Stadion yang berada di tengah kota ini sudah tak udik lagi. Di tribun sebelah selatan, sudah terbangun tempat duduk penonton plus atap yang membentuk seperti kapal karet. Persis seperti Allianz. Tergambar pula gambar hologram dari penari gandrung, tarian khas kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini.
Sayang cantiknya coveranyar tak didukung dengan fasilias yang memadai. Stadion Diponegoro masih belum memiliki penerangan, lapangan yang ditunjak rumput berkualitas, serta papan skor. Khusus untuk lapangan, masih banyak titik-titik gundul tak ada ruput.
"Maksimal pada bulan Mei nanti lampunya sudah ready. Rumput baru juga akan baru. Nanti ditanam sebelum penyelenggaraan. Sedangkan Scoring board-nya electric," jelas Kasi Pemeliharaan LPJU Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Effendi, Minggu (1/3) siang.
Effendi menambahkan, untuk pemasangan lampu akan dilakukan pada bulan Mei mendatang. Ia menyampaikan bahwa pemasangan lampu akan sesuai dengan aturan dari AFC. "Untuk lampu sepakbola, siap bulan Mei. Minimal 1200 lux. Jadi nanti satu tiang ada 30 lampu," sambung Effendi.
Penambahan tribun selatan juga membuat kapasitas tempat duduk di Stadion Diponegoro bertambah menjadi 20 ribu orang. Total biaya yang dikeluarkan untuk renovasi stadion adalah Rp 9.7 miliar. "Mengenai bentuknya yang mirip Allianz Arena, permintaan pak bupati memang seperti itu," tutup Effendi.
Beritajatim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar