Sejak April, sudah ada 7 ekor penyu mendarat dan bertelur di kawasan Pantai Boom. Kawasan yang jarang disambangi penyu itu, sebenarnya dulu tempat favorit hewan langka ini bertelur. Namun seiring dengan padatnya hunian dan pengunjung di pantai paling ujung timur Pulau Jawa ini, membuat enggan penyu mendarat.
"Di sini dahulu tempat penyu bertelur. Tapi semenjak ramai penduduk dan pengunjung, jarang ada penyu bertelur, bahkan sampai tidak ada malahan. Kini mulai lagi ada penyu mendarat sudah ada 7 mulai April lalu. Terakhir kemarin malam jam 7," ujar Pembina Banyuwangi Sea Turtles Foundation (BSTF) Banyuwangi, Wiyanto Haditanojo, Rabu (21/4/2014).
Dari 7 sarang yang ditemukan, kebanyakan penyu lekang (abu-abu) yang mendarat dan bertelur. Kemudian telur tersebut dipindahkan ke tempat penangkaran milik BSTF, tak jauh dari tempat penyu bertelur.
"Warga
di sini yang biasa menemukan langsung kontak saya dan temen-temen BSTF. Kita
langsung berkoordinasi dengan BKSDA untuk melakukan penyelamatan telur penyu
dan kita bawa ke penangkaran," tambahnya.
Namun
terkadang penyu dan telurnya tidak selamat saat mendarat di pantai ini. Mereka
sering diserang predator dan manusia, yang mengambil untung adanya telur penyu
tersebut.
Namun ada
beberapa warga sekitar pantai yang peduli dengan adanya penyu mendarat di
pantai ini. Mereka setiap malam berjaga dan berpatroli di sekitar pantai Boom
Banyuwangi, mencari penyu mendarat dan bertelur.
Adalah Ardis
(33), warga kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi. Pemuda ini selalu berkeliling
dan mencari penyu yang akan mendarat untuk bertelur di Pantai Boom Banyuwangi.
Dengan kesadaran sendiri, Ardis mengaku ingin melindungi penyu yang mendarat
dan bertelur di Pantai Boom.
"Ini
kampung saya dan saya wajib untuk melindungi apapun yang ada di sini. Setiap
hari saya keliling di kawasan Boom ini," kata Ardis, Rabu (21/5/2014).
Menurut
Ardis, waktu penyu bertelur tidak bisa dijadwalkan. Sepanjang malam dirinya
terus melakukan patroli di kawasan paling ujung timur Banyuwangi tersebut.
Bahkan dirinya terkadang harus bertemu dengan pencuri telur penyu yang mencari
di sekitar tempat itu.
"Ketemu
dengan pencuri telur penyu sering mas. Mereka kadang nekat, saya tak kalah
nekat. Paling tidak saya laporkan kalau mereka nyuri telur penyu ke
polisi," tambahnya.
Jika saat
patroli menemukan penyu mendarat dan bertelur, Ardis akan langsung menghubungi
Banyuwangi Sea Turtles Foundation (BSTF) dan BKSDA. Mereka kemudian akan
memindahkan telur tersebut ke penangkaran milik dari BSTF di pantai Boom
Banyuwangi.
"Saya langsung kontak mereka. Karena yang memiliki wewenang itu mereka. Saya hanya membantu agar penyu itu selamat," tandasnya.
Cerita lain juga diungkapkan Misadi (50). Pria tambun ini bertugas menjaga tempat penangkaran penyu di kawasan Pantai Boom Banyuwangi. Telur-telur penyu yang dipindahkan dari sarang awalnya, dimasukkan dalam pagar kotak dari bambu dengan ukuran 3x6 meter dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Di sinilah penangkaran telur penyu milik dari warga dan BSTF. Pria ini selalu menjaga saat penetasan telur penyu menjadi tukik atau anak penyu.
"Saya setiap hari mengawasi tempat penangkaran. Barangkali ada yang mau mengganggu penetasan telur penyu," ujarnya.
Menurut Misadi, telur-telur penyu tersebut sangat rentan dengan predator yang ada di kawasan Pantai Boom. Predator yang ada di pantai ini adalah biawak dan anjing.
"Yang paling berbahaya ya manusia. Tidak hanya telurnya, daging penyu saja dimakan. Saya ingin adanya pelestarian penyu terus dilakukan. Ini demi anak cucu," tandasnya.
Sementara staf BKSDA Purwanto mengaku sangat dibantu adanya penyelamat penyu di Pantai Boom. Menurutnya, BKSDA tidak memiliki personel yang banyak. Sehingga dengan adanya BSTF dan warga yang peduli sangat membantu kinerja dari BKSDA.
"Ini sangat membantu kami. Tidak mungkin kami menjaga di sini. Namun adanya warga dan BSTF penyelamatan penyu dari kepunahan bisa dilakukan," tandasnya.
"Saya langsung kontak mereka. Karena yang memiliki wewenang itu mereka. Saya hanya membantu agar penyu itu selamat," tandasnya.
Cerita lain juga diungkapkan Misadi (50). Pria tambun ini bertugas menjaga tempat penangkaran penyu di kawasan Pantai Boom Banyuwangi. Telur-telur penyu yang dipindahkan dari sarang awalnya, dimasukkan dalam pagar kotak dari bambu dengan ukuran 3x6 meter dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Di sinilah penangkaran telur penyu milik dari warga dan BSTF. Pria ini selalu menjaga saat penetasan telur penyu menjadi tukik atau anak penyu.
"Saya setiap hari mengawasi tempat penangkaran. Barangkali ada yang mau mengganggu penetasan telur penyu," ujarnya.
Menurut Misadi, telur-telur penyu tersebut sangat rentan dengan predator yang ada di kawasan Pantai Boom. Predator yang ada di pantai ini adalah biawak dan anjing.
"Yang paling berbahaya ya manusia. Tidak hanya telurnya, daging penyu saja dimakan. Saya ingin adanya pelestarian penyu terus dilakukan. Ini demi anak cucu," tandasnya.
Sementara staf BKSDA Purwanto mengaku sangat dibantu adanya penyelamat penyu di Pantai Boom. Menurutnya, BKSDA tidak memiliki personel yang banyak. Sehingga dengan adanya BSTF dan warga yang peduli sangat membantu kinerja dari BKSDA.
"Ini sangat membantu kami. Tidak mungkin kami menjaga di sini. Namun adanya warga dan BSTF penyelamatan penyu dari kepunahan bisa dilakukan," tandasnya.
Sedangkan menurut Wiyanto Haditanojo, adanya pembatasan pengunjung di Pantai Boom Banyuwangi, membuat penyu
yang dulunya tidak mau mendarat, sekarang sudah mulai lagi mendarat. Selain
itu, berkurangnya sampah di perairan dan kawasan pantai Boom, juga menjadi daya
tarik bagi penyu untuk mendarat dan meneruskan generasinya di pantai ini.
"Kita wajib berterima kasih kepada pak bupati yang peduli dengan Pantai Boom. Pantai ini kembali bersih dan imbasnya penyu bertelur kembali di Pantai Boom," tandasnya.
Sejak April lalu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melakukan pembenahan di Pantai Boom Banyuwangi. Selain pembenahan, Bupati Anas juga membersihkan Pantai Boom dengan sampah-sampah yang selalu berserakan. Bahkan pembersihan pantai ini tidak hanya dilakukan di pantai saja, tapi juga dilakukan dari hulu hingga hilir sungai Kali Lo yang bermuara di Pantai Boom.
"Adanya kebersihan pantai akan membawa kehidupan. Dan kami berkomitmen untuk menjadikan pantai Boom sebagai destinasi wisata baru. Mengenai penyu bertelur, kita akan jaga dan merangkul masyarakat untuk tidak mengganggu," ujarnya.
Detik.com
Demikianlah info Pantai Boom Dibenahi, Penyu Kembali Bertelur
Terima kasih telah berkunjung ke Info Banyuwangi,
semoga bermanfaat bagi Anda.
0 Response to "Pantai Boom Dibenahi, Penyu Kembali Bertelur"