Berbagai cara medis dilakukan tim dokter untuk menyembuhkan
Sihatul Alfiyah (25), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Plampangrejo,
Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur, yang koma akibat disiksa majikan di
Taiwan. Sihatul yang bekerja di peternakan sapi perah di Tainan City itu mengalami
perlakuan kejam dari majikannya sehingga mengalami koma selama 8 bulan.
Berkat uluran tangan Bupati Banyuwangi, Azwar Anas, Alfiyah akhirnya dijemput pulang oleh Pemkab
Banyuwangi dan langsung dirawat di RSUD Blambangan milik Pemkab Banyuwangi.
Saat melihat kondisi Sihatul, Anas memerintahkan tim medis
RSUD Blambangan untuk menanganinya dengan maksimal. "Ibu Sihatul ini
tangguh, saya melihat ada yang luar biasa. Saya menugaskan tim medis Blambangan
untuk melakukan langkah-langkah medis yang terbaik. Termasuk menyiapkan ruangan
khusus Sihatul," kata Anas.
Salah satu terapi yang dilakukan tim dokter adalah dengan
memperdengarkan lagu dangdut dari Rhoma Irama. Sebab kata suaminya, Alfiyah
senang mendengarkan lagu-lagu si raja dangdut itu.
"Saat itu tepatnya tim dokter bertanya kepada suaminya,
apa lagu favoritnya (Alfiyah)? Suaminya bilang lagu-lagunya Rhoma Irama.
Terutama yang judulnya Syahdu. Kemudian lagu itu diperdengarkan kepadanya untuk
terapis," kata Direktur RSUD Blambangan, Banyuwangi, H Taufik Hidayat, Rabu (28/5).
Taufik menjelaskan, kurang lebih selama 8 bulan di RSUD,
sepanjang penanganan Alfiyah yang koma itu, terapis dari tim dokter sering
memperdengarkan lagu-lagu Rhoma sebagai cara untuk merangsang respons Alfiyah.
Menurut Taufik Hidayat, ada perubahan pada wajah Sihatul Alfiyah saat
diterapi dengan diperdengarkan lagu-lagunya Rhoma Irama.
"Iya memang ada perubahan (saat diperdengarkan
lagu-lagunya Rhoma), terutama wajahnya. Dia diam saja, mulutnya belum bisa
bicara, tapi matanya sudah bisa dibuka saat diminta terapis," kata Taufik.
Selain diperdengarkan lagunya Rhoma Irama, terapis dari tim
dokter yang menangani Alfiyah juga membimbingnya mengangkat tangan. Tangan
Alfiyah diangkat, lalu digerak-gerakkan untuk membantunya pulih.
"Terapis juga membantunya menggerakkan tangan,
diangkat, diturunkan. Itu terapi pemulihan. Nanti detailnya kami akan jumpa
pers lagi," kata Taufik.
Sebelumnya, Taufik juga menyebut kondisi Sihatul Alfiyah
(25) kini mulai membaik. Pelan-pelan dia mulai menunjukkan respon positif
dengan orang-orang di sekitarnya.
"Mesin ventilator untuk membantu bernapas sudah kami
lepas. Tapi dia masih membutuhkan bantuan tabung oksigen untuk bernapas. Jadi
satu jam diuji coba dilepas, dia bisa bertahan bernapas secara normal. Kemudian
tabung oksigen dipasang lagi. Tapi sudah secara bertahap dilepas," ujarnya.
Selain itu, Taufik melanjutkan, Alfiyah juga sudah mulai
menunjukkan respon positif saat diperiksa. Dia misalnya, sudah bisa merasakan
nyeri saat disuntik, dicukit, atau dikasih stimulus nyeri.
"Dulu saat disuntik atau dicukit dia itu diam saja. Sekarang
dia sudah merespon baik, misalnya dia menggeser tangan saat dicukit, menggeser
bokongnya saat disuntik. Pada saat tertentu, saat diminta membuka mata oleh
terapisnya, dia sudah bisa. Jadi kemajuannya sudah pesat," katanya.
Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar