Kementerian Dalam Negeri memberikan penghargaan kepada
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas atas prestasi sebagai bupati dengan
"Kinerja Sangat Tinggi". Penghargaan itu diserahkan Mendagri Gamawan
Fauzi kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam acara Malam Apresiasi
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Jakarta, Jumat malam (25/4).
Orang nomor satu di pemerintahan Kabupaten Banyuwangi itu
masuk peringkat 20 besar sebagai bupati dengan kinerja sangat tinggi. Hanya ada
35 kabupaten dan 10 kota se-Indonesia yang mendapat penghargaan itu dari total
sekitar 500 kabupaten/kota.
Turut hadir dalam acara Malam Apresiasi tersebut, antara
lain, Hadir pula dalam acara ini Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan
Keamanan Djoko Suyanto. Penghargaan ini mengacu pada hasil Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD dan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD). Penyelenggaraan penghargaan ini didukung oleh
Australia Indonesia Partnership for Decentralisation (AIPD) dan Australian Aid.
Mendagri Gamawan Fauzi memberikan apresiasi kepada sedikit
daerah yang berhasil meraih penghargaan tersebut. Dia berharap penghargaan ini
bisa meningkatkan kinerja daerah dalam memberikan pelayanan bagi publik di
berbagai bidang.
"Saya ucapkan selamat kepada daerah yang memperoleh
penghargaan. Semoga bisa semakin baik dalam mendorong pelayanan bagi
publik," ujar Mendagri Gamawan Fauzi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan,
penghargaan ini menjadi pelecut semangat untuk memacu kinerja menjadi lebih
baik lagi. "Meraih penghargaan tentu saja bukan tujuan utama program
pembangunan. Tapi apresiasi ini mendonorkan semangat bagi kami untuk lebih
terpacu meningkatkan kinerja," ujar bupati yang pernah menempuh studi
singkat ilmu kepemerintahan di Harvard Kennedy School of Government, Amerika
Serikat, tersebut.
Anas mengatakan, kunci keberhasilan pembangunan adalah
partisipasi semua elemen, baik di lingkungan pemerintahan maupun publik luas.
Saat kali pertama menjabat, Anas membangun kepercayaan di internal birokrasi
dan publik luas.
"Kepercayaan ini penting karena akan mendorong
partisipasi. Saya bilang ke semuanya di Banyuwangi, perubahan tidak menjamin
keadaan lebih baik, tapi keadaan lebih baik tidak akan ada tanpa perubahan.
Akhirnya semua tergugah. Sekarang Banyuwangi semakin baik, birokrasi dan publik
kompak, meski saya akui masih ada beberapa yang perlu diperbaiki," jelas
Anas.
Perbaikan itu, di antaranya penurunan kemiskinan dari level
20 persen sebelum dirinya menjabat menjadi ke level 9,93 persen selama tiga
tahun. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari posisi 3,92 persen
menjadi 3,4 persen dalam tiga tahun terakhir. Tingkat pengangguran di
Banyuwangi lebih rendah dibanding Jatim yang sebesar 4,12 persen.
Di bidang penanaman modal, pada 2013, investasi yang masuk
di Banyuwangi mencapai Rp 3,2 triliun, meningkat hingga 175
persen dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Jika dibandingkan
dengan 2010 yang investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi
melonjak drastis hampir 1.100 persen.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Banyuwangi dalam tiga tahun
terakhir selalu di atas rata-rata nasional.
Pendapatan per kapita per tahun di
Banyuwangi pada 2013 mencapai Rp 21,84 juta, meningkat dari posisi 2010 sebesar
Rp15,14 juta. Pendapatan per kapita di Banyuwangi termasuk yang tertinggi di
Jatim.
"Laju inflasi kami juga terkelola dengan baik, tahun
lalu 6,12 persen, di bawah Jatim yang sebesar 7,59 persen. Tingkat inflasi yang
rendah ini menunjukkan pengelolaan harga barang yang baik," beber Anas.
Ke depan, lanjut Anas, pihaknya akan mendorong lebih
intensif lagi beberapa sektor unggulan seperti pertanian dan pariwisata.
"Kami ingin mengintegrasikan antar-sektor yang ada, sehingga tidak saling
memakan, tapi saling menghidupi, seperti pertanian yang disinergikan dengan
pariwisata bisa menjadi agro-tourism. Dan ini sudah jalan di Banyuwangi,"
pungkas Anas.
Jpnn.com
Sudah pantas dan sewajarnya!
BalasHapus