Bupati AbdullahAzwar Anas menjadi bintang tamu dalam acara Bukan Empat mata yang di tayangkan
oleh Trans 7, Rabu 3/9/2014. Untuk memenuhi undangan dalam acara yang di pandu
oleh Tukul Arwana tersebut, Bupati Anas harus berangkat ke Jakarta pada Selasa
(26/8), untuk selanjutnya di lakukan shooting.
Menurut Anas, managemen
trans 7 sengaja mengundang pihaknya dalam acara fenomenal tersebut, karena
Banyuwangi dinilai telah berhasil memajukan masyarakat dan daerahnya di
berbagai bidang, salah satunya mengurangi angka kemiskinan di banyuwangi
menjadi 9 persen yang beberapa waktu lalu, juga diakui oleh presiden SBY dalam
paripurna peringatan HUT RI ke-69 tahun.
Selain itu,
manageman trans TV juga mengapresiasi terkait pengembangan SDM masyarakat
Banyuwangi termasuk juga pertumbuhan ekonomi serta pengembangan pariwisata di
Banyuwangi yang dianggap memiliki kemajuan cukup pesat.
Dalam tayangan yang bertema “Pemimpin Masa Depan” tersebut
Anas banyak memaparkan keberhasilan pembangunan yang telah diraih Banyuwangi
dalam beberapa tahun terakhir ini. Kemiskinan menjadi PR pertama yang ingin
dituntaskan. “Tidak ada gunanya ekonomi kita
tumbuh tapi kemiskinan juga bertambah,” tegas Anas.
Karena itu kemiskinan menjadi target kami dan ini berhasil
berkat dukungan banyak pihak, antara lain berupa private partnership, lanjutnya. Dengan
gotong royong bareng-bareng yang miskin bisa berkurang. Terbukti dengan bantuan
banyak orang tanpa APBD, banyak program yang bisa dijalankan.
Menjawab pertanyaan Tukul Arwana tentang kebijakannya yang
mensyaratan IPK minimal 3,5 bagi calon PNS, Anas menjawab, ingin Birokrasi
harus bisa melayani namun hal ini harus ditunjang oleh SDM yang baik. Kalau
sebelumnya PNS banyak yang diangkat secara otomatis setelah menjadi tenaga
honorer. Lalu selama ini PNS seperti orang yang sudah tidak diterima
dimana-mana baru melamar jadi PNS. Dengan kondisi demikian PNS kita tidak bisa
bersaing dengan perbankan dll. Maka ia pun mempunyai kriteria yang ketat agar
dapat merekrut SDM yang baik, yaitu IPK minimial 3,5. Dengan persyaratan
tersebut banyak lulusan terbaik PT dari berbagai daerah tertarik menjadi PNS
Banyuwangi.
Menyinggung keberhasilan Banyuwangi mempersembahkan piala Adipura dua kali berturut-turut pada 2013 dan 2013, Anas menjelaskan dengan ilustrasi.
Pertama kali orang datang ke suatu kota yang dilihat pertama kali adalah wajah
kotanya dalam arti kebersihannya. Maka soal kebersihan ini menjadi program
prioritasnya.
Hal ini ditempuh dengan cara mengajak semua pihak bekerjasama,
termasuk memberdayakan tukang sapu yang menjadi ujung tombak kebersihan dengan
mengasuransikan dan mengumrohkan secara bergantian. Hasilnya pun bisa dirasakan
seluruh masyarakat. Dengan bercanda Anas mengatakan, “kalau dulu tukang sapu bekerja
ada truk lewat, minggir, sekarang tidak minggir, karena diasuransikan”.
Namun lanjut Anas, targetnya bukan hanya Banyuwangi menjadi
bersih tetapi juga hijau. Hal ini diwujudkan dengan pembangunan bandara
Blimbingsari yang menganut konsep hijau.
Selain itu juga melibatkan peranserta masyarakat dalam program penghijauan.
Misalnya pasangan yang akan bercerai wajib menanam pohon, begitu juga PNS yang
akan naik pangkat juga harus menyerahkan pohon. Semua pengajuan bantuan sosial tidak
bisa menyerahkan proposal kedua sebelum tanaman tumbuh di sekitarnya.
Menyimak berbagai keberhasilan dan prestasi pembangunan
Banyuwangi di bawah Anas, Tukul si pembawa acara Bukan Empat Mata Trans7 pun tak lupa mengajak penonton di studio
mendoakan agar Anas bisa menjadi presiden. “Kita doakan 5 tahun mendatang jadi
presiden,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar