Pasangan Calon Bupati Abdullah Azwar Anas dan Calon Wakil
Bupati Yusuf Widyatmoko unggul dalam Pilkada Banyuwangi, Rabu, 9 Desember 2015.
Hitung cepat (quick count) yang
dilakukan Citra Publik-Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network menunjukkan
pasangan petahana ini unggul dengan meraih 88,81 persen suara, sementara
kompetitornya, pasangan Sumantri Sudomo dan sigit Wahyu Widodo hanya meraih
suara pemilih sebesar 11,19 persen.
![]() |
Pasangan Anas-Yusuf ketika mendaftar jadi calon bupati dan wakil bupati Banyuwangi. (sumber : Tempo.co) |
Direktur Citra Publik-LSI Network Ade Mulyana menjelaskan
hitung cepat itu dilakukan di lebih dari 228 TPS dengan tingkat kepercayaan
98,25 persen dan margin of error 1
persen. Metode penarikan sampel memakai multistage random sampling. Sampel TPS
diambil secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih.
"Ini perhitungan final quick count dari semua data yang masuk," kata Ade Mulyana saat jumpa pers di Hotel Santika, Banyuwangi Rabu (9/12/2015).
Berdasarkan hasil quick count, sebaran kemenangan Anas-Yusuf
merata di semua wilayah. Kemenangan terbesar pasangan nomer urut 1 ini berada
di Kecamatan Kabat, Rogojampi, Singojuruh, dan Songgon dengan rata-rata 92
persen.
Sudah Diprediksi
Menurut Ade, kemenangan Anas sudah diprediksi jauh sebelumnya mengingat elektabilitasnya yang tinggi. Sebagai petahana, Anas dinilai berhasil memimpin Banyuwangi selama 5 tahun oleh mayoritas warga.
Ade mengatakan, sebelumnya dalam survei diketahui bahwa pemilih rasional Anas yang sulit digoyahkan (strong supporters) mencapai kisaran 84 persen. Mereka adalah pemilih rasional yang mendukung Anas karena alasan kinerja.
Pada Oktober 2015 lalu Citra Publik-LSI pernah melakukan survei untuk mengukur kepuasan masyarakat atas kinerja aparat birokrasi. Survei selama periode 1-5 Oktober 2015 dengan metode random sampling yang melibatkan 440 orang responden menunjukkan hasil, sebanyak 91,4 persen masyarakat Banyuwangi menyatakan puas atas kinerja pemerintah daerah. Hasil survei juga menunjukkan 93 persen masyarakat menyatakan bangga menjadi warga Banyuwangi.
Menurut Ade, kemenangan Anas sudah diprediksi jauh sebelumnya mengingat elektabilitasnya yang tinggi. Sebagai petahana, Anas dinilai berhasil memimpin Banyuwangi selama 5 tahun oleh mayoritas warga.
Ade mengatakan, sebelumnya dalam survei diketahui bahwa pemilih rasional Anas yang sulit digoyahkan (strong supporters) mencapai kisaran 84 persen. Mereka adalah pemilih rasional yang mendukung Anas karena alasan kinerja.
Pada Oktober 2015 lalu Citra Publik-LSI pernah melakukan survei untuk mengukur kepuasan masyarakat atas kinerja aparat birokrasi. Survei selama periode 1-5 Oktober 2015 dengan metode random sampling yang melibatkan 440 orang responden menunjukkan hasil, sebanyak 91,4 persen masyarakat Banyuwangi menyatakan puas atas kinerja pemerintah daerah. Hasil survei juga menunjukkan 93 persen masyarakat menyatakan bangga menjadi warga Banyuwangi.
Sebulan kemudian, Citra Publik-LSI kembali menggelar survei yang
dilakukan pada 26-30 November 2015. Kali ini survei melibatkan 880 responden di
seluruh kecamatan, dengan perbandingan karakteristik demografis dan geografis
yang proporsional. Seperti dari sisi usia, agama, suku, pendapatan, dan tempat
tinggal. Wawancara pada responden dikerjakan secara tatap muka.
Multistage random sampling dipilih sebagai metode survei
dengan hasil tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 3,8%.
Hasil survei menunjukkan sebanyak 91,3% memilih pasangan
Anas-Yusuf dalam Pilkada Serentak pada Rabu (9/12/2015). Lawannya, yakni
pasangan Sumantri Sudomo-Sigit Wahyu Widodo meraih 2,1% suara. Sementara 6,6%
pemilih suara masih merahasiakan pilihannya.
Sebaran suara pasangan Anas-Yusuf hampir merata pada semua
segmen pemilih. Baik berdasarkan aspek demografis maupun geografis. Berdasarkan
kelompok umur, agama, suku, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lokasi tempat
tinggal, hingga level pendapatan, Anas-Yusuf mendapat suara rata-rata minimal
90%.
Artinya, kelompok umur pemilih pemula sampai di atas 50
tahun, 90% ke Anas-Yusuf. Demikian pula bila pemilih dilihat berdasarkan agama,
mulai dari pemilih Islam, Hindu, Kristen, Katolik, Buddha, Konghucu, merata ke
Anas-Yusuf. Selanjutnya dari aspek suku, jenis kelamin, pendidikan, tempat
tinggal dan pendapatan, mayoritas juga ke Anas-Yusuf.
Terlebih hasil survei juga memperlihatkan tingkat
popularitas pasangan Anas-Yusuf mencapai 99,3% dengan tingkat kesukaan 96%.
Sementara Sumantri Sudomo-Sigit Wahyuwidodo di level 40% dan pengenalan sekitar
35%.
Atas dasar itu, pasangan Anas-Yusuf diprediksikan akan
memenangkan pilkada Banyuwangi dengan kemenangan telak. Dan terbukti hasil hitung
cepat pilkada 9 Desember 2015 paralel dengan hasil-hasil survei sebelumnya.
Jika mengacu pada metode survei Citra Publik-LSI yang
menerapkan margin of error 1 persen, dengan
hasil hitung cepat 88,81 persen maka hasil real
count KPUD akan berkisar antara 87,81 sampai 89,81 persen. Tentu ini masih harus menunggu rilis resmi dari KPUD.
Sementara itu, Calon Bupati Abdullah Azwar Anas berterima
kasih kepada seluruh masyarakat Banyuwangi. Terkait hasil quick count, Anas
meminta semua pihak menunggu hasil perhitungan resmi oleh KPUD Banyuwangi.
"Quick count secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Tapi kita semua harus menunggu perhitungan resmi KPUD," jelas Anas.
"Quick count secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Tapi kita semua harus menunggu perhitungan resmi KPUD," jelas Anas.
Mantan anggota DPR itu mengatakan, pasca-Pilkada yang lebih
penting adalah kembali merajut persaudaraan dengan semua kalangan. "Saya
sering katakan, pilkada itu event lima tahunan, tapi persaudaraan itu
selamanya. Karena itu, itu, semuanya mari gandengan tangan lagi ke depan untuk
membawa Banyuwangi ke arah yang lebih baik lagi," ujar alumnus Universitas
Indonesia (UI) ini.
Hal ini kembali ditekankan dalam akun Twitter-nya @a_aswarnas, “Pilkada event lima tahunan.
Pertemanan berjalan selamanya. Jgn sampai pilkada menggerus ikatan pertemanan.
Sukses buat kita semua.”
Menurut Anas, membangun daerah tak bisa dilakukan sendirian
mengingat kompleksnya problem yang perlu dicari solusinya. "Akan lebih
ringan jika semua bareng-bareng mengembangkan daerah," ujarnya. (berbagai
sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar