Berbagai upaya pemerintah daerah dalam mempromosikan
Banyuwangi dinilai oleh sejumlah pihak berhasil melambungkan nama Banyuwangi.
Kali ini, Banyuwangi memperoleh
penghargaan Regional Marketing Award (RMA) 2015 sebagai pemenang GOLD kategori
Kabupaten. Penghargaan ini diserahkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
RI Irman Gusman kepada Asisten Administrasi Umum, Fajar Suasana pada acara
Wonderful Indonesia WOW Night, di Jakarta, Kamis (10/12).
![]() |
Penerima penghargaan Marketing Award 2015 (sumber : Suaramerdeka.com) |
Penghargaan RMA 2015 merupakan penghargaan yang diadakan
oleh DPD RI bekerjasama dengan lembaga riset marketing MarkPlus
Inc. Anugerah RMB 2015 memberikan penghargaan kepada daerah dengan kinerja
pemasaran terbaik untuk kategori Provinsi, Kabupaten dan Kota. Banyuwangi menjadi pemenang Gold atau
pemenang pertama kategori kabupaten karena dianggap memiliki kinerja
terbaik dalam memasarkan daerah dari seluruh kabupaten di Indonesia lainnya.
“Semua potensi yang kita miliki tidak akan bisa bermanfaat
optimal untuk daerah bila tidak dipromosikan dengan baik. Dan kami menyadari
itu. Maka Banyuwangi gencar promosi dan menggunakan sejumlah strategi promosi.
Semua saluran promosi digunakan untuk memaksimalkan peluang datangnya feedback baik
wisatawan maupun investor,” kata Fajar.
Fajar melanjutkan, strategi pemasaran yang tepat dengan
mengandalkan banyak saluran distribusi, mulai media konvensional, media sosial,
hingga beragam aktivasi, menjadi sarana untuk mempromosikan daerah.
“Banyuwangi memiliki banyak potensi untuk dikembangkan.
Mulai seni dan budaya, destinasi wisata, sumber daya alam, hingga sumber daya
manusia. Promosi yang gencar dilakukan semata untuk menjadikan potensi itu
terkelola demi kesejahteraan rakyat,” kata Fajar.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda),
Agus Siswanto menambahkan keberhasilan ini lantaran Banyuwangi dinilai leading dalam 3 hal, yaitu promosi
pariwisata, pemanfaatan teknologi dan informasi serta bidang investasi.
“Kami paparan tentang apa saja yang telah dilakukan
Banyuwangi di tiga poin atas. Dan dewan juri yang rata-rata sudah pernah ke
Banyuwangi menganggap apa yang kita paparkan sesuai dengan perkembangan yang
terjadi di Banyuwangi,” katanya.
Ada 6 panelis yang menguji tim dari daerah yang terdiri atas
perwakilan Badan Koordinisasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Kementrian Perdagangan
(Kemendag), Kementrian Pariwisata, Anggota DPD RI, serta perwakilan Markplus Inc.
Dalam melakukan promosi, Banyuwangi sendiri memanfaatkan
beragam sarana media. Mulai dari menjalin hubungan baik dengan media massa,
Banyuwangi juga memanfaatkan media sosial. Sejumlah medsos dimanfaatkan, baik
melalui aplikasi android, website, facebook, twitter, dan blog.
Banyuwangi juga menggelar event kreatif tahunan bertajuk
Banyuwangi Festival untuk menarik minat wisatawan hadir, yang pelaksanaannya
juga bekerja sama dengan dunia usaha alias private partnership.
“Setiap PNS di Banyuwangi juga dibiasakan menjadi PR (public
relation-red) yang baik, sehingga setiap tamu yang datang mereka bisa
menceritakan dengan baik tentang Banyuwangi,” ujar Agus.
Hasilnya, lanjut dia, pada 2014, investasi yang masuk di
Banyuwangi mencapai Rp 3,4 triliun, meningkat hingga 180% dibanding tahun 2012
yang sebesar Rp 1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang investasinya
baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100%.
Kunjungan turis juga terus meningkat. Pada 2013, turis lokal
mencapai 1.057.952 orang, tumbuh 22% dibanding 2012 sebesar 860.831 orang.
Adapun turis lokal pada 2014 mencapai 1.459.670 orang dan turis asing 30.681
orang, naik 39,5 persen dari 2013. Berdasarkan survei independen, belanja turis
asing di Banyuwangi sebesar Rp 2 juta per hari per orang, sehingga dari
wisatawan asing ada devisa sekitar Rp 52 miliar.
Ditambahkan Agus, bidang IT juga menjadi prioritas
pembangunan di Banyuwangi sebagai salah satu daya tarik Banyuwangi. Sebanyak
1.400 titi wifi dipasang untuk memudahkan siapapun yang hadir di Banyuwangi
mudah dalam mengakses informasi. Ini mampu mengubah citra Banyuwangi dari yang
semula kota magic menjadi kota digital seiring pengembangan IT.
“Tak dipungkiri, IT telah menjadi kebutuhan masyarakat
global saat ini. Pelayanan publik di Banyuwangi pun menjadi lebih efektif dan
efisien seiring pengembangan IT di Banyuwangi. Ini juga sebagai bentuk komitmen
kami untuk terus memberikan yang terbaik kepada rakyat yang merupakan
“customer” kami juga,” pungkas Agus.
Sementara itu Founder and CEO MarkPlus Inc, Hermawan
Kartajaya mengatakan, ajang Regional Marketing Award ini merupakan gabungan
kegiatan pemberian penghargaan dan forum tukar pengalaman antar daerah.
Penghargaan diberikan kepada daerah tingkat I dan II yang
memenuhi kriteria, mampu mencatat kinerja ekonomi yang bagus pada tahun 2015,
memiliki inisitif yang bagus di bidang pariwisata, perdagangan dan investasi
yang berdampak pada kinerja ekonomi yang bagus serta memiliki inisiatif.
Hermawan menambahkan, jumlah pemenang yang cukup banyak
diharapkan bisa membangkitkan hati daerah-daerah lain yang belum berhasil untuk
minimal bisa belajar dari daerah-daerah yang menjadi pemenang sehingga mereka
juga bisa mulai mengejar ketinggalan dan mencatat kinerja ekonomi yang lebih
baik.
Sementara itu, Ketua DPD RI, Irman Gusman mengatakan pada
masa globalisasi ini betapa pentingnya kepala daerah memasarkan daerahnya,
khususnya tourism, trade dan investement karena inilah sektor yang sangat kebal
dari krisis.
Dengan mendorong tourism, Trade dan investement menurutnya
adalah sebuah cara untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan masing-masing
daerah.
Dengan tumbuhnya perekonomian daerah menjadi akselerasi pertumbuhan
ekonomi nasional inilah yang dimaknai sebagai desentralisasi otonomi.
“Penghargaan yang diberikan ini adalah salah satu cara
mendorong kepala daerah untuk lebih berorientasi kepada pemasaran sehingga
diharapkan dapat mensejahterakan masyarakatnya,” kata Irman. (Banyuwangikab.go.id, Suaramerdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar