Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Muhammad Yanuarto Bramudya, mengatakan, obyek
wisata Gunung Ijen menyumbang 70 persen dari 75 ribu wisatawan yang datang ke
daerahnya. Banyaknya wisatawan ke gunung tersebut menjadikan Pemkab Banyuwangi
menjadikan Ijen sebagai obyek wisata andalan. "Ijen menjadi ikon wisata
kami," katanya, Rabu 15 Januari 2014.
Menurut Bramudya, selama tahun 2013 jumlah wisatawan naik
dari 45 ribu orang menjadi 75 ribu orang. Penyumbang wisatawan terbesar itulah
sebagian besar disumbang dari wisatawan Gunung Ijen. Setelah Gunung Ijen,
wisata Pantai Sukamade juga menjadi penyumbang wisatawan terbesar.
Untuk menggenjot wisatawan, Pemerintah Banyuwangi
melanjutkan penataan obyek wisata gunung di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan
Bondowoso itu. Tahun ini Pemerintah Banyuwangi melakukan penataan area parkir
dan transit di Pos Paltuding. Fasilitas yang ditambah yakni pemenuhan air
bersih, papan informasi, dan shelter. Selain itu, ada salah satu investor yang
berencana membangun resort untuk penginapan.
Pemerintah Banyuwangi pada APBD tahun 2014 menganggarkan Rp
2,97 miliar untuk program pengembangan pemasaran pariwisata. Menurut Bramudya,
anggaran itu dipakai untuk mempromosikan pariwisata Banyuwangi di media massa.
Pada tahun 2013 Banyuwangi menganggarkan Rp 6,3 miliar untuk
memperbaiki fasilitas obyek wisata. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Banyuwangi, Mujiono, mengatakan, anggaran itu di antaranya untuk pengadaan air
bersih sebesar Rp 4 miliar. "Air bersih di Ijen terbatas, kita cari sumber
air baru lalu bangun pipanisasi, " kata dia.
Tak hanya itu, Banyuwangi membangun dua shelter di kilometer
10 dan kilometer 5 dengan anggaran Rp 700 juta; pembangunan gedung informasi
dan souvenir senilai Rp 800 juta, pavingisasi area parkir paltuding Rp 200
juta; pemeliharaan jalan dan plengsengan erek-erek Rp 400 juta dan pembangunan
sarana promosi Rp 80 juta; dan rest area Rp 200 juta.
Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
Cabang Banyuwangi, Chuk Sugiyono, mengatakan, peningkatan jumlah wisatawan
berdampak pada meningkatnya hunian hotel. Menurut dia, sepanjang 2013 lalu
hunian hotel di Banyuwangi meningkat rata-rata 15 persen. "Hunian
meningkat terutama di hari-hari libur," kata dia.
Chuk mengakui Banyuwangi membutuhkan tambahan hotel baru.
Sebab dengan 40 hotel di Banyuwangi yang menjadi anggota PHRI, tak mampu
menampung seluruh pengunjung terutama saat Banyuwangi melangsungkan sejumlah
festival. Apalagi sebagian besar hotel yang berdiri masih kelas melati.
"Banyuwangi memang butuh hotel berbintang," kata dia.
Tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar