HASIL LENGKAP BANYUWANGI TOUR DE IJEN 2013

Kompetisi balap sepeda internasional Banyuwangi Tour De Ijen 2013 berlangsung mulai 2 sampai 5 November 2013 sebagai bagian dari Banyuwangi Festival 2013. Ajang balap sepeda kelas 2.2 yang bergengsi ini diikuti oleh 20 tim yang terdiri dari 11 tim dari luar negeri dan sisanya dari dalam negeri. Ada empat etape yang harus ditempuh oleh pebalap dengan total jarak 606,5 kilometer. Event balap sepeda Banyuwangi Tour de Ijen ini masuk dalam agenda rutin Persatuan Balap Sepeda Internasional atau Union Cycliste Interationale.


Kompetisi ini secara resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahrga (Menpora) Roy Suryo. "Saya bangga olahraga balap sepeda kian mendapat tempat di masyarakat, terutama dipadukan dengan wisata atau sport tourism, seperti yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi ini" kata Roy Suryo saat membuka secara resmi BTDI 2013, di Banyuwangi, Sabtu (2/11).

Selain itu Roy Suryo juga mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini yang dibiayai secara mandiri oleh Pemkab Banyuwangi tanpa ada bantuan dana dari APBN. " Selain mandiri, event Banyuwangi Tour de Ijen sudah terdaftar di induk balap sepeda dunia (UCI) 2.2, sehingga banyak tim elite yang ikut serta ," Ujar Menpora Roy Suryo.

Roy Suryo mengharapkan Banyuwangi Tour de Ijen bisa rutin dilaksanakan serta menambah jumlah etape yang ada, sehingga akan semakin menarik minta tim - tim elite dari Asia, Eropa, dan Amerika. " Kalau jumlah etapenya ditambah, Tour de Ijen terus akan semakin dikenal dan diperhitungkan dalam kalender balap sepeda dunia ," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Jamaludin Mahmood, Race Director BTDI mengatakan, ajang balap sepeda ini akan menjadi ikon Indonesia selain Tour de Singkarak. Jamaludin yang merupakan pihak dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI) mengatakan, BTDI adalah lomba dengan rute terbaik dan terekstrem untuk tanjakan balap sepeda di Asia.

"Di BTDI pula, tim Jerman dan Denmark mau berpartisipasi kali pertama di Indonesia. Sebelumnya tim Jerman dan Denmark tidak pernah berpartisipasi di Indonesia," kata Jamaludin.

Untuk mengamankan jalannya balapan, pihak panitia mengerahkan sebanyak 2.800 personel. Menurut AKBP Yusuf Kapolres Banyuwangi, setiap etape terdapat 700 personel keamanan. Sehingga total ada 2800 personil dari berbagai pihak, termasuk personal dari Polda Jatim. Standar pengamanan dilakukan sesuai dengan standar internasional, dimana setiap negara akan di kawal oleh beberapa personil kepolisian. Selain kepada peserta, pengamanan juga dilakukan di titik-titik khusus seperti penginapan peserta dan juga pusat berkumpulnya orang.

ETAPE 1 (Sabtu, 2/11/2013)
Etape pertama dimulai di depan kantor Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi di jalan Ahmad Yani dengan circuit race di kawasan perkotaan Banyuwangi ini menempuh 12 lap sepanjang 129,9 kilometer. Rute yang cenderung landai pada etape ini seolah menjadi arena pemanasan bagi para pembalap sebelum melalui etape selanjutnya yang lebih menantang.

Pada etapa 1 ini, Jason Christie, pembalap Selandia Baru yang tergabung dalam tim OCBC Singapore, berhasil menjadi pembalap tercepat dengan catatan waktu 3:04:45 detik. Christie mendominasi dan terus berada di depan pada lima lap terakhir dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Sementara posisi kedua adalah Iram Mehdi Sohrabi dari Tabriz Petrocemichal dan Vicente Garcia pembalap Spanyol dari Matrix Jepang.

Sebagai pembalap tercepat pada etape 1,  Christie berhak memakai kaos kuning sebagai pemuncak klasemen sementara dalam Banyuwangi Tour de Ijen. Sementara itu M Taufik, pembalap asli Banyuwangi menjadi pembalap Indonesia tercepat dan hanya mampu berada di posisi ke 7 dan berhak memakai kaos putih sebagai tanda pembalap Indonesia terbaik.
Pebalap sepeda Jason Christie (tengah), Mehdi Sohrabi (kiri) dan Vicente Garcia de Mateos Rubio (kanan) berada di podium etape pertama "Banyuwangi Tour de Ijen 2013"




ETAPE KEDUA (Minggu, 3/11/2013)
Etape 2 dimulai dari Stadion Garuda Bajulmati, Wongsorejo menuju kawasan Pantai Pulau Merah sejauh 189,6 kilometer, dilepas oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Etape kedua ini berselisih jarak hampir 60 kilometer dari etape pertama, dengan 12 kecamatan sekaligus dilewati, sekaligus merupakan rute terpanjang dari seluruh rangkaian balapan ini.

Pada rute ini, selain mengandalkan kecepatan, para pebalap juga harus mengeluarkan kemampuan ekstra untuk memenangkan race. Sebab, rute yang naik turun dan panjang bakal menjadi jalur neraka yang cukup menguras tenaga. Di sepanjang jalan, pebalap akan disuguhi view persawahan dan perbukitan yang asri.

Pebalap Iran Pourseyedigolakhair dari Tabriz Petrochemical Team memenangi etape kedua ini, dengan catatan waktu 4 jam 56 menit 48 detik. Sementara juara etape pertama, Jason Christie dari tim OBC Singapura, ada di posisi 11 dengan catatan waktu 4 jam 59 menit dan 34 detik.


Meski posisinya tersalip 10 pebalap lain, Jason masih berhak memakai yellow jersey untuk akumulasi waktu tercepat 8 jam 4 menit 6 detik. Sementara posisi terbaik pebalap Indonesia di kompetisi ini, yang berhak memakai jaket putih, masih ditempati Taufik dari BRCC Banyuwangi, dengan catatan waktu 4 jam 59 menit 34 detik.

Pourseyedigolakhair dari Tabriz Petrochemical Team diapit Masakazu Ito asal Aisan Racing Team (Jepang) dan John Kronborg Ebsen dari Danish Dictrict Team (Denmark).





ETAPE KETIGA

Fukuda Shimpei

Pada etape Tour de Ijen, para pebalap melalui rute Kecamatan Jajag-Genteng sepanjang 115,7 km. Pada jalur ini, tantangan tidak seberat etape sebelumnya meski tetap melalui kawasan perbukitan. Rute ini memberi kesempatan bagi pembalap untuk kembali membuktikan skill-nya dalam beradu cepat balap sepeda.

Fukuda Shimpei asal tim Aisan Racing Team (ARC) Jepang berhasil memenangi etape ini. Kerja sama tim ARC di rute tersebut, membuat Fukuda bebas melakukan sprint dan tidak dapat disusul oleh pembalap lainnya. Sejak dilepas dari start di Jajag, para pembalap langsung bersaing ketat. Mereka saling tempel dan beradu cepat untuk dapat memimpin.

Rute yang didominasi jalanan datar berlatar belakang lahan-lahan pertanian di Banyuwangi ini, membuat persaingan di antara pembalap semakin seru dan sulit satu dengan lainnya dapat mendahului. Untuk memenangi etape ini, kerja sama tim sangat diperlukan, agar salah satu diantara anggota tim dapat memenangi etape 3 ini.

Dari kerja sama tim yang bagus, Fukuda Shimpei berhasil menangi etapi 3 BTdI. Pembalap Jepang tersebut berhasil menangi adu sprint dengan jarak ratusan meter dari garis finis.     

"Kemenangan saya dari kerja sama tim dan kebetulan posisi tim saya berada di rombongan depan. Rekan-rekan saya se-tim memberikan dukungan penuh. Sehingga saat 400 meter dari garis finis, saya bisa sprint dan menangi etape ini," kata Fukuda Shimpei.

Fukuda Shimpei finis di urutan pertama dengan waktu 2 jam 55 menit. Dan waktu yang dicatat Fukuda ini hampir bersamaan dengan waktu yang diraih pembalap di urutan kedua yakni Moh Sharul Mat Amin dari Trengganu Cycling Team (TCT) Malaysia maupun pembalap di urutan ketiga, Wiesiak Mariusz dari Matrix Powertag Jepang.

Sedangkan pembalap pemegang yellow jersey (kaos kuning), yakni Jason Christie, di etape 3 ini sebenarnya juga mencatat waktu yang sama dengan Fukuda Shimpei. Namun Jason Christie hanya menduduki urutan keenam.

Dengan mencatat waktu 2 jam 55 menit, catatan total waktu yang dibukukan pembalap asal Selandia Baru yang membela tim OCBC Cycling Team Singapura, menempatkannya sebagai pembalap yang berhak mengenakan yellow jersey (kaos kuning). Total waktu yang dibukukan Jason Christie dari tiga etape menjadi 10 jam 59 menit 6 detik.

Sedangkan untuk white jersey (kaos putih) untuk rider nasional, dapat dipertahankan oleh Muhammad Taufik dari Banyuwangi Road Cycling Comunity (BRCC) dengan total waktu 11 jam 1 menit 44 detik.
Untuk pembalap yang berhak mengenakan red jersey (kaos merah) di etape 4 sebagai jago tanjakan adalah Amir Zargari dari RTS Santic Team Taipe. Dan yang berhak mengenakan green jersey (kaos hijau) untuk jago sprint dikenakan Moh Sharul Mat Amin dari TCT Malaysia.

Sejumlah seniman Barong memberi semangat ke pebalap sepeda pada etape tiga "Banyuwangi Tour de Ijen 2013" (BTdI), di Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.




ETAPE KEEMPAT (Selasa, 5/11/2013)
Adapun pada etape keempat, Selasa (5/11/2013), rute yang ditempuh Kecamatan Kalibaru – kawasan Kawah Ijen dengan kembali menyuguhkan jalur neraka bagi pebalap.

Rute sepanjang 171,3 kilometer ini tidak hanya menyuguhkan jalur yang panjang, tapi juga rute dengan tanjakan 45 derajat dan kelokan yang curam. Sejuknya hawa khas pegunungan di kawasan Kawah Ijen di rute ini tidak lantas mengurangi beratnya medan, melainkan justru semakin menantang ketangguhan para racer karena telah terbukti menjadi rute paling sulit dan melelahkan bagi para pebalap BTDI tahun lalu.

Finis etape keempat berada di ketinggian 1.875 meter di atas permukaan laut, di punggung Gunung Ijen. Tantangan suhu dingin kawasan Gunung Ijen juga menjadi faktor tantangan lain bagi para pebalap. Menurut Guntur Priambodo, Chairman Banyuwangi Tour de Ijen, "Rute menuju Ijen adalah yang terbaik di Asia untuk tanjakan balap sepeda."

Dalam etape neraka ini, pebalap dari tim RTS Santic (Taiwan), Rahim Emami, keluar sebagai jawara. Ia menyelesaikan balapan sepanjang 166,7 Km dalam kurun waktu 5 jam, 8 menit, dan 6 detik.


Posisi kedua ditempati Hideto Nakane dari Tim Nasional Jepang dengan waktu tempuh 5 jam, 8 menit, dan 14 detik. Pebalap CCN Brunei, Wang Yin Chin di tempat ketiga dengan 5 jam, 9 menit dan 14 detik. Sedangkan andalan Tabriz Petrochemical Team, Mirsamad Poorsayedi Golakhour berada di tempat keempat dengan selisih 1 menit dan 32 detik.

Meskipun finish di urutan keempat, namun hasil ini sudah cukup bagi Golakhour untuk mengamankan yellow jersey alias sebagai pebalap tercepat. Dalam olah raga balap sepeda, yellow jersey adalah penghargaan paling bergengsi. 

JALANNYA LOMBA
Sejak 0 Km, pebalap-pebalap dari Tabriz langsung mengambil posisi terdepan. Diikuti oleh Amir Zargari dari RTS Santic dan para pebalap CCN Brunei. Para pebalap baru berani melakukan aksi saat memasuki intermediate sprint pertama di KM ke-20.8.

Mat Amin Shahrul dari Terengganu (Malaysia) menjadi yang tercepat di sprint pertama. Setelah sprint pertama, seluruh pebalap masuk rombongan besar dan Tabriz kembali memimpin balapan. Pada 500 Km menjelang King of Mountain (KOM) I di rute 39.1 Km, pebalap asal Polygon Sweet Nice (PSN) Agung Riyanto mengambil alih posisi pimpinan balapan. Namun, Golakhour dari Tabriz sukses berhasil merebut KOM pertama.

Setelah itu, seluruh pebalap kembali lagi ke posisi awal. Komposisi main group ini terus bertahan hingga memasuki jarak Km 85, atau separuh dari total medan yang ditempuh pada stage terakhir ini. Hingga 60 Km menjelang garis finish, tak ada perubahan dalam susunan formasi.

Medan tanjakan menuju kawasan Gunung Ijen dimulai di 30 Km jelang finish di daerah Kecamatan Glagah. Dari area ini sampai ke kaki Gunung Ijen yang dikenal dengan sebutan Paltuding, lintasan yang dihadapi adalah tanjakan dengan variasi rolling atau berkelok-kelok. Dari sini, para pebalap climber mulai mengambil ancang-ancang untuk beraksi.

Memasuki 15 Km akhir, dua pebalap merangsek ke depan. Mereka adalah Wang Yin Chin dari CCN Brunei Darussalam dan Sota Ikebe dari Matrix Powertag Jepang. Mereka berhasil membuat gap 1 menit dan 42 detik dengan rombongan besar di belakangnya. Tapi pada 5 Km menjelang finish, posisi terdepan kembali berubah.

Kali ini juara etape kedua, Golakhour (Tabriz), Rahim Emami (RTS Santic), Hideto Nakane (Timnas Jepang) dan Pembalap CCN Brunei, Wang Yin Chin bersaing hebat untuk finish terdepan. Di belakang mereka ada John Kronborg Ebsen dari Danish District Team. Emami akhirnya finish terdepan disusul Nakane, Wang Yin Chin, Golakhour, dan Ebsen.


                                        


PARA JAWARA TOUR DE IJEN 2013
Setelah menyelesaikan keempat etape, Tim asal Iran Tabriz Petrochemical Team berhasil menjuarai gelar juara umum Banyuwangi Tour de Ijen (BTdI) 2013.


Dari rangkaian empat etape BTDI, Tabriz berjaya di etape terakhir sekaligus terberat. Keberhasilan ini membuat Tabriz Petrochemical Team memborong dua gelar bergengsi di Banyuwangi Tour de Ijen (BTdI) 2013. Tabriz memuncaki General Classification untuk kategori tim. Tim asal Iran ini juga menempatkan pembalapnya, Mirsamad Poorseyedi Golakhour, sebagai pembalap tercepat dan berhak atas yellow jersey.

"Tanjakan menuju Kawah Ijen ini merupakan salah satu pengalaman terekstrem selama karir saya," ujarnya. Golakhour baru saja memenangi Tour of Qinghai Lake 2013 di China. Tour of Qinghai Lake adalah balapan 13 etape dengan rute 3.057 kilometer dengan finish di ketinggian 4.120 meter di atas permukaan laut.

Golakhour mengakui, setiap gunung dan medan tanjakan mempunyai karakteristik tersendiri. "Di event Tour of Qinghai Lake dan Tour de Ijen tentu beda tantangannya. Tour de Ijen ini memang ekstrem dan sangat sulit, saya bersyukur bisa melampauinya. Keberhasilan ini juga merupakan keberhasilan tim," tuturnya.

Golakhour unggul atas John Kronborg Ebsen dari Danish District Team dengan selisih 1 menit dan 20 detik. Sedangkan pemenang etape keempat, Rahim Emami di posisi ketiga dengan gap 5 detik di belakang Ebsen.

Keberhasilan Golakhour tak lepas dari rontoknya Jason Christie dari tim OCBC Singapura. Christie adalah penyandang jersey bergengsi ini di tiga etape sebelumnya.  Namun pada stage penentuan, rider asal Selandia Baru ini tercecer dan hanya finish di posisi ke-36.

Sukses Golakhour meraih yellow jersey kian lengkap karena timnya, Tabriz menjadi juara untuk kategori tim. Pada stage terakhir, Tabriz menempatkan dua pebalapnya di 10 besar. Mereka adalah Golakhour di posisi keempat dan Ghader Mizbani di peringkat ketujuh.

Dalam Team General Classification, Tabriz unggul 2 menit dan 10 detik atas RTS Santis dari Taiwan. Sedangkan BRCC Banyuwangi di tempat ketiga dengan selisih 9 menit dan 55 detik dari Tabriz. Sukses BRCC menyodok posisi ketiga klasemen tim, tak lepas prestasi M Taufik, Tonton Susanto dan Warseno yang finish di tempat ke-9, 10 dan 11.

Sementara itu, untuk best indonesia rider atau white jersey, diraih Taufik dari BRCC. Taufik mengungguli dua rekan setimnya, Tonton dan Warseno. Sedangkan gelar raja sprinter atau green jersey masih disandang Mat Amin Shahrul dari Terengganu Malaysia. Red jersey, tanda untuk raja tanjakan disematkan pada juara etape keempat, Emami Rahim.

Mirsamad Poorseyedi Golakhour, pebalap sepeda asal Iran dari Tabriz Petrochemical (tengah) berpose bersama dua pemenang lainnya dan para panitia penyelenggara saat merayakan keberhasilan sebagai pembalap tercepat dan berhak atas yellow jersey di Tour de ijen Banyuwangi seri terakhir.

Tim Terbaik : Tabriz Petrochemical Iran (48 jam 47 menit 22 detik).
Yellow Jersey (Juara Individu) :  Tabriz Mirsamad Pourseyedigolakhair (16 jam 11 menit 43 detik).
Red Jersey (Juara Tanjakan) : Rahim Emami (RTS Santic Taiwan)
Green Jersey (Raja Sprint ) : Mohd Shahrul Mat Amin (Terengganu Cycling Malaysia)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard