Sensasi berselancar di atas ombak (surfing) kini tidak hanya
bisa didapatkan di pantai-pantai di Pulau Bali. Banyuwangi pun kini menyediakan
pantai yang tak kalah indah dan menantang ombaknya. Minggu (26/5) melalui event
Banyuwangi International Surfing Competition (BISC) 2013 di Pantai Pulau Merah
(Red Island), Banyuwangi unjuk kesiapan untuk menjadi pesaing kuat dalam
menggaet wisatawan surfing dari mancanegara.
Saat kompetisi surfing terbesar itu berlangsung, perhatian
masyarakat sangat besar. Wisatawan lokal dan mancanegara memadati kawasan
tersebut selama tiga hari penyelenggaraan (24-26 Mei). Sebanyak 25 peselancar
dari 18 negara berkompetisi bersama ratusan atlet lokal dan nasional dari
Indonesia. Manuver-manuver para peselancar itu membuat penonton berdecak kagum.
Terutama ketika mereka lolos dari gulungan ombak dan menciptakan lompatan
indah.
Meski baru kali pertama, antusiasme sangat terasa baik di
kalangan peserta maupun masyarakat Kecamatan Pesanggaran, lokasi Pantai Pulau
Merah. Masyarakat selalu memberikan sambutan saat para surfer dari Australia,
Amerika Serikat, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, dan Jerman berunjuk
kebolehan. Sambutan meriah juga ditujukan kepada peserta dari Italia, Swedia,
Brasil, Portugal, Prancis, Austria, Belanda, dan Afrika Selatan.
Keramahan masyarakat lokal dan potensi besar Red Island itu
diakui surfer dari Australia, Dave Davidson. Pria yang pernah berkeliling dunia
mengikuti kompetisi surfing ini memuji karakteristik Pantai Pulau Merah. Khususnya,
tekstur pantai dan gelombangnya.
"The Beach is beautiful (Pantainya indah sekali, Red).
Gelombangnya sangat cocok untuk surfing. Masyarakatnya pun sangat ramah
terhadap orang asing seperti saya. Jadi betah berselancar di sini," ujar
Davidson. "Red Island layak menghelat kompetisi surfing berskala
internasional berikutnya," lanjutnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memang punya misi
khusus dalam penyelenggaraan BISC 2013. Dia ingin Pantai Pulau Merah (Red
Island) menjadi pilihan baru pariwisata di Banyuwangi. Masyarakat sekitar pun
tidak perlu dirugikan karena mendapat dampak positif langsung, baik dari segi
akomodasi dan transportasi.
"Red Island kami kembangkan dengan konsep ekowisata.
Yang di dalamnya melibatkan partisipasi warga, seperti penyediaan kamar atau
penyewaan kendaraan," ujar bupati muda dan energik itu. "Sinergi ini
diharapkan mampu memajukan pariwisata Banyuwangi yang sangat beragam. Yang
penting, kami tidak menggantungkan APBD dalam pengembangan ini," lanjutnya.
Sebelumnya, Kabupaten Banyuwangi juga sukses mewujudkan
sport tourism lewat kompetisi balap sepeda berskala internasional, Tour de
Ijen. Banyuwangi sendiri memiliki triangle diamond dengan kekayaan wisata alam
luar biasa. Mulai Kawah Ijen, Pantai Sukamade, hingga Taman Nasional Alas
Purwo. Perpaduan lengkap antara dataran tinggi, pantai, dan kawasan hutan itu
merupakan kekayaan flora dan fauna tak ternilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar