Layanan ambulance gratis selama 24 jam dirilis Kabupaten Banyuwangi.
Peluncuran layanan bertajuk "One Call Service Ambulance Gawat Darurat
118" ini dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof Ali Ghufron
Mukti.
Dalam kesempatan itu, Wamenkes Ali mencoba secara langsung
layanan one call service ambulance dengan menghubungi call center 118 yang
langsung tersambung. Guru besar UGM itu tampak menjawab pertanyaan operator
yang menanyakan indentitas penelepon untuk diidentifikasi.
Selang 5 menit kemudian ambulance beserta dokter dan perawat
datang ke lokasi. Secara khusus Ali memberikan apresiasi kepada Banyuwangi
karena mampu membuat terobosan tanpa harus membuat program baru dengan anggaran
yang tinggi. Cukup mengintegrasikan seluruh ambulance yang berjumlah 150 unit
untuk dioptimalkan dalam pelayanan kepada masyarakat.
"Ini satu bentuk layanan yang bagus kepada masyarakat.
Dengan manajemen tersentral, ambulance yang jumlahnya 150 unit ini bisa
dikirimkan kepada yang membutuhkan dengan lebih cepat," ujarnya kepada
sejumlah wartawan, Jumat (21/2/2014).
Ali juga memuji Pemkab Banyuwangi yang telah mengalokasikan
anggaran cukup besar di bidang kesehatan, padahal kabupaten lain jarang sekali
yang anggarkan kesehatannya sampai 10 persen. Pada 2014, pos yang disediakan
untuk bidang kesehatan dari total APBD Banyuwangi sebesar Rp 2,1 triliun
sekitar 20 persen.
"Saya kira ini terobosan yang bagus, karena tidak perlu
membuat program yang baru tanpa mengajukan anggaran ke pusat, sudah dapat
berinovasi," kata Ali.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
mengatakan, dalam layanan ini pengiriman ambulance dilengkapi dokter, tenaga
medis dan peralatan medis seperti infus, tabung oksigen dan lain-lain.
Bupati Anas menjamin, pelayanan ini gratis bagi semua warga
yang sudah masuk skema Jaminan Kesehatan Nasional atau cukup menunjukkan surat
keterangan miskin.
"Kami jamin pelayanan ambulans 118 ini dapat diakses
oleh seluruh masyarakat selama 24 jam. Ini ikhtiar kami memberi pelayanan
optimal ke publik," pungkasnya.
INDONESIA KEKURANGAN 6 RIBU DOKTER SPESIALIS
Menyinggung masalah tenaga dokter spesialis, Wakil Menteri Kesehatan RI Ali Ghufron Mukti mengatakan, Indonesia kekurangan enam ribu dokter spesialis untuk rumah sakit di seluruh daerah. "Hampir semua spesialis jumlahnya kurang," kata Ali Ghufron. Jumlah dokter spesialis kini mencapai 30 ribu orang.
INDONESIA KEKURANGAN 6 RIBU DOKTER SPESIALIS
Menyinggung masalah tenaga dokter spesialis, Wakil Menteri Kesehatan RI Ali Ghufron Mukti mengatakan, Indonesia kekurangan enam ribu dokter spesialis untuk rumah sakit di seluruh daerah. "Hampir semua spesialis jumlahnya kurang," kata Ali Ghufron. Jumlah dokter spesialis kini mencapai 30 ribu orang.
Menurut dia, stok dokter spesialis di perguruan tinggi juga
terbatas sehingga kebutuhan di rumah sakit sulit terpenuhi. Untuk memperbanyak
jumlah dokter spesialis, Kementerian Kesehatan memberikan beasiswa kepada
mahasiswa kedokteran berdasarkan usulan dari pemerintah daerah.
Saat ini, kata Ali Ghufron, sudah ada 3.500 mahasiswa
kedokteran spesialis yang mendapatkan beasiswa. Setelah mereka lulus nantinya
harus bertugas ke daerah asalnya. "Mereka harus kembali ke daerah meski
beasiswanya berasal dari pemerintah pusat."
Di masa mendatang perekrutan dokter spesialis akan dilakukan
oleh pemerintah pusat supaya distribusi dokter spesialis merata. Saat ini
sesuai UU Pemerintahan Daerah, perekrutan dokter spesialis menjadi kewenangan
pemerintah daerah. Hal itu memicu kompetisi antar pemerintah daerah dan dokter
spesialis akan memilih pemda yang mau memberi gaji tertinggi. "Kasihan
pada pemda yang kemampuan finansialnya rendah akhirnya kekurangan dokter
spesialis."
Di Banyuwangi sendiri saat ini juga mengalami kekurangan tenaga dokter spesialis. Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan misalnya, sedikitnya membutuhkan tambahan 15 tenaga dokter spesialis untuk mengisi kekurangan tenaga medis spesialis yang setiap tahunnya berkurang.
Untuk mengisi kekurangan tenaga dokter spesialis di daerahnya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas telah memberi beasiswa
kepada 15 mahasiswa dokter spesialis dengan anggaran Rp 590 juta. Setelah
mereka lulus, kata Anas, mereka harus bertugas di daerahnya. "Kami pesan
dokter spesialis dengan cara memberi beasiswa."
Detik.com, Tempo.co
Demikianlah info BANYUWANGI LUNCURKAN LAYANAN AMBULANCE GRATIS
Terima kasih telah berkunjung ke Info Banyuwangi,
semoga bermanfaat bagi Anda.
0 Response to "BANYUWANGI LUNCURKAN LAYANAN AMBULANCE GRATIS"