Tidak kurang dari 142.333 pemudik dari Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, telah
masuk Pulau Jawa melalui Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, terhitung
sejak 1 Agustus hingga 3 Agustus 2013.
Sebagian
besar pemudik tersebut memakai sepeda motor yakni berjumlah 33.502 unit dan
kendaraan roda empat sebanyak 14.587 unit. Sedangkan jumlah penumpang dari
Pelabuhan Ketapang jauh lebih sedikit yakni 58.595 orang. Sebagian besar
penumpang justru memakai kendaraan roda empat sebanyak 10.062 unit. Mereka yang
menyeberang ke Pulau Bali ini untuk berwisata.
Akibat
tingginya animo pemudik ke Jawa, jalur Denpasar-Gilimanuk, Bali, yang biasanya
sudah padat semakin padat dengan datangnya arus mudik. Ruas jalan nasional
satu-satunya di Bali itu seakan tidak mampu menampung arus lalu lintas yang
kian padat.
"Biasanya
Denpasar Gilimanuk bisa saya tempuh selama 3,5 jam, sekarang sampai lima atau
tujuh jam," kata Muhammad Ibrahim yang tinggal di Pakis Taji Banyuwangi,
Jawa Timur. "Sepeda motor membuat kami kesulitan mendahului kendaraan di
depan, akibat meningkatnya kendaraan di jalan, jadi kami harus ekstra
sabar," katanya.
Suyati,
pemudik dari Denpasar, Bali, mengatakan dia harus antre selama tiga jam untuk
bisa masuk ke kapal. Dia mudik menggunakan sepeda motor dengan tujuan Kecamatan
Genteng, Banyuwangi. "Saya antri mulai jam 12 siang sampai jam 3 sore baru
masuk kapal," kata dia saat tiba di Pelabuhan Ketapang, Ahad, 4 Agustus
2013.
Berdasarkan
pantauan kamera intai (CCTV) di pos informasi Pelabuhan Ketapang pukul 14.30
WIB, nampak antrean kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk mencapai hingga lima
kilometer. Antrean didominasi mobil dan sepeda motor. Seluruh area parkir
pelabuhan penuh dengan kendaraan roda empat.
Staf Operasi
PT ASDP Cabang Pelabuhan Ketapang, Syaffrudin, mengatakan, ada 32 kapal yang
dioperasikan hari ini. Kapal tersebut terdiri dari 17 kapal ferry dan 15 kapal
barang jenis landing craft tank. "Kita kurangi dua kapal dari hari
sebelumnya," kata dia.
Menurut dia,
kapal dikurangi karena jumlah dermaga terbatas yakni 6 unit di Pelabuhan
Ketapang dan 6 unit di Pelabuhan Gilimanuk. Sehingga apabila 34 kapal
dioperasikan seperti sehari sebelumnya, maka terjadi antrian di laut.
"Kapal harus menunggu lama untuk sandar di dermaga. Ini tidak
efektif," katanya.
Arus mudik
tahun ini diprediksi naik hingga 5% dari lebaran tahun lalu, dan puncak mudik
diperkirakan terjadi pada H-2 lebaran hingga hari H.
45 PUSKESMAS DI BANYUWANGI SIAGA
Sementara
itu, untuk memberikan pelayan kepada masyarakat, selain menempatkan petugas
medis di semua pos pengamanan arus mudik dan balik lebaran Idul Fitri tahun ini,
Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi juga menyiagakan 45 puskesmas yang ada di
Banyuwangi. Dinkes juga mengaku telah bekerjasama dengan sejumlah klinik
kesehatan, rumah sakit swasta dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Beberapa
rumah sakit yang disepakati untuk dijadikan sebagai rumah sakit rujukan
sedikitnya ada 4 unit.“Rumah Sakit besar seperti RSUD Blambangan, RSUD Genteng,
RS Al-Huda dan RS Krikilan menjadi RS rujukan,” terang (Plt) Kepala Dinkes
Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Senin
(29/7/2013).
Pria yang
akrab disapa dr Rio ini menerangkan, pada prinsipnya semua rumah sakit dan
klinik akan dilibatkan dalam pengamanan pos mudik dan balik 2013. Tidak hanya
Rumah Sakit saja, seluruh puskesmas di Kabupaten Banyuwangi akan disiagakan
selama 24 jam penuh.
Terlebih
lagi 16 puskesmas yang telah melayani rawat inap. Ke 16 puskesmas tersebut
antara lain berada di puskesmas rawat inap Wongsorejo, Bajulmati, Licin, Gitik
dan Singojuruh.
“Kemudian
puskemas rawat inap selanjutnya ada di Sumberberas, Tegaldlimo, Purwoharjo,
Benculuk, Sempu, Sepanjang, Kalibaru kulon, Kebondalem, Sambirejo dan
Pesanggaran,” urainya.
Sedangkan bagi puskesmas yang tidak memberikan layanan rawat inap, diharuskan membuat daftar pelayanan periodik yang
memberikan layanan non stop kepada masyarakat.
sumber : Tempo, Republika, Sunrise of Java, JaringNews.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar