Masyarakat nelayan di Kecamatan Wongsorejo kini
beramai ramai mulai beralih profesi menjadi pembudidaya rumput laut. Biaya
operasional yang lebih murah dan penghasilan yang lebih tinggi dijadikan alasan
utama untuk menekuni budidaya rumput laut kaya serat ini.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Kecamatan Wongsorejo kinimenjadi sentra budidaya rumput laut yang tersebar di 4 desa yakni Desa Sumber Kencono, Alas Rejo, Wongsorejo, dan Bengkak.
"Ada sekitar 400 nelayan rumput laut yang tersebar di 4 desa. Mereka dulu nelayan, tapi beralih profesi menjadi pembudidaya rumput laut karena penghasilannya lebih tinggi," ujar Anas saat menghadiri panen raya rumput laut di Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Sabtu (8/11/2014).
Luasan lahan di wilayah pesisir Banyuwangi yang siap ditanami rumput laut, kata Anas, mencapai 800 hektar. Namun kini baru sekitar 250 hektar lahan efektif yang mampu dikelola oleh 12 kelompok budidaya rumput laut. Dalam setahun, rumput laut yang bisa mereka panen mencapai 11 ribu ton.
"Pasarnya sudah tersedia. Tinggal ke depan tantangannya adalah menggabungkan bagaimana komoditi rumput laut menjadi point tambah ke sektor pariwisata dan industri kreatif," imbuh Anas.
Salah satu pembudidaya rumput laut, Toladi (35) mengatakan, rata-rata dalam satu bulan ia bisa memanen rumput kaya serat ini hingga 7 kali, setiap kali panen bisa mencapai 1-2 ton. Di tingkat petani, 1 kilogram rumput laut basah yang dihasilkannya dihargai Rp 12 ribu.
Pria yang baru 4 tahun menggeluti profesi sebagai pembudidaya rumput laut ini mengaku penghasilannya meningkat 3 kali lebih tajam ketimbang saat menggantungkan hidupnya saat menjadi nelayan.
"Sebulan panen 7 kali, rata-rata per panen 1-2 ton. Keuntungan bersih sekitar Rp 4-5 juta per bulan," ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Kecamatan Wongsorejo kinimenjadi sentra budidaya rumput laut yang tersebar di 4 desa yakni Desa Sumber Kencono, Alas Rejo, Wongsorejo, dan Bengkak.
"Ada sekitar 400 nelayan rumput laut yang tersebar di 4 desa. Mereka dulu nelayan, tapi beralih profesi menjadi pembudidaya rumput laut karena penghasilannya lebih tinggi," ujar Anas saat menghadiri panen raya rumput laut di Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Sabtu (8/11/2014).
Luasan lahan di wilayah pesisir Banyuwangi yang siap ditanami rumput laut, kata Anas, mencapai 800 hektar. Namun kini baru sekitar 250 hektar lahan efektif yang mampu dikelola oleh 12 kelompok budidaya rumput laut. Dalam setahun, rumput laut yang bisa mereka panen mencapai 11 ribu ton.
"Pasarnya sudah tersedia. Tinggal ke depan tantangannya adalah menggabungkan bagaimana komoditi rumput laut menjadi point tambah ke sektor pariwisata dan industri kreatif," imbuh Anas.
Salah satu pembudidaya rumput laut, Toladi (35) mengatakan, rata-rata dalam satu bulan ia bisa memanen rumput kaya serat ini hingga 7 kali, setiap kali panen bisa mencapai 1-2 ton. Di tingkat petani, 1 kilogram rumput laut basah yang dihasilkannya dihargai Rp 12 ribu.
Pria yang baru 4 tahun menggeluti profesi sebagai pembudidaya rumput laut ini mengaku penghasilannya meningkat 3 kali lebih tajam ketimbang saat menggantungkan hidupnya saat menjadi nelayan.
"Sebulan panen 7 kali, rata-rata per panen 1-2 ton. Keuntungan bersih sekitar Rp 4-5 juta per bulan," ujarnya.
Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar