaca samping, sirkulasi pencahayaan berupa atap yang bisa tembus cahaya ke ruangan. Ini pengerjaan sudah lebih dari 75 persen, kita selesaikan target November 2016," pungkas Mujiono. (Detik.com)
Di sekeliling gedung terminal, seperti di atap gedung banyak tanaman hijau membentang. Semua atap menggunakan roof garden dengan rumput yang kini mulai bertumbuh hijau. Di lantai dua, disediakan ruang anjungan. Ruangan ini ke depan digunakan untuk memfasilitasi kebiasaan masyarakat yang mengantar kerabatnya bepergian. Lalu terminal bandara dan ruang VIP yang kini masih aktif digunakan, secara bertahap akan dibongkar dan dialihfungsikan sebagai taxi way dan penambahan apron.
"Green airport ini tentu bisa menjadi gedung dengan ikon kebanggaan baru bagi Banyuwangi karena punya daya tarik tersendiri," imbuh Anas.
Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR), Mujiono menambahkan, bandara ini mengambil konsep passive design dengan pilihan pembangunan green building yang digarap sejak awal oleh arsitek. Energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan matahari sebagai penerang ruangan di siang hari. Dinding bandara akan berbentuk kisi-kisi yang memungkinkan angin lewat dan meminimalisasi penggunaan AC.
"Efisiensi energi salah satunya, tanpa escalator, sistem penerangan dengan matahari dengan penguraian kaca samping, sirkulasi pencahayaan berupa atap yang bisa tembus cahaya ke ruangan. Ini pengerjaan sudah lebih dari 75 persen, kita selesaikan target November 2016," pungkas Mujiono. (Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar