Aksi perburuaan liar yang terjadi di kawasan
Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Kabupaten Banyuwangi, terus
menurun dari tahun ke tahun. Namun kondisi tersebut tidak serta merta menunjang
kelestariaan satwa banteng, satwa paling dilindungi yang menjadi primadona di
kawasan hutan konservasi.
Menurut petugas Safana TNAP, Sumar, dari pemantauaan dan
penghitungan petugas, untuk kehadiran satwa banteng di kawasan safana per
harinya tercatat mencapai 75 hingga 100 ekor banteng. Dari jumlah tersebut
diakui populasi banteng yang berada di kawasan itu masih cukup aman. Kendati
masih terdapat sejumlah kasus kematian hewan dilindungi tersebut.
"Kami terus berupaya menekan kasus perburuan satwa
banteng. Pada tahun lalu, kami berhasil mengungkap delapan kasus dan para
pelakunya telah dilimpahkan secara hukum, sedangkan untuk ini hanya terjadi
satu kasus selama tahun, itupun dilakukan di luar kawasan konservasi,"
terangnya di Banyuwangi, Selasa (8/10).
Menurut Sumar, selama ini dari beberapa kasus kematian
sejumlah satwa yang pernah terjadi di TNAP, sebagian besar bukan dikarenakan
aksi perburuan satwa, melainkan perburuan oleh satwa predator yang juga menjadi
penghuni kawasan tersebut.
“Kalau untuk hewan predator yang pelaing banyak menyerang
populasi banteng ataupun rusa adalah kawanan anjing hutan yang acap kali
menerobos lokasi safana ini. Kami tak bisa bertindak lebih jauh untuk mencegah.
Pasalnya, anjing hutan juga merupakan satwa yang dilindungi di sini,” jelasnya.
Sumar mengatakan, dari data yang ada, selain satwa banteng,
kawasan konservasi Alas Purwo yang tercatat mencapai luasan sekitar 43 ribu
hektar juga dihuni sejumlah satwa dilindungi lainya seperti penyu, rusa,
lutung, elang Jawa, merak, sedangkan untuk jenis harimau, harimau Jawa dinyatakan
telah punah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar