Wagini,
warga yang tinggal di sekitar Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur
mendadak terkenal. Video dirinya saat tampil di salah satu stasiun televisi
swasta diunggah di Youtube dan disaksikan puluhan ribu orang dalam waktu
singkat.
Tayangan
Bukan Empat Mata di stasiun televisi nasional Trans 7 pada 10 Mei 2013 lalu agaknya
mengundang perhatian banyak kalangan. Terutama untuk segmen Wagini si anak
genderuwo, berbagai cuplikan video-nya pun mulai marak di YouTube.
Menurut
pantauan merdeka.com (12/5), hingga berita ini dimuat, setidaknya sudah ada
lebih dari 20 an video yang menayangkan acara yang dipandu oleh Tukul Arwana
ini. Hal ini belum termasuk berbagai video amatir yang mencoba menggali kisah
kehidupan Wagini.
Adapun
video ini sendiri pertama kali diketahui terunggah oleh ID YouTube, Kevin
Kaskus. Sejak diunggah hingga saat ini, video tersebut sudah dilihat sebanyak,
79 ribu kali. Angka yang cukup besar untuk video YouTube dengan cakupan pemirsa
nasional.
Pada
tayangan disalah satu Tv swasta pada Jum`at malam, yang juga dihadiri oleh
tokoh Supranatural Ki Ageng Kiwi dan Seorang Tokoh Supranatural Wanita yang
juga sebagai Ibu Asuh Wagini, membahas tentang Ganderuwo dan adat
kebiasaannya. Ki Ageng Kiwi memaparkan bahwasanya dia telah berjumpa dengan
anak Ganderuwo yang bernama WAGINI dan telah mengangkatnya sebagai anak.
Asal
muasalnya si anak Ganderuwo ini adalah hasil hubungan badan antara Bapak
Ganderuwo dengan seseorang kembang desa disuatu desa terpencil di daerah Jawa.
Kebetulan
suami si wanita sering pergi keluar kota, jadi disuatu malam tiba-tiba sang
suami pulang dan langsung mengajak si istri berhubungan badan berkali kali,
tetapi disaat hari menjelang pagi sang suami yang sebenarnya pulang dan
mengajak berhubungan tetapi si istri menolak ” kan semalam kamu sudah menggauli
aku mas, bahkan sampai tujuh kali!” seru sang istri.
Dengan
wajah yang kesal si suaminya pun marah ” apa kau bilang aku yang melakukannya,
dasar kau wanita murahan tak sudi aku melihat wajahmu lagi pergi kau dari
sini!!!” hardik sang suami. Akhirnya sang istripun pergi dan tinggal ditempat
orang tuanya.
Hari
belalu begitu cepat sampai akhirnya kandungan wanita itupun membesar dan
lahirlah seorang anak yang sangat aneh wajahnya buruk sekali dengan tubuh yang
ditumbuhi bulu-bulu yang lebat, sang ibu yang pada mulanya masih mengasuh
putranya sampai sekitar 5 tahun dan anak tersebut tumbuh sangat cepat dari anak
seusianya dengan porsi makan yang banyak sang ibu tidak tahan lagi dan mulai
memaki anaknya dan sampai memukul sang anak tapi tiba-tiba muncul sosok Bapak
Ganderuwo dengan wujud aslinya yang sangat menakutkan dengan tinggi tiga meter
dengan wajah marah membawa anak tersebut pergi.
Saat
ini Wagini diasuh oleh seorang Eyang wanita yang bernama Eyang Ratih, dan sang
Eyang memang telah dipertemukan oleh Tuhan sebagai Ibu asuh Wagini, dan dapat
berkomunikasi dengan Wagini dengan bahasa gaib. Bukan Wagini saja yang diasuh
sang Eyang ada juga Manusia Kepiting yang dijumpai di pulau Makasar, memang
wujudnya seperti kepiting dengan capit di kedua tangannya dan di badannya ada
bulatan. Konon manusia kepiting tersebut adalah seorang pangeran kepiting.
Menurut
Eyang Ratih, Wagini ini masih berumur bulanan hitungan di alam gaib walau
tampak seperti orang dewasa di dunia Nyata, tampak jelas giginya belum tumbuh
yang ada cuma gusi saja. Eyang juga memaparkan pertemuannya dengan wagini
disaat dia pergi kesalah satu hutan dan melihat wagini sedang membawa kayu di
hutan, banyak orang ketakutan melihat Wagini. Karena merasa Iba saya menemuinya
dan akhirnya sampai saat sekarang dia ikut saya dan saya asuh bersama
teman-teman sebangsanya di kediaman saya.
PERTEMUAN
WAGINI DENGAN EYANG RATIH
Bisikan
gaib menjadi pintu masuk bagi Eyang Ratih untuk bertemu dengan Wagini anak
genderuwo asal Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Kala itu Wagini yang berusia
12 tahun hidup seorang diri.
Pedangdut yang juga praktisi supranatural Ageng Kiwi mengisahkan jika Eyang Ratih sering mendapat perintah untuk mendatangi tempat-tempat tertentu seperti gunung dan hutan. Di tempat-tempat itu Eyang Ratih bersemedi untuk memohon petunjuk.
"Pas ke Banyuwangi, kampung Wagini, eyang lihat sosok manusia aneh tidak bisa ngomong," ujar Ageng kepada merdeka.com, Senin (13/5).
Pada Jumat (10/5), Ageng Kiwi tampil dalam acara Bukan Empat Mata di Trans 7 bersama Wagini dan pengasuhnya Eyang Ratih. Kini, video acara itu paling banyak dicari orang di situs berbagi video YouTube.
Awal bertemu, kata Ageng, Eyang Ratih mengira Wagini adalah mahluk halus, sehingga dibacakan sejumlah ayat suci Alquran. Tetapi Wagini tetap tidak mau pergi, malahan memberi sinyal ingin terus ikut Eyang Ratih.
"Wagini nangis minta ikut. Eyang melihat kalau Wagini anak baik," tuturnya.
Menurut Ageng, Eyang Ratih yang memiliki nama asli Tuti memang memiliki kelebihan spiritual seperti mengobati orang sakit. Dengan kelebihan itu, Eyang Ratih dengan telaten mengasuh dan mengajari Wagini.
"Sudah hampir 15 tahun Wagini diasuh oleh Eyang Ratih," tandasnya.
Pedangdut yang juga praktisi supranatural Ageng Kiwi mengisahkan jika Eyang Ratih sering mendapat perintah untuk mendatangi tempat-tempat tertentu seperti gunung dan hutan. Di tempat-tempat itu Eyang Ratih bersemedi untuk memohon petunjuk.
"Pas ke Banyuwangi, kampung Wagini, eyang lihat sosok manusia aneh tidak bisa ngomong," ujar Ageng kepada merdeka.com, Senin (13/5).
Pada Jumat (10/5), Ageng Kiwi tampil dalam acara Bukan Empat Mata di Trans 7 bersama Wagini dan pengasuhnya Eyang Ratih. Kini, video acara itu paling banyak dicari orang di situs berbagi video YouTube.
Awal bertemu, kata Ageng, Eyang Ratih mengira Wagini adalah mahluk halus, sehingga dibacakan sejumlah ayat suci Alquran. Tetapi Wagini tetap tidak mau pergi, malahan memberi sinyal ingin terus ikut Eyang Ratih.
"Wagini nangis minta ikut. Eyang melihat kalau Wagini anak baik," tuturnya.
Menurut Ageng, Eyang Ratih yang memiliki nama asli Tuti memang memiliki kelebihan spiritual seperti mengobati orang sakit. Dengan kelebihan itu, Eyang Ratih dengan telaten mengasuh dan mengajari Wagini.
"Sudah hampir 15 tahun Wagini diasuh oleh Eyang Ratih," tandasnya.
PENDAPAT
PROF. WIMPIE PANGKAHILA
Guru besar dari Departemen Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Wimpie Pangkahila menyangkal semua cerita itu. Dia menjelaskan, tidak mungkin ada anak genderuwo yang disebut-sebut buah hubungan percintaan antara manusia dengan genderuwo.
"Kalau orang mirip genderuwo iya. Saya kira berita itu tidak benar, itu pembodohan," katanya ketika dihubungi merdeka.com, Senin (13/5).
Wimpie menjelaskan, tidak pernah ada cerita secara ilmiah bahwa genderuwo memiliki anak hasil hubungan badan dengan manusia. Kemungkinan yang ada, kata dia, anak itu mungkin cacat fisik, berwajah buruk, kurang gizi atau memiliki kelainan fisik.
"Nah itu lho yang saya kira sangat membodohi masyarakat. Kasihan dia," tandasnya.
Guru besar dari Departemen Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Wimpie Pangkahila menyangkal semua cerita itu. Dia menjelaskan, tidak mungkin ada anak genderuwo yang disebut-sebut buah hubungan percintaan antara manusia dengan genderuwo.
"Kalau orang mirip genderuwo iya. Saya kira berita itu tidak benar, itu pembodohan," katanya ketika dihubungi merdeka.com, Senin (13/5).
Wimpie menjelaskan, tidak pernah ada cerita secara ilmiah bahwa genderuwo memiliki anak hasil hubungan badan dengan manusia. Kemungkinan yang ada, kata dia, anak itu mungkin cacat fisik, berwajah buruk, kurang gizi atau memiliki kelainan fisik.
"Nah itu lho yang saya kira sangat membodohi masyarakat. Kasihan dia," tandasnya.
sumber : Merdeka.com, Forum Viva
jadi pengen kenalan ma wagini,,,hhheee,,,
BalasHapusAdueeh ada saja dunia, . .
BalasHapusmemaang als purwo sebuah alas yg sangat keramat dan angker banyak manusia yg tirakat d sana bukan dari banyuwangi saja tapi dari luar jawa. terserah apa niatnya mereka tirakat mungkin ingin sakti.,ingin kaya,atau apalah ,tapi kalau menurutku mimtala pada yg menciptakan langit dan bumi jangan kpd jin itu sama halmya musrik.,
BalasHapusmirp ya
BalasHapushmm... aneh :v
BalasHapusNgapusi
BalasHapus