Bagi sebagian orang,
bekerja di luar negeri memang menjanjikan penghasilan yang lebih besar
dari gaji yang diterima bekerja di dalam negeri. Tidak bisa dipungkiri, bekerja
di luar negeri masih menjadi dambaan dan tumpuan harapan banyak anak bangsa
ini. Iming-iming gaji yang tinggi dan niatan mengubah nasib sering menjadi
motivasi utama para TKI berburu peces di negeri orang. Karena
meskipun terselip kisah sedih dan derita yang dialami TKI, lebih banyak
terdengar kisah sukses TKI yang bekerja di luar negeri. Secara umum, kehidupan
mantan TKI lebih baik dari sebelumnya. Dengan bekal pendidikan yang relatif
rendah, para TKI berpeluang memperoleh penghasilan yang jauh lebih besar
dibandingkan bekerja di negeri sendiri.
Misalnya pengalaman Siti
Nur Aisya yang bekerja
menjadi penata laksana rumah tangga di Taiwan memang cukup menyenangkan,
sebagaimana dilansir situs Republika. Selain bergaji lumayan mencapai Rp 4
juta per bulan, bekerjanya lebih ringan, mereka pun diberlakukan dengan baik.
Mereka mendapat libur secara rutin. Selain itu setiap pekan para TKI menggelar
pengajian.
''Bahkan sambil kerja kami bisa mendengarkan tausiyah melalui telepon. Kalau malam hari kami juga bisa mengarkan orang mengaji. Kelompok pengajian kami malah kerap mengudang dai kondang seperti Ustaz Jefri Al Buchori, Neno Warisman, penyanyi Opick dan Sulis. Bahkan kyai dari kampung kami sendiri kerap diundang ke sana," tegas Nur.
Senada dengan Nur, mantan TKI lainnya, Yenny, selain berpenghasiln lumayan kehidupan dan keseharian TKI diperantauan cukup terjaga. Mereka juga bisa beribadah dengan leluasa. Pihak majikan tidak menghalangi mereka ketika hendak melakukan shalat atau mengadakan pengajian. Jadi kebanyakan mereka betah bekerja di Taiwan.
"Saya hanya tahan dua tahun kerja di Arab Saudi. Di Taiwan saya malah kerja sampai enam tahun. Di sana enak. Bisa pergi bebas ke mana-mana. Beda dengan di Arab yang dilarang pergi dan dikaji jauh lebih kecil. Saya ingin balik ke Taiwan lagi, tapi suami sudah tak mengizinkan," kata Yenny.
Yenny mengaku sebagai hasil kerja di Taiwan dirinya kini sudah bisa membangun rumah permanen. Beberapa bidang lahan sawah yang cukup luas juga sudah terbeli. Kini bersama suaminya tengah merintis kerja wirsawasta.
Maka tidak heran jika kiriman dari para
TKI ini terhitung besar nilainya, dan berpengaruh terhadap perekonomian daerah
asal mereka. Berkat remitansi ini mampu menggerakkan roda perekonomian daerah.
Bahkan di beberapa daerah yang menjadi kantung TKI, masuknya kiriman uang dari
luar ini benar-benar dirasakan pengaruhnya bagi kegairahan kegiatan ekonomi
daerah.
Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat
jumlah pengiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sekira
Rp100 triliun per tahun. Nilai itu tentu bisa memacu kehidupan ekonomi di
daerah. Untuk Banyuwangi
sendiri, tahun 2012 jumlah remitansi (kiriman uang) TKI Banyuwangi mencapai
sekitar Rp 6,254 miliar. Jumlah ini masih kecil dibandingkan jumlah remitansi yang masuk ke Kabupaten
Blitar sebesar Rp50 miliar tahun lalu.
Maka tidak berlebihan jika TKI mendapat
julukan sebagai Pahlawan Devisa. Mereka bukan saja berjasa bagi
keluarganya, tetapi juga
mampu menggerakkan roda perekonomian di daerah melalui remitansi (pengiriman
uang) mereka.
Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat
gaji yang akan diterima oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan
mencapai Rp22 juta per bulan.
"Yang Government to Government (G to G) ke Korea Selatan akan mendapatkan gaji sebesar 1,01 juta won sampai dengan 2,2 juta won atau setara Rp10 juta sampai Rp22 juta," kata Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat di Gedung KITCC, Ciracas, Jalan Penganten Ali, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Jumhur menambahkan, untuk G to G ke Jepang, para TKI yang menjadi Nurse mendapatkan gaji sebesar 200 ribu yen setara Rp20 juta dan untuk careworker 150 ribu yen setara Rp15 juta.
Sedangkan untuk TKI ke Taiwan, mendapatkan gaji sebesar 19.047 won setara Rp6 juta. Afrika (Geunia Equatorial) mendapatkan USD500-USD1.200 setara Rp4,5 hingga Rp10,8 juta.
"Dan untuk TKI ke Zambia mendapatkan USD650 setara Rp6,5 juta, lalu Papua Nugini sebesar USD400-USD2.000 setara Rp3,6 juta hingga Rp18 juta," jelasnya.
Zumhur mengatakan, untuk TKI yang ke Myanmar mendapatkan gaji sekitar Rp4 juta hingga Rp10 juta. Kemudian untuk Amerika mendapatkan gaji USD500-USD1.900 setara Rp4,5 juta hingga Rp17 juta.
"Sedangkan yang ke Eropa dari pihak swasta PT KSM Indonesia mendapatkan USD285 - 2.200 setara Rp2,5 juta hingga Rp18,8 juta dan untuk yang ke Eropa dari PT Korin Global Mandiri mendapatkan USD850 - 1.500 setara Rp7,6 juta hingga Rp13,5 juta," ucap Jumhur.
Di samping Gaji yang diterima, TKI juga diberikan Fasilitas seperti Asrama, Uang, Lembur, Cuti dan Asuransi Tenaga Kerja.
"Yang Government to Government (G to G) ke Korea Selatan akan mendapatkan gaji sebesar 1,01 juta won sampai dengan 2,2 juta won atau setara Rp10 juta sampai Rp22 juta," kata Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat di Gedung KITCC, Ciracas, Jalan Penganten Ali, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Jumhur menambahkan, untuk G to G ke Jepang, para TKI yang menjadi Nurse mendapatkan gaji sebesar 200 ribu yen setara Rp20 juta dan untuk careworker 150 ribu yen setara Rp15 juta.
Sedangkan untuk TKI ke Taiwan, mendapatkan gaji sebesar 19.047 won setara Rp6 juta. Afrika (Geunia Equatorial) mendapatkan USD500-USD1.200 setara Rp4,5 hingga Rp10,8 juta.
"Dan untuk TKI ke Zambia mendapatkan USD650 setara Rp6,5 juta, lalu Papua Nugini sebesar USD400-USD2.000 setara Rp3,6 juta hingga Rp18 juta," jelasnya.
Zumhur mengatakan, untuk TKI yang ke Myanmar mendapatkan gaji sekitar Rp4 juta hingga Rp10 juta. Kemudian untuk Amerika mendapatkan gaji USD500-USD1.900 setara Rp4,5 juta hingga Rp17 juta.
"Sedangkan yang ke Eropa dari pihak swasta PT KSM Indonesia mendapatkan USD285 - 2.200 setara Rp2,5 juta hingga Rp18,8 juta dan untuk yang ke Eropa dari PT Korin Global Mandiri mendapatkan USD850 - 1.500 setara Rp7,6 juta hingga Rp13,5 juta," ucap Jumhur.
Di samping Gaji yang diterima, TKI juga diberikan Fasilitas seperti Asrama, Uang, Lembur, Cuti dan Asuransi Tenaga Kerja.
Dari informasi tersebut jelas terlihat gaji TKI di luar negeri
jauh lebih besar dari gaji yang bisa didapatkan dengan bekerja di negeri
sendiri. Jadi tidak salah jika menjadi TKI adalah pilihan yang cukup rasional.
Yang penting gunakan jalur yang resmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar