AZWAR ANAS : BIMBINGAN KONSELING MENJADI INSTRUMEN PENTING KURIKULUM 2013

Bimbingan Konseling (BK) dipandang sebagai instrumen yang penting dalam kurikulum 2013. Bahkan dikatakan pula sebagai item penentu pembentukan karakter anak-anak Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika membuka Seminar Nasional & Workshop ‘Orientasi dan Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum tahun 2013’,  yang digelar dua hari di Kampus Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) pada Sabtu (8/6).

Menurut Bupati Anas, problem anak sekolah saat ini banyak. Selain dihadapkan pada permasalahan diantara teman sebaya, kejenuhan terhadap pelajaran atau cara mengajar guru, dan masalah keluarga, mereka juga dihadapkan pada moralitas di tengah masyarakat yang semakin terdegradasi. Belum lagi incaran bahaya narkoba dan HIV/AIDS. “Karena itu, sekaranglah saatnya harus ada revitalisasi guru BK di sekolah-sekolah. Jangan lagi beranggapan guru BK adalah guru buangan yang dimanfaatkan untuk menghadapi anak-anak bermasalah. Stigma guru BK yang menakutkan juga harus dihilangkan,”ujar Bupati.

Dan untuk mewujudkan hal itu, dengan tegas Bupati Anas meminta agar guru BK harus mampu membangun komunikasi yang humanis dengan siswa-siswi di sekolah. Bahkan untuk menghilangkan kesan seram pada ruangan BK pun, Bupati minta agar tata ruangan BK diatur senyaman mungkin dan dicat dengan warna yang friendly. “Yang tak boleh dilupakan, guru BK perlu penguatan kembali terkait IT (Information Technology,Red). Kalau perlu harus punya akun twitter atau facebook untuk sekedar menyapa seluruh siswanya, tak hanya menyelesaikan masalah lewat face to face saja,”tandas Bupati. 

Melalui media seminar ini, Bupati juga meminta pada para nara sumber untuk mengontrol para peserta seminar agar tak terjadi pergeseran orientasi pada mahasiswa, guru atau pun pegawai. Yakni orientasi untuk mendapatkan gelar kesarjanaan yang tak berbanding lurus dengan kualitas keilmuan. “Jangan hanya sekedar mengejar gelar kesarjanaan saja, tapi tingkatkan mutu keilmuannya dan perbaiki terus karakter masing-masing pribadi,”pinta Bupati.

Menurut Anas, sejak 1,5 tahun ini, Pemkab Banyuwangi telah melakukan diskusi dengan Dinas Pendidikan dan kepala sekolah untuk menyikapi hasil penelitian yang mengatakan jika kenakalan anak terjadi antara di rumah dan sekolah. Berbagai kasus yang muncul anak tidak memiliki tempat untuk mencurahkan masalah. “Untuk itu, saya mendukung jika peran BK harus segera direvitalisasi. Diharapkan peran BK dapat membangun komunikasi yang baik dengan siswa,” jelas Anas.

Seminar yang dibuka langsung oleh Bupati Abdullah Azwar Anas itu juga dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Drs Sulihtiyono, Rektor Uniba Drs H Teguh Sumarno, serta pejabat rektorat Uniba. Sementara nasa rumber yang hadir adalah Prof Dr Prayitno, Dr Marjohan, Dr Riska Ahmad.

Dalam sambutannya, Rektor Uniba Drs H Teguh Sumarno menjelaskan tantangan yang harus segera diluruskan adalah seharusnya guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah adalah konselor yang mendidik, bukan dianggap sebagai momok yang ditakuti oleh siswa. “Peran guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 akan semakin penting,” katanya. Menurut Teguh, guru BK memiliki tugas untukmemberikan pendampingan secara intensif kepada  siswa.

Diharapkan, siswa dapat memilih sesuai dengan kemampuan, bakat, serta minatnya. Tidak hanya itu, seminar yang diikuti lebih dari 400 peserta yang terdiri dari dosen, guru, konselor profesional, kepala dan pengawas sekolah, serta mahasiswa ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang posisi BK dalam kurikulum 2013, mengembangkan wawasan dan meningkatkan kompetensi konselor dalam menghadapi kurikulum 2013, mengetahui fungsi dan peran BK dalam kurikulum 2013, dan menjadikan kurikulum 2013 sebagai momentum untuk semakin mengukuhkan BK sebagai sebuah profesi yang mapan.

“Dalam kesempatan ini, Uniba akan bertekad untuk memberikan pendampingan terhadap guru BK. Hal ini dibuktikan dengan kesepakatan dengan Universitas Padang. Dan di Jawa Timur, kampus yang memberikan pendampingan BK ini hanya ada di Uniba,” jelas Rektor yang hobi bermain bulutangkis itu.

Sementara itu dalam paparannya, Prof Dr Prayitno mengatakan, tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya. Dalam hal ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat, berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.


“Dengan demikian peserta dapat mengetahui bagaimana guru BK memberikan pendampingan dan arahan kepada siswa secara berkelanjutan, bagaimana guru BK mengidentifi – kasi apa yang diminati dan masalah yang dihadapi siswa, serta bagaimana metode monitoring dan konseling yang seharusnya dilakukan sesuai kurikulum baru ini,” katanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard