Pedas, namun rasanya yang begitu menggoda membuat
sayur koro warung Lya tetap dicari pecinta kuliner. Masakan andalan warung yang
ada di Desa/Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi ini memakai resep rahasia tiga
generasi.
"Kami bisnis kuliner sayur koro pedas ini
resepnya dari nenek saya, sudah sejak 1970," kata pemilik rumah makan Lya,
Hery Sampurno, saat ditemui detikcom di warungnya, Kamis (9/5/2013).
Rasa khas pedas sayur koro ini dihasilkan dari
rempah-rempah khusus sebagai bumbunya. Dimasak dalam olahan bersantan bercampur
tahu yang dipotong dadu. Santannya pun berwarna kemerahan keruh. Biasanya
disajikan dengan nasi lalapan yang lauknya banyak pilihan.
Saat disantap, rasa pedasnya sungguh menyengat di
dalam mulut dan menggugah nafsu makan. Rasa gurih, pedas dan rasa bumbunya yang
kuat menjadi satu di dalam mulut. Hemm... Rasa yang khas. Dan selanjutnya
dijamin keringat akan segera bercucuran dari wajah.
"Lauknya kita sediakan ikan wader, paru sapi,
ayam kampung atau udang," tambahnya.
Hery menjelaskan, rahasia dari rasa kulinernya
tersebut ada di bumbu hasil karya neneknya. Bumbu itu sendiri sudah berusia
tiga generasi dan hingga kini tetap dipertahankan. Sayur koro pedas menjadi
andalan dirumah makannya yang membuat tetap bertahan hingga saat ini.
Pelanggannya pun mulai dari sopir truk lintas
batas, hingga para pejabat pemerintahan.
Setiap harinya, rata-rata sayur koro yang dimasak
mencapai 10 kilogram (Kg). Sekali olahan itu, dibutuhkan 100 ekor ayam sebagai
kaldu dan 3,5 Kg cabe rawit. Proses memasaknya bisa mencapai 3 jam. Hery
mengungkapkan, semakin lama dimasak maka rasanya bertambah enak.
"Satu porsi sayur koro Rp 20 ribu,"
tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar