21 Ahli geologi dan peneliti pertambangan dari dalam dan luar negeri yang melakukan field trip (studi lapangan) ke wilayah pertambangan emas di bukit Tumpang Pitu yang tak jauh dari Pulau Merah di Banyuwangi.
Ketua rombongan, Prof David Cooke menyebutkan, para peneliti itu tinggal selama dua hari di Pulau Merah. Mereka melihat dari dekat kondisi bebatuan Pulau Merah, sekaligus observasi terkait aktivitas pertambangan yang ada. Banyuwangi dipilih para deolog dunia lantaran mereka meyakini Pulau Merah memiliki kandungan emas terbaik di dunia. Dari kacamata geolog potensi Pulau Merah ini dinilai istimewa lantaran cadangan kandungan emas dan pola-pola endapan batuannya yang menarik.
"Pulau Merah itu istimewa. Selain kandungan emasnya dinilai terbaik di dunia, bebatuan yang ada di sana bagaikan laboratorium alam yang luar biasa yang langsung bisa kita saksikan," ujar guru besar CODES University of Tasmania itu, Senin (5/10/2015).
Indonesia, tambah Cooke, menjadi lokasi yang dituju untuk kegiatan field trip ini pasca diputuskan dalam konferensi pertambangan (SEG - CODES Conference) yang digelar di Hobart, Australia, awal September 2015 lalu. Selain Pulau Merah saat di Indonesia para peneliti juga mengunjungi sejumlah lokasi pertambangan, seperti Batu Hijau di Lombok dan beberapa lokasi pertambangan di Sulawesi.
Para peneliti yang sebagian besar belum pernah ke Pulau Merah ini, imbuh Cooke, saat dibawa ke sana spontan melontarkan pujiannya begitu tiba di Pulau Merah. Hujan acungan jempol mereka berikan untuk Pulau Merah. Mereka nilai tidak semua tempat punya lokasi seindah dan selengkap Pulau Merah.
"Mereka jadi bertambah pengetahuannya dengan menginjakkan kaki di Pulau Merah. Di sana kami mengamati bebatuannya, meneliti karakteristik batuan, dan mengunjungi ke lokasi penambangan emas," terang Cooke.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ketertarikan para geolog juga karena terkait pengelolaan di Pulau Merah. Di Pulau Merah ini mereka menemukan bahwa pertambangan bisa bersanding dengan baik dengan pengembangan pariwisata. "Mereka sempat menanyakan ke saya bagaimana mungkin suatu kawasan pertambangan bisa bertetangga baik dengan suatu kawasan wisata. Ini sangat menarik bagi mereka," tandas Anas. (Detik.com)
Pulau Merah itu istimewa. Selain kandungan emasnya dinilai terbaik di dunia, bebatuan yang ada di sana bagaikan laboratorium alam yang luar biasa yang langsung bisa kita saksikan.Field Trip ini hasil kerjasama 3 lembaga, yakni Society of Economic Geologists (SEG), CODES University of Tasmania, Australia, dan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI). Para peneliti yang dipimpin geolog ekonomi nasional Ade Maryono antara lain berasal dari Australia, Jepang, Brazil, Mexico, Inggris, China, Laos. Turut dalam rombongan, geolog ekonomi Indonesia terbaik Ade Maryono.
Ketua rombongan, Prof David Cooke menyebutkan, para peneliti itu tinggal selama dua hari di Pulau Merah. Mereka melihat dari dekat kondisi bebatuan Pulau Merah, sekaligus observasi terkait aktivitas pertambangan yang ada. Banyuwangi dipilih para deolog dunia lantaran mereka meyakini Pulau Merah memiliki kandungan emas terbaik di dunia. Dari kacamata geolog potensi Pulau Merah ini dinilai istimewa lantaran cadangan kandungan emas dan pola-pola endapan batuannya yang menarik.
"Pulau Merah itu istimewa. Selain kandungan emasnya dinilai terbaik di dunia, bebatuan yang ada di sana bagaikan laboratorium alam yang luar biasa yang langsung bisa kita saksikan," ujar guru besar CODES University of Tasmania itu, Senin (5/10/2015).
Indonesia, tambah Cooke, menjadi lokasi yang dituju untuk kegiatan field trip ini pasca diputuskan dalam konferensi pertambangan (SEG - CODES Conference) yang digelar di Hobart, Australia, awal September 2015 lalu. Selain Pulau Merah saat di Indonesia para peneliti juga mengunjungi sejumlah lokasi pertambangan, seperti Batu Hijau di Lombok dan beberapa lokasi pertambangan di Sulawesi.
Para peneliti yang sebagian besar belum pernah ke Pulau Merah ini, imbuh Cooke, saat dibawa ke sana spontan melontarkan pujiannya begitu tiba di Pulau Merah. Hujan acungan jempol mereka berikan untuk Pulau Merah. Mereka nilai tidak semua tempat punya lokasi seindah dan selengkap Pulau Merah.
"Mereka jadi bertambah pengetahuannya dengan menginjakkan kaki di Pulau Merah. Di sana kami mengamati bebatuannya, meneliti karakteristik batuan, dan mengunjungi ke lokasi penambangan emas," terang Cooke.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ketertarikan para geolog juga karena terkait pengelolaan di Pulau Merah. Di Pulau Merah ini mereka menemukan bahwa pertambangan bisa bersanding dengan baik dengan pengembangan pariwisata. "Mereka sempat menanyakan ke saya bagaimana mungkin suatu kawasan pertambangan bisa bertetangga baik dengan suatu kawasan wisata. Ini sangat menarik bagi mereka," tandas Anas. (Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar