Banyuwangi terus berbenah diri untuk menarik jumlah kunjungan turis. Salah satunya dengan merombak Bandara Blimbingsari seperti bandara yang ada di Kanada, yang memaksimalkan cahaya matahari sebagai pengganti lampu.
Bandara Blimbingsari saat ini baru bisa menampung rute penerbangan pesawat kecil. Sebut saja, Garuda Indonesia yang mulai beroperasi 2014 baru bisa mengoperasikan ATR 72-600 denga rute penerbangan Denpasar-Banyuwangi-Surabaya PP, untuk sekali dalam sehari.
Bupati Anas pun menyadari keterbatasan gerbang masuk Banyuwangi yang masih terbatas. Dia pun menargetkan tahun depan bandara yang kelak akan menjadi kebanggan warga Banyuwangi rampung.
"Konsepnya green airport. Jadi memaksimalkan cahaya yang masuk tanpa banyak menggunakan lampu. Seperti di Kanada," ujar Bupati Anas, di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (26/3/2015).
Bangunan pun nantinya akan di desain dominan nuansa kayu atau bambu. Sehingga konstruksi beton akan diminimalkan. Selain itu, tentu panjang runway akan ditambahkan, saat ini panjang landasan baru 1.800. Bupati Anas berharap tahun berikutnya dapat dibangun penambahan panjang landasan menjadi 2.250.
"Pintu masuk bandara lebarnya akan diperluas jadi 50 meter. Pemerintah pusat sudah menyanggupi pembangunan infrastrukturnya," kata Anas.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani, mengatakan sejak pihaknya mengoperasikan rute Denpasar-Banyuwangi-Surabaya, perlahan terlihat peningkatan signifikan load factor pengguna jasa maskapai penerbangan pelat merah ini.
"Awalnya 60, 65 persen. Sekarang sudah diangka 75 persen. Itu merupakan peningkatan signifikan sejak mulai diterbangkan," ujar Handayani usai peresmian gerai lokat Garuda Indonesia di Banyuwangi, Kamis (26/3) kemarin.
Saat ini Garuda Indonesia tengah melakukan evaluasi untuk meningkatkan frekuensi penerbangan. Saat ini hanya ada satu kali penerbangan dalam sehari dari rute yang sudah ada."Kami sedang melihat potensi optimalnya berapa, sambil menunggu perpanjangan bandaranya. Karena sekarang bandaranya masih terbatas dan kita tidak bisa terbangkan pesawat yang lebih besar," ujarnya.
Detik.com
Bandara Blimbingsari saat ini baru bisa menampung rute penerbangan pesawat kecil. Sebut saja, Garuda Indonesia yang mulai beroperasi 2014 baru bisa mengoperasikan ATR 72-600 denga rute penerbangan Denpasar-Banyuwangi-Surabaya PP, untuk sekali dalam sehari.
Bupati Anas pun menyadari keterbatasan gerbang masuk Banyuwangi yang masih terbatas. Dia pun menargetkan tahun depan bandara yang kelak akan menjadi kebanggan warga Banyuwangi rampung.
"Konsepnya green airport. Jadi memaksimalkan cahaya yang masuk tanpa banyak menggunakan lampu. Seperti di Kanada," ujar Bupati Anas, di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (26/3/2015).
Bangunan pun nantinya akan di desain dominan nuansa kayu atau bambu. Sehingga konstruksi beton akan diminimalkan. Selain itu, tentu panjang runway akan ditambahkan, saat ini panjang landasan baru 1.800. Bupati Anas berharap tahun berikutnya dapat dibangun penambahan panjang landasan menjadi 2.250.
"Pintu masuk bandara lebarnya akan diperluas jadi 50 meter. Pemerintah pusat sudah menyanggupi pembangunan infrastrukturnya," kata Anas.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani, mengatakan sejak pihaknya mengoperasikan rute Denpasar-Banyuwangi-Surabaya, perlahan terlihat peningkatan signifikan load factor pengguna jasa maskapai penerbangan pelat merah ini.
"Awalnya 60, 65 persen. Sekarang sudah diangka 75 persen. Itu merupakan peningkatan signifikan sejak mulai diterbangkan," ujar Handayani usai peresmian gerai lokat Garuda Indonesia di Banyuwangi, Kamis (26/3) kemarin.
Saat ini Garuda Indonesia tengah melakukan evaluasi untuk meningkatkan frekuensi penerbangan. Saat ini hanya ada satu kali penerbangan dalam sehari dari rute yang sudah ada."Kami sedang melihat potensi optimalnya berapa, sambil menunggu perpanjangan bandaranya. Karena sekarang bandaranya masih terbatas dan kita tidak bisa terbangkan pesawat yang lebih besar," ujarnya.
Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar