Kopi using, kopi khas Banyuwangi sedang naik daun. Selain
menarik perhatian peneliti, banyak orang ingin belajar pengolahan kopi.
Terbukti, sebanyak 125 pekebun dan petani kopi se Jawa Timur yang difasilitasi
Dinas Perkebunan Provinsi Jatim belajar kopi di Sanggar Genjah Arum, Desa
Kemiren Kecamatan Glagah, milik taster kopi Internasional, Setiawan Subekti.
"Banyuwangi sudah dikenal sebagai kota kopi. Makanya
mereka kita sharing tentang kopi di sini. Intinya kita ingin adanya peningkatan
hasil kopi di Jawa Timur," ujar Setiawan Subekti, Sabtu (24/5/2014).
Sharing ini, kata pria yang biasa di panggil Iwan, dilakukan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pekebun kopi di Jatim. Selain
itu, petani dan pekebun kopi mendapat ilmu pembenahan lahan dan perbaikan clon
tanaman.
Menurutnya, selama ini, pekebun dan petani kopi kurang
peduli dengan tanamannya. Mereka hanya datang saat panen kopi saja. Dan yang
dipanen pun tidak sampai matang pohon. Sehingga kualitas dan kuantitas kopi
yang dihasilkan kurang memuaskan.
"Penyebabnya kuantitas berkurang adalah dari 1 hektar
kebun harus ada sekitar 1.000 tanaman kopi. Namun petani hanya menanami 750
pohon. Hilang 25 persen hasil panennya," tambah pria berkacamata ini.
Padahal, tambah Iwan, di Jawa Timur ada sekitar 5.000 hektar
tanaman kopi milik pekebun kopi. Petani dan pekebun enggan menyulam atau
menanam kembali tanaman kopi yang mati di kebunnya.
Iwan berharap dengan adanya sharing ini, bisa menambah hasil
panen dan kualitas kopi dari pekebun dan petani kopi di Jawa Timur. Sebab
salama ini, hasil panen terbesar kopi Indonesia disumbang oleh pekebun dan
petani rakyat.
"Hasil panen kopi terbanyak bukan perkebunan. Tapi dari
pekebun dan petani rakyat. Itu mencapai 80 persen kopi," tandasnya.
Sebelum didatangi pekebun dan petani kopi se Jawa Timur,
Sanggar Genjah Arum Kemiren sudah banyak dikunjungi oleh berbagai peneliti kopi
di Indonesia. Bahkan di tahun 2012 lalu, Sanggar yang terletak di pucuk barat
Desa Kemiren ini, pernah dikunjungi Finalis Miss Coffee Internasional. Mereka
juga belajar bagaimana menyangrai kopi secara tradisional.
Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar