Potensi peningkatan ekspor Jawa Timur diharapkan makin
terbuka, menyusul diberlakukannya fasilitas petikemas port-to-port dari
Pelabuhan Tanjung Wangi ke Port Authority of Singapore selaku simpul (hub)
perdagangan dari Banyuwangi.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Bangun
Swastanto mengungkapkan dengan adanya fasilitas tersebut, pengiriman barang
dari Banyuwangi hanya akan memakan waktu 5 hari untuk transit di Singapura,
sebelum didistribusikan ke negara tujuan.
“Ini memberikan peluang bagi masyarakat Kabupaten Banyuwangi
dan sekitarnya untuk melakukan kegiatan ekspor maupun impor untuk menggerakkan
roda perputaran barang guna mendukung perekonomian,” katanya, Selasa (21/4).
Dia mengungkapkan fasilitas Pelabuhan Tanjung Wangi tersebut
sudah dapat digunakan oleh pengusaha di Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan
Bondowoso dengan jadwal kedatangan kapal reguler, tetap, dan pasti.
Menurut Bangun, Pelindo III cabang Tanjung Wangi bekerja
sama dengan PT Lintas Cahaya Abadi untuk mengoperasikan fasilitas itu dengan
kapal MV New Light, yang mampu mengangkut 350 kontainer berukuran 20 kaki atau
175 kontainer berukuran 40 kaki.
Pelabuhan Tanjung Wangi sendiri memiliki kedalaman -14 LWS,
peralatan bongkar muat, dan perusahaan bongkar muat (PBM) yang beroperasi 24
jam. Sarana tersebut digadang-gadang cukup mumpuni untuk kegiatan ekspor-impor
melalui ujung timur Provinsi Jatim.
“Hal tersebut telah dibuktikan saat melakukan kegiatan
bongkar muat peralatan dan perlengkapan perang US Army, yang sebagian besar
dimuat menggunakan kontainer melalui Pelabuhan Tanjung Wangi saat melaksanakan
pelatihan di Situbondo tahun lalu.”
Lebih lanjut, dengan adanya fasilitas container
port-to-port, biaya logistik dari Tanjung Wangi dapat ditekan. Pasalnya,
selama ini kegiatan bongkar muat di pelabuhan itu didominasi oleh curah dan bag
cargo yang memerlukan waktu lama.
“Dengan kontainerisasi, proses bongkar muat akan lebih cepat
karena 350 kontainer dapat dibongkar hanya sekitar sehari, sehingga akan
mengurangi biaya waktu tunggu kapal. Selain itu, Tanjung Wangi juga akan
mengurangi biaya transportasi ke Surabaya.”
Tahun ini, Tanjung Wangi mendapat tambahan fasilitas dermaga
umum sepanjang 25x8 meter untuk meningkatkan kapasitas kapal yang akan sandar.
Pada 2016, pelabuhan itu akan mendapat tambahan dermaga ex-APBN menjadi 150
meter khusus untuk terminal petikemas.
Menurut Bangun, dengan adanya penambahan fasilitas tersebut,
biaya kepelabuhanan yang ditanggung oleh pihak pelayaran akan menjadi lebih
murah. Hal tersebut diharapkan berdampak pada pertumbuhan industri di Kabupaten
Banyuwangi.
Dengan membuka akses hub ekspor ke
Singapura, diharapkan para pengusaha Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan Bondowoso
lebih banyak mengirimkan hasil industri, hasil olahan makanan, kerajinan,
buah-buahan, dan ikan melalui Tanjung Wangi.
“Tujuannya agar pengiriman barang bisa lebih efektif dan
efisien, juga lebih murah dibandingkan melalui Surabaya, yang saat ini harus melalui
transportasi darat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar