Sebanyak 14 sekolah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,
telah ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai pilot project penerapan kurukulum
2013, yang mulai diberlakukan kemarin
secara perdana oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan
Kabupaten Banyuwangi, Suratno, menjelaskan 14 sekolah itu adalah 8 sekolah
untuk tingkat SMA dari 17 SMA di Banyuwangi dan 6 SMP dari 73 SMP.
Meski baru 14 sekolah, pihaknya tetap mensosialisiasikan
kurikulum 2013 kepada sekolah lain di seluruh Kabupaten Banyuwangi, dengan
harapan jika tahun depan ditunjuk oleh pemerintah maka sekolah sudah siap.
“Kita telah
menyiapkan program diseminasi atau penyebaran kurikulum 201 kepada semua sekolah di Banyuwangi
. Harapannya kalau ada peluang kita sudah duluan,” kata Suratno, dalam dialog
bersama Pro 3 RRI, Selasa (16/7/2013).
Di Banyuwangi, dari 14 sekolah, 2 diantaranya adalah sekolah
swasta. Suratno mengklaim
tidak ada kendala dalam penerapan kurikulum baru. Namun sejumlah sekolah
mengaku belum menerima modul dari pemerintah pusat. Seperti diketahui pada kurikulum baru ini, buku dan silabus
ditanggung oleh pemerintah pusat. “Modul sebagian sudah datang dan sebagian belum. Saya belum
cek,” ujarnya.
PGRI PESIMIS
Bertolak belakang dengan pernyataan kesiapan pemerintah menerapkan Kurikulum 2013, Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) Banyuwangi pesimistis Kurikulum 2013 akan
terlaksanakan dengan baik.
Pasalnya menurut Ketua PGRI Banyuwangi, Husin
Matamin, masa orientasi yang dilakukan pemerintah kepada guru-guru di daerahnya
sangat singkat yakni satu pekan . Selain itu, tidak semua guru diberi
pengenalan dengan Kurikulum 2013. Hal lain kata dia, pemerintah juga dinilai
tidak siap dalam menyiapkan buku-buku Kurikulum 2013.
"Sebetulnya kan persoalannya bukan pada Kurikulum 2013,
tapi bagaimana mind set dan kesipan guru karena guru-guru kita ini kan produk
lama. ketika 2005 mengangkat guru, itu kan guru bantu yang tdiak sesuai
kompetensi, penyebaran tidak sesuai tugas mengajar. saya yakin sepertinya
kurikulum ini baru bisa dilaksanakan pada 2014/2015," ucap Husim Matamin
di Program Sarapan Pagi KBR68H.
Kurikulum baru ini mulai diberlakukan Senin, 15 Juli 2013, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru. Kurikulum ini hanya diperuntukan untuk kelas I dan IV SD, kelas VII SMP dan kelas X SMA, dengan total sekolah 6 ribu di seluruh Indonesia. Kementerian Pendidikan memutuskan kurikulum baru akan diterapkan di lebih dari 6000an sekolah yang ada di 33 provinsi atau 290an kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh memantau langsung pelaksanaan pertama kurikulum 2013 di sejumlah sekolah di Yogyakarta. Kurikulum ini, kata Muhammad Nuh adalah dengan memadukan kreativitas dan moralitas.
"Kurikulum itu basisnya ada yang paling mendasar. Basis kreativitas dan moralitas. Kreativitas akan melahirkan yang namanya inovasi dan moral yang akan mengawal terhadap apa yang kita hadapi ke depan," kata M Nuh, kemarin.
Namun, penerapan kurikulum ini mendapat penolakan dari
sejumlah organisasi guru, termasuk PGRI Banyuwangi yang menolak penerapan kurikulum 2013 tahun ini. Federasi Serikat Guru Indonesia dan Federasi Guru
Independen Indonesia menilai masih banyak sekolah yang bingung menerapkan
kurikulum baru ini. Pelatihan yang hanya berlangsung selama lima hari juga tak
cukup.
sumber : RRI, Portal KBR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar