![]() |
Pembangunan pabrik gula Glenmore terus dikebut (foto : Josstoday.com) |
Pembangunan pabrik gula Glenmore terus dikebut oleh PTPN XII
dan direncanakan beroperasi pada 8-8-2016. Kalangan petani tebu menyambut baik
perkembangan pembangunan Pabrik Gula Glenmore Banyuwangi ini.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) HM Arum
Sabil menilai, Pabrik Gula Glenmore di Banyuwangi, Jawa Timur akan jadi
pabrik gula yang modern dan berdaya saing.
"Jika sudah beroperasi, maka Banyuwangi akan mampu
memproduksi gula sekelas rafinasi, dan Pabrik Gula Glenmore di daerah itu akan
menjadi pabrik gula masa depan di Indonesia. Kabar baik ini kami laporkan ke
Menteri BUMN (Rini Soemarno,red) ," kata pemrakarsa pendirian Pabrik Gula
Glenmore itu, dikutip joss.today hari ini (21/9/2015).
Kata HM Arum Sabil yang juga Wakil Ketua Dewan Gula Kamar
Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), jika Pabrik Gula Glenmore berhasil
menjamin rendemen tebu petani, Arum Sabil merasa yakin pabrik-pabrik gula lainnya
akan mengikuti, bahkan rendemen 10 persen akan sangat mudah dicapai
pabrik-pabrik gula lainnya.
Dan capaian ini, kata HM Arum Sabil, akan jadi awalan yang
baik buat terwujudnya kemandirian pangan.
"Kemandirian pangan akan terwujud jika kita mampu mengulang
kembali kejayaan pergulaan nasional seperti tahun 1929," kata Arum Sabil
yang juga Kordinator Pusat Tampung Aspirasi Masyarakat Indonesia atau
Pustari.
Arum Sabil lebih lanjut menjelaskan, jika semua pabrik gula
mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gula lokal, maka ancaman apa
pun, termasuk melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak akan
menjadi masalah, bahkan sebaliknya bisa menjadi berkah.
Pabrik gula yang berdaya saing itu sendiri perlu didukung
hasil panen tebu yang baik. Di sisi lain, tanaman tebu yang bagus umumnya akan
mendorong berkembangnya tanaman palawija, termasuk kedelai, sehingga kesemuanya
akan dapat mewujudkan kemandirian pangan.
"Salah satu kunci suksesnya negara adalah jika kemandirian pangan sudah terjamin. Jika sudah demikian keadaannya, apa pun ancamannya, termasuk melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika tidak akan menjadi masalah," kata Ketua Umum APTRI itu.
Sementara itu Indonesia pada 1929 tercatat pernah mengalami kejayaan industri gula, sehingga Indonesia ketika itu menjadi negara pengekspor gula kedua di dunia setelah Kuba.
Tetapi kejayaan tersebut hanya tinggal sejarah. Perang dunia II menyebabkan kehancuran pabrik-pabrik gula di dalam negeri. Kemudian sejak tahun 1976 Indonesia harus mengimpor kebutuhan gula nasionalnya. (Josstoday.com)
"Salah satu kunci suksesnya negara adalah jika kemandirian pangan sudah terjamin. Jika sudah demikian keadaannya, apa pun ancamannya, termasuk melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika tidak akan menjadi masalah," kata Ketua Umum APTRI itu.
Sementara itu Indonesia pada 1929 tercatat pernah mengalami kejayaan industri gula, sehingga Indonesia ketika itu menjadi negara pengekspor gula kedua di dunia setelah Kuba.
Tetapi kejayaan tersebut hanya tinggal sejarah. Perang dunia II menyebabkan kehancuran pabrik-pabrik gula di dalam negeri. Kemudian sejak tahun 1976 Indonesia harus mengimpor kebutuhan gula nasionalnya. (Josstoday.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar