Dengan diikutkan asuransi, penambang akan semakin nyaman bekerja, semakin sejahtera. Dengan demikian, timbul rasa kepemilikan atau sense of belonging yang kuat dari mereka untuk sama-sama merawat dan mengembangkan kawasan wisata Kawah Ijen.
Berbagai upaya dilakukan
untuk mengangkat potensi Kawah Ijen sebagai salah satu wisata unggulan
Banyuwangi. Tak hanya melibatkan dinas pariwisata setempat, Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi juga menggandeng para penambang belerang untuk
bersama-sama dilibatkan dalam pengembangan pariwisata Kawah Ijen Banyuwangi.
Hal ini dilakukan Pemkab
Banyuwangi untuk menjaga agar keseimbangan alam dan para warga sekitar tetap
terjaga. Agar nantinya pariwisata juga mampu meningkatkan ekonomi warga sekitar
yang berprofesi sebagai penambang belerang yang sehari-harinya beraktifitas di
kawah tersebut. Hubungan simbiosis mutualisme tersebut diwujudkan dengan
mengikutsertakan para penambang menjadi peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek).
"Kami memaksa PT
Candi Ngrimbi (perusahaan pertambangan belerang yang beroperasi di Kawah Ijen)
agar mengasuransikan para penambang. Saya tegaskan, kalau tidak diasuransikan,
tidak akan saya perpanjang izinnya. Alhamdulillah hari ini 260 penambang resmi
diasuransikan," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat memberikan
kartu kepesertaan Jamsostek kepada para penambangan di lereng Gunung Ijen,
Selasa (2/7).
Adanya asuransi ini,
selain memberi jaminan kenyamanan dan keselamatan kerja, juga akan semakin
menumbuhkan semangat para penambang untuk memiliki rasa kepedulian terhadap
lingkungan tempat bekerjanya.
"Dengan diikutkan
asuransi, penambang akan semakin nyaman bekerja, semakin sejahtera. Dengan
demikian, timbul rasa kepemilikan atau sense of belonging yang kuat dari mereka
untuk sama-sama merawat dan mengembangkan kawasan wisata Kawah Ijen," ujar
Anas.
Kepala Kantor PT
Jamsostek (Persero) Cabang Banyuwangi, Nurdinsyah, mengatakan, dengan premi
sebesar Rp 18.666 per bulan, para pekerja sektor informal tersebut akan
mendapatkan jaminan keamanan dan perlindungan terhadap risiko-risiko sosial
ekonomi saat melakukan kerjanya. Misalnya, kecelakaan, sakit, hingga meninggal
dunia.
"Mereka akan
mendapatkan klaim sesuai aturan yang ditetapkan asuransi," kata Nurdin.
Khusus untuk klaim
kecelakaan kerja, kata Nurdin, PT Jamsostek akan memberikan klaim sebesar Rp 20
juta kepada peserta. Sementara untuk kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya
nyawa mendapat ganti 48 x upah mereka selama satu bulan. Selain juga akan
mendapatkan biaya pemakaman sebesar Rp 2 juta dan santunan berkala sebesar Rp
200 ribu per bulan selama dua tahun.
JADIKAN PENAMBANG
SEBAGAI PEMANDU WISATA
Selain asuransi, para penambang juga akan dilibatkan sebagai
pemandu wisata. Para penambang belerang tersebut akan diberi seragam dan
fasilitas lain sebagai pemandu wisata, termasuk dikursuskan bahasa
Inggris agar dapat memberi pelayanan maksimal kepada para
wisatawan asing dan domestik.
"Kawah Ijen semakin banyak dikunjungi wisatawan asing, jadi
para penambang nanti bisa ikut menjadi pemandu setelah kami beri kursus bahasa
Inggris," ujar Anas yang juga mantan anggota DPR tersebut.
Lebih lanjut Anas mengatakan, masyarakat lokal tidak hanya
dijadikan sebagai obyek turistik belaka, melainkan disiapkan menjadi
wirausahawan, penyedia jasa, sekaligus diberdayakan sebagai pekerja.
Selain itu, masyarakat lokal juga akan dilatih membuat
kerajinan/suvenir, memasak kuliner khas lokal untuk dijual, menyediakan kamar
untuk tempat menginap, mengajarkan budaya dan kearifan lokal, sekaligus belajar
pada wisatawan tentang hal-hal baru.
"Bahkan hotel-hotel baru di Banyuwangi kami wajibkan membuka
ruang bagi masyarakat lokal untuk memasok kebutuhan alat mandi hingga bumbu
masak," jelas Anas.
Banyuwangi ingin mewujudkan community based tourism (pariwisata
berbasis masyarakat), dengan mendorong masyarakat untuk sama-sama memiliki
sehingga akan muncul kepedulian yang kuat demi kemajuan perekonomian rakyat.
"Ini
adalah bagian dari visi Banyuwangi mewujudkan community based tourism
(pariwisata berbasis masyarakat). Kebijakan besarnya adalah mendorong interaksi
antara masyarakat lokal dan wisatawan," jelas Anas.
Dengan
visi tersebut, masyarakat lokal tidak hanya menjadi obyek turistik melainkan
ada upaya untuk entrepreneur dan sekaligus diberdayakan dengan menjaga kearifan
lokal.
Untuk mengembangkan
kawasan Kawah Ijen, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan dana Rp 4 miliar yang
antara lain digunakan untuk penyediaan air bersih dan fasilitas listrik. Akses
jalan menuju kawasan wisata tersebut juga telah diperbaiki.
Kawah Ijen merupakan
kawasan pegunungan dengan ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Tak hanya panorama keindahan alamnya yang indah, Kawah ini juga memancarkan api
biru (blue fire) saat menjelang pergantian malam dan pagi atau waktu-waktu
sekitar dinihari. Fenomena api biru ini tercatat hanya ada dua di dunia, selain
di Pegunungan Alaska.
sumber : Okezone, BeritaSatu, Whatindonews
Demikianlah info KEMBANGKAN WISATA IJEN, PENAMBANG DIASURANSIKAN DAN DILATIH JADI PEMANDU WISATA
Terima kasih telah berkunjung ke Info Banyuwangi,
semoga bermanfaat bagi Anda.
0 Response to "KEMBANGKAN WISATA IJEN, PENAMBANG DIASURANSIKAN DAN DILATIH JADI PEMANDU WISATA"