Bandara Blimbingsari dibuka lagi Sabtu pagi (18/7), setelah sebelumnya sempat lumpuh dan ditutup delapan hari
akibat erupsi Gunung Raung. Semua jadwal penerbangan dari dan ke Banyuwangi normal
sejak bandara dibuka kembali.
Menurut Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas
3 Blimbingsari Banyuwangi Sigit Widodo, bandara itu dibuka kembali sesuai
dengan notice to airmen (notam) C 0577/15 yang dirilis Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara. ’’(Bandara Blimbingsari) dibuka lagi sejak Sabtu (kemarin,
Red) pukul 06.00,’’ tuturnya.
Dengan keluarnya notam dari Ditjen Perhubungan Udara,
seluruh aktivitas penerbangan di Bandara Blimbingsari kembali berjalan normal.
Empat penerbangan kemarin bisa mendarat dan terbang dengan lancar di bandara
yang beroperasi pada 18 Desember 2010 tersebut. ’’Pesawat Garuda dan Wings Air
landing dengan mulus,’’ ujar Sigit.
Pada hari pertama pembukaan kembali bandara pasca ditutup
sejak Jumat (10/7), pesawat Wings Air dari Surabaya mendarat dengan mengangkut
43 penumpang. Sekitar 15 menit kemudian, pesawat Garuda Indonesia landing pukul
13.45 dengan membawa 51 penumpang.
Sementara itu, penumpang Wings Air yang terbang dari
Banyuwangi menuju Surabaya berjumlah 28 orang. Kursi pesawat Garuda Indonesia
yang terbang dari Banyuwangi ke Surabaya hanya terisi 12 penumpang.
Sepinya jumlah penumpang angkutan udara tersebut ditengarai
masih banyaknya warga yang belum tahu bahwa Bandara Blimbingsari sudah dibuka.
’’Kemungkinan, jika kondisi normal dan tidak ada penutupan bandara lagi, besok
(hari ini, Red) bisa terisi penuh,’’ katanya.
Sebelumnya, Ditjen Perhubungan Udara menutup lima bandara
dari aktivitas penerbangan pada Kamis (16/7) karena terdampak abu vulkanis
Gunung Raung. Penutupan lima bandara tersebut diberlakukan sejak Jumat (10/7)
dan baru dibuka kembali Sabtu (18/7).
Sementara itu, kondisi Gunung Raung mulai kemarin pagi
hingga sekitar pukul 12.00 tidak ada perubahan yang mencolok. Selain cuaca
mendung dan kondisi angin tenang, asap kelabu masih keluar dari kaldera dengan
intensitas sedang dan tekanan lemah. Tinggi asap mencapai 1.500 meter dan
condong bergerak ke utara.
’’Tinggi asap meningkat sekitar 500 meter. Sedangkan gempa
tremor cenderung menurun dengan amplitudo 4–32 milimeter dan rata-rata
amplitudo dominan 22 milimeter,’’ jelas Burhan Alathea, petugas pengamat Gunung
Raung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar