Indonesia Dragonfly Society (IDS) dan Klub Fotografer
Banyuwangi berhasil mengidentifikasi 54 jenis capung di Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur. Beberapa jenis capung di antaranya tergolong spesies langka yang
setengah abad ini tidak ditemukan di daerah lain.
Peneliti IDS, Tabita Makitan, mengatakan 54 capung itu
diidentifikasi selama dua tahun sejak 2012 hingga 2013. Peneliti menelusuri
berbagai tempat mulai perairan Kalibendo, Kalongan, Licin, Karangrejo,
Kampunganyar, dan Alas Purwo. "Temuan capung ini akan kami terbitkan dalam
buku," kata Tabita seusai diskusi tentang "Konservasi Capung" di
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Rabu petang, 30 Januari 2014.
Hasil yang mengejutkan dengan ditemukannya beberapa spesies
langka dari genus Drepanosticta. Genus Drepanosticta sebenarnya hanya ada lima
di Pulau Jawa. Salah satu spesiesnya yakni Drepanosticta sundana yang ternyata
masih dijumpai sekitar 2-3 ekor di perairan Kalibendo dan Kalongan, Banyuwangi.
Spesies langka lainnya adalah Leptogomphus Sp. Jenis ini
ditemukan 1-2 ekor di daerah Kampung Anyar dan Kalongan. Yang terakhir adalah
jenis Amphiaeschna ampla di perairan Kalibendo dan Kalongan sebanyak lima ekor.
Ampla dicatat oleh peneliti asal Belanda, Lieftinck, pada 1940 dan belum ada
pendeskripsiannya. Lieftinck mencatat temuan ampla di Sumatera dalam majalah
Treubia Buitenzorg terbitan Bogor.
Menurut Tabita, ketiga jenis capung langka itu hanya bisa
hidup dalam kondisi lingkungan yang baik. Capung-capung itu membutuhkan tempat
hidup yang bervegetasi lebat dengan kualitas sungai yang bersih. Dengan
demikian, artinya, adanya ketiga capung itu menunjukkan hutan dan perairan di
Banyuwangi masih terjaga. "Ketiga jenis capung itu sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan," kata dia.
Ketua Indonesia Dragonfly Society Wahyu Sigit mengatakan
tiga jenis capung itu semakin sulit ditemui di daerah lain di Pulau Jawa.
Penyebabnya, kata Sigit, lingkungan semakin rusak sehingga habitat hidup capung
pun terancam.
Indonesia Dragonfly Society melakukan penelusuran capung di
Banyuwangi dalam kaitan mengidentifikasi ulang capung di Pulau Jawa.
Berdasarkan publikasi ilmiah yang banyak dilakukan peneliti asing, kata dia,
keragaman capung di Jawa sebanyak 172 jenis. Namun ini merupakan data lama yang
belum pernah diperbarui. "Sampai awal 2014 kami baru bisa mengidentifikasi
75 jenis," kata dia.
Menurut Sigit, keberadaan capung cukup penting bagi kehidupan.
Capung menjadi predator yang efektif bagi hama, seperti wereng, kepik daun,
lalat, dan nyamuk. Capung juga berfungsi sebagai bio-indikator untuk
menunjukkan apakah lingkungan di suatu daerah masih lestari atau telah rusak.
Tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar