![]() |
Warga Banyuwangi ikuti ujian bahasa asing (foto: Okezone.com) |
Sebanyak 2.604 warga Banyuwangi mengikuti uji kompetensi
bahasa asing di GOR Tawang Alun, Senin (19/10/2015). Mereka adalah warga yang telah mengikuti kursus bahasa asing berbasis
desa/kelurahan selama 210 jam pembelajaran. Para peserta berasal dari 217
desa/kelurahan se-Banyuwangi.
Sejak bulan Mei 2015, Pemkab Banyuwangi menyelenggarakan
kursus bahasa asing bagi masyarakat secara gratis. Ada tiga pilihan bahasa yang
dibisa diikuti, yaitu Bahasa Inggris, Mandarin, dan Arab. Lokasi kursus pun
dilaksanakan sesuai kesepakatan warga. Ada yang di balai desa, musala, ruang
kelas, hingga di tempat wisata. Masing-masing bahasa/desa diberi instruktur
satu orang dan waktu kursus diatur sebanyak tiga kali dalam sepekan.
Warga pun antusias mengikuti program ini. Mulai dari pemuda,
ibu rumah tangga, guru-guru PAUD, hingga pelajar sekolah Sekolah Dasar pun
tertarik mengikutinya. Mereka pun aktif mengikuti kursus yang dilaksanakan
dengan konsep ceria tapi serius itu.
”Lumayan sulit juga ini tes Bahasa Mandarin-nya. Tapi
lumayan, saya yakin lulus karena hampir semua soal bisa saya kerjakan,” kata
Lina Ayu, pelajar dari Kelurahan Giri. Lina mengaku mengikuti kursus ini
lantaran bahasa Mandarin penting sebagai bekal mencari pekerjaan.
”Bahasa Inggris kan sudah dapat pelajaran di sekolah,
makanya saya mencari Bahasa Mandarin, biar setidaknya saya bisa dua bahasa
asing,” katanya. Selama kursus Lina mendapatkan materi dasar bahasa Mandarin,
mulai dari pengenalan panca indera, warna, hingga percakapan sehari-hari.
Begitu juga dengan Ida Sri Fatmala. Ibu rumah tangga ini
mengaku harap-harap cemas saat mengikuti ujian. ”Awalnya grogi, tapi setelah
lihat soalnya, ternyata saya banyak yang bisa,” kata Ida yang saat itu
mengerjakan soal sambil mengasuh anaknya. Dia mengikuti program kursus karena
ingin melek bahasa sehingga bisa ikut mendidik sang anak agar mahir berbahasa
Inggris.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kursus ini
digelar sebagai upaya menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah di
depan mata. Karena itu, kursus bahasa ini digelar di tingkat desa sebagai upaya
untuk memfasilitasi warga desa agar bisa berkomunikasi dengan bahasa
internasional.
”Selama ini kesannya kursus hanya bisa dijangkau warga kota
dan biayanya mahal. Karena itu, kami sengaja membuat kursus gratis berbasis
desa, yang lokasinya dekat dengan tempat tinggalnya. Bekal bahasa ini juga
untuk mengimbangi sektor pariwisata yang terus bergeliat di Banyuwangi. Minimal
warga bisa memanfaatkan kemampuan bahasanya untuk bisnis jasa pemandu wisatawan
mancanegara,” kata Bupati Anas.
Anas menambahkan, MEA adalah pintu bagi semua peluang,
sehingga harus dimanfaatkan, bukan ditakuti. Oleh karena itu, Pemkab Banyuwangi
menyiapkan sumberdaya manusia dan hal penunjang lain agar bisa bersaing di
kancah regional. ”Selain kursus bahasa asing, produk-produk usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM) juga kami fasilitasi agar semakin berkualitas,” ujar Anas.
Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiono mengatakan, para peserta
ujian akan mendapatkan sertifikat bahasa yang sesuai standard dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Sertifikat yang didapatkan mulai dari elementary I
maupun II menyesuaikan dengan kemampuan mereka. ”Sertifikat sebagai bukti legal
kelulusan mereka setelah menempuh kursus bahasa,” jelas Sulihtiono.
Hari ini, selain ujian kursus bahasa asing yang diikuti
warga, Pemkab Banyuwangi juga memfasilitasi ujian TOEFL secara gratis untuk 500
siswa SMA. ”Ujian TOEFL bagi siswa SMA ini juga sebagai sarana pembanding antara
siswa sekolah dan peserta kursus di desa-desa. Ini sebagai bahan evaluasi
kami,” jelas dia.
Sulihtiono mengatakan, kursus ini akan terus berlanjut
hingga tahun mendatang. ”Memberi kesempatan bagi yang ingin belajar sampai
tingkat advance, selain tentunya membuka kesempatan lagi bagi warga yang ingin
belajar bahasa asing,” pungkas Sulihtiono. (Okezone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar